Ngada, NTT: Potensi Besar Jadi Lumbung Pangan Nasional
Gubernur NTT, Melki Laka Lena, optimis Kabupaten Ngada dapat menjadi daerah swasembada pangan berkat dukungan pemerintah pusat dan potensi sumber daya alam yang memadai.

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena, menyatakan keyakinannya bahwa Kabupaten Ngada memiliki potensi besar untuk menjadi daerah swasembada pangan. Pernyataan ini disampaikan setelah kunjungan kerja beliau ke Ngada untuk meninjau potensi pengembangan lahan guna ketahanan pangan daerah tersebut. Kunjungan tersebut dilakukan pada Sabtu, 12 April, di mana Gubernur melihat langsung potensi yang ada dan langkah-langkah yang perlu dioptimalkan.
Menurut Gubernur Melki, berbagai faktor mendukung potensi tersebut, termasuk kondisi wilayah Ngada yang mendukung pertanian. Ia menekankan pentingnya optimalisasi lahan yang sudah ada, serta distribusi pupuk dan bibit yang baik sebagai kunci keberhasilan. "Yang sudah ada dioptimalisasi. Dengan distribusi pupuk dan bibit yang bagus, tentunya optimalisasi lahan dapat berjalan dengan baik," katanya.
Dukungan dari pemerintah pusat, khususnya Kementerian Pertanian, juga menjadi faktor penting. Gubernur Melki melihat dukungan tersebut sebagai momentum bagi Ngada untuk mewujudkan swasembada pangan. "Dengan adanya kepercayaan dan dukungan dari pemerintah pusat melalui Menteri Pertanian yang begitu serius mendorong NTT sebagai salah satu lumbung pangan nasional, saya lihat Ngada siap jadi lumbung pangan," tambahnya.
Potensi Pengembangan Lahan dan Infrastruktur
Gubernur Melki menyoroti potensi pengembangan lahan di Ngada, baik melalui optimalisasi lahan yang sudah ada maupun pembukaan lahan baru. Ia juga menyinggung keberadaan Bendungan Soa 2 Wirase yang berperan penting dalam pengairan sawah di wilayah tersebut. Bendungan ini diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal, tidak hanya untuk pertanian, tetapi juga untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Lebih lanjut, Gubernur menjelaskan pentingnya pemanfaatan aliran air sungai di irigasi Wirase yang debitnya stabil. Aliran air ini dapat digunakan untuk cetak sawah baru atau mengoptimalkan lahan kering yang belum diolah. "Airnya kita bisa naikkan ke atas dengan memanfaatkan teknologi yang sudah ada. Kita juga bisa kembangkan mikrohidro, pembangkit listrik tenaga air dengan aliran air yang model begini dan konsisten," ujarnya saat meninjau bendungan tersebut.
Selain itu, Gubernur juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dan masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Partisipasi aktif masyarakat sangat krusial dalam mencapai swasembada pangan di Ngada.
Harga Beras dan Prospek Ketahanan Pangan
Dalam kunjungannya, Gubernur Melki juga mengamati harga jual beras di Soa, Ngada. Ia menemukan bahwa harga beras di Soa terbilang tinggi, yaitu Rp13.000 per liter, melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp12.000 per liter. Meskipun demikian, harga tersebut mencerminkan kualitas beras Soa yang baik dan potensi pasar yang menjanjikan.
Secara keseluruhan, kunjungan kerja Gubernur Melki Laka Lena ke Kabupaten Ngada memberikan gambaran optimistis tentang potensi swasembada pangan di daerah tersebut. Dengan dukungan pemerintah pusat, optimalisasi sumber daya alam, dan kolaborasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat, Ngada berpeluang besar untuk menjadi lumbung pangan nasional. Keberadaan Bendungan Soa 2 Wirase juga menjadi faktor kunci dalam mendukung upaya tersebut.
Keberhasilan ini tidak hanya akan meningkatkan ketahanan pangan di Ngada, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan nasional secara keseluruhan. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang swasembada pangan.