Kaltim Bidik Swasembada Pangan: Mentan Yakin Lahan Luas Mampu Wujudkan Target
Mentan Andi Amran Sulaiman optimis Kalimantan Timur dapat mencapai swasembada pangan berkat lahan pertanian yang luas dan potensi produksi tinggi, didukung penuh oleh pemerintah daerah.

Penajam Paser Utara, 9 Mei 2024 - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan optimismenya terkait pencapaian swasembada pangan di Kalimantan Timur (Kaltim). Dalam kunjungan kerja ke Desa Gunung Mulia, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara, Jumat lalu, Mentan menekankan potensi besar Kaltim untuk memenuhi kebutuhan pangannya sendiri tanpa bergantung pada daerah lain. Kunjungan ini merupakan bagian dari percepatan program swasembada pangan nasional.
Mentan menjelaskan, "Kaltim memiliki lahan yang luas, sekitar 46 ribu hektare lahan baku sawah. Jika lahan ini dapat ditanami tiga kali setahun dengan hasil panen mencapai 7 ton per hektare, maka dalam waktu 90 hari ke depan, Kaltim bisa swasembada." Pernyataan ini menunjukkan keyakinan Mentan terhadap potensi pertanian Kaltim yang masih belum tergali secara maksimal.
Kunjungan Mentan ini juga bertujuan untuk mendorong optimalisasi lahan pertanian, khususnya lahan yang dekat dengan sumber air. Dukungan dari TNI dan pemerintah daerah sangat krusial dalam upaya ini. Kementan sendiri berkomitmen untuk memberikan bantuan berupa 500 pompa air untuk irigasi, serta bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) lainnya.
Potensi Pertanian Kaltim dan Dukungan Pemerintah
Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Masud, menyatakan kesiapan pemerintah provinsi untuk menjadikan sektor pertanian sebagai prioritas utama. Hal ini sejalan dengan visi swasembada pangan yang dicanangkan oleh Mentan. Gubernur menekankan pentingnya intensifikasi pertanian, terutama dengan memanfaatkan lahan dekat sumber air untuk meningkatkan frekuensi panen.
“Kalau hanya tanam satu kali setahun, kapan kita swasembada? Target kita bisa sampai tiga kali bahkan empat kali panen per tahun,” tegas Gubernur Rudy Masud. Pernyataan ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah daerah untuk mendukung program swasembada pangan.
Mentan juga mendorong partisipasi generasi muda dalam sektor pertanian, dengan potensi pendapatan yang menjanjikan, berkisar antara Rp10 juta hingga Rp20 juta per bulan. Hal ini diharapkan dapat menarik minat generasi muda untuk berkontribusi dalam pembangunan pertanian Kaltim.
Kegiatan kunjungan kerja Mentan di Desa Gunung Mulia juga mencakup dialog dengan petani dan penyuluh pertanian, serta penyerahan bantuan secara simbolis. Acara ditutup dengan demonstrasi pengolahan lahan menggunakan rotavator dan penanaman padi dengan drone tebar benih, sebagai simbol modernisasi pertanian di Kaltim.
Tantangan dan Solusi Menuju Swasembada
Saat ini, kebutuhan beras Kaltim mencapai 450 ribu ton per tahun, sementara produksi baru mencapai 200 ribu ton. Artinya, masih terdapat defisit yang cukup signifikan. Namun, Mentan optimis bahwa dengan optimalisasi lahan dan dukungan berbagai pihak, target swasembada pangan dapat tercapai.
Untuk mencapai target tersebut, beberapa strategi perlu dijalankan secara terintegrasi. Selain intensifikasi pertanian dan modernisasi teknologi, peningkatan kualitas sumber daya manusia di sektor pertanian juga sangat penting. Pemerintah perlu memberikan pelatihan dan pendampingan kepada petani, agar mereka mampu mengelola lahan dan meningkatkan produktivitas secara efektif dan efisien.
Program bantuan alsintan dari Kementan diharapkan dapat mempercepat proses modernisasi pertanian di Kaltim. Dengan teknologi yang tepat, petani dapat meningkatkan efisiensi kerja dan produktivitas, sehingga dapat menghasilkan panen yang lebih melimpah.
Swasembada pangan bukan hanya sekadar target, melainkan juga kunci ketahanan pangan nasional. Kaltim, dengan potensi pertaniannya yang besar, memiliki peran penting dalam mewujudkan cita-cita tersebut. Dukungan penuh dari pemerintah pusat dan daerah, serta partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat, sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan mulia ini.