Bendungan Temef: Harapan Swasembada Pangan dan Destinasi Wisata Baru NTT
Gubernur NTT berharap Bendungan Temef, bendungan terbesar di NTT, dioptimalkan untuk mendukung swasembada pangan dan menjadi destinasi wisata baru guna menggerakkan ekonomi masyarakat.

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena, Minggu lalu meninjau Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Kunjungan tersebut dilakukan setelah peresmian bendungan terbesar di NTT ini oleh Presiden Joko Widodo pada Oktober 2024. Gubernur berharap Bendungan Temef, yang pembangunannya menelan biaya Rp2,7 triliun, dapat dioptimalkan untuk mendukung swasembada pangan dan juga dikembangkan sebagai destinasi wisata.
Bendungan Temef terletak di Desa Oenino, Desa Pane Utara, Kecamatan Oenino, dan Desa Konbaki, Kecamatan Polen. Dengan panjang puncak 535 meter dan tinggi 54,35 meter, bendungan ini memiliki luas genangan 297,78 hektare dan mampu menampung air hingga 45,78 juta meter kubik. Potensi besar ini diharapkan mampu mengatasi permasalahan pangan di NTT.
Menurut Gubernur Melki, optimalisasi Bendungan Temef sangat penting untuk mendukung visi pemerintah menjadikan NTT sebagai basis pertanian nasional. Dengan sistem irigasi yang memadai, air yang ditampung saat musim hujan dapat dialirkan ke sawah-sawah petani, sehingga meningkatkan produktivitas pertanian dan berkontribusi pada swasembada pangan. "Pembangunan Bendungan Temef juga harus dimaksimalkan dengan jaringan irigasinya," tegas Gubernur Melki.
Potensi Wisata dan Peningkatan Ekonomi
Selain untuk ketahanan pangan, Gubernur Melki juga mendorong pengembangan Bendungan Temef sebagai destinasi wisata. Hal ini diyakini dapat menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar melalui sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dengan keindahan pemandangan bendungan, diharapkan dapat menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Gubernur menambahkan bahwa jika pengembangan sektor pariwisata di sekitar Bendungan Temef berjalan baik, maka sektor UMKM akan turut berkembang. Oleh karena itu, pemerintah daerah, pemerintah Kabupaten TTS, dan masyarakat setempat perlu mempersiapkan diri sejak dini untuk menyambut wisatawan. Fasilitas dan infrastruktur pendukung perlu disiapkan untuk memberikan pengalaman wisata yang menyenangkan bagi para pengunjung.
Dengan potensi yang dimilikinya, Bendungan Temef diharapkan mampu memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat NTT, baik dari segi ketahanan pangan maupun peningkatan ekonomi melalui sektor pariwisata. Persiapan yang matang dan pengelolaan yang optimal menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan harapan tersebut. "Hal ini sesuai dengan visi pemerintah menjadikan NTT sebagai basis pertanian nasional," ujar Gubernur Melki.
Pemerintah daerah juga perlu memastikan pengelolaan bendungan dilakukan secara berkelanjutan dan memperhatikan aspek lingkungan. Dengan demikian, manfaat Bendungan Temef dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Infrastruktur Pendukung Bendungan Temef
- Panjang puncak bendungan: 535 meter
- Tinggi bendungan: 54,35 meter
- Luas genangan: 297,78 hektare
- Kapasitas tampungan air: 45,78 juta meter kubik
Keberadaan Bendungan Temef diharapkan tidak hanya meningkatkan produksi pertanian, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat melalui pengembangan sektor pariwisata. Dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, potensi Bendungan Temef dapat dimaksimalkan untuk kesejahteraan masyarakat NTT.