Benih Padi Cirebon Aman Meski Terdampak Banjir, Petani Diminta Adaptasi
Banjir di sembilan kecamatan Kabupaten Cirebon tak merusak benih padi karena genangan surut cepat; petani diminta beradaptasi dengan perubahan cuaca dan memilih varietas tahan banjir untuk hasil panen optimal.
![Benih Padi Cirebon Aman Meski Terdampak Banjir, Petani Diminta Adaptasi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/01/22/170040.927-benih-padi-cirebon-aman-meski-terdampak-banjir-petani-diminta-adaptasi-1.jpg)
Banjir yang melanda sembilan kecamatan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada Jumat (17/1) ternyata tak sampai merusak benih padi yang ditanam. Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon, Alex Suheriyawan, memastikan hal ini karena genangan air tidak berlangsung lama.
Benih Padi Aman dari Banjir
Menurut Alex, genangan air yang terjadi belum mencapai titik kritis, sehingga risiko kerusakan benih padi dapat diminimalisir. "Genangan air yang terjadi belum mencapai batas kritis sehingga risiko kerusakan benih dapat diminimalkan," ungkap Alex dalam keterangannya di Cirebon, Rabu (22/1).
Ia menjelaskan, banjir yang terjadi tidak berlangsung lama dan air yang menggenangi lahan pertanian sudah surut. Ketahanan benih padi, menurutnya, masih cukup baik selama rendaman air tidak lebih dari lima hari berturut-turut, bahkan beberapa varietas tertentu bisa bertahan hingga tujuh hari. Cepatnya surutnya banjir menjadi faktor kunci keberhasilan penyelamatan benih padi dan membuka peluang mempertahankan produktivitas padi tahun 2024.
Adaptasi Petani Terhadap Perubahan Iklim
Meskipun demikian, Alex menekankan pentingnya adaptasi petani terhadap perubahan pola cuaca, khususnya saat musim hujan. Hal ini untuk meminimalisir risiko gagal panen akibat banjir di masa mendatang. "Ke depan, petani perlu memprioritaskan penggunaan varietas padi yang tahan genangan air dan kami sudah memfasilitasi itu. Langkah ini sangat penting untuk memastikan hasil panen tetap optimal meskipun terjadi anomali cuaca," jelasnya.
Selain memilih varietas unggul, Alex juga menyoroti pentingnya pemeliharaan saluran irigasi tersier. Perbaikan dan perawatan saluran irigasi dapat membantu mengoptimalkan pengendalian aliran air dan mengurangi potensi genangan yang membahayakan benih padi. "Anomali cuaca seperti ini memang sulit diprediksi, tetapi petani harus tetap waspada. Pengelolaan air yang baik dan pemilihan waktu tanam yang tepat menjadi kunci keberhasilan," tuturnya.
Imbauan dan Rencana Tanam
Lebih lanjut, Alex mengimbau para petani untuk tidak terburu-buru menanam padi di awal musim hujan. Berdasarkan pengalaman, menanam setelah curah hujan stabil lebih aman dan berpotensi menghasilkan panen yang lebih baik. "Musim tanam pertama (MT1) tahun ini diharapkan tetap berjalan sesuai jadwal. Tahun lalu, panen padi MT1 berhasil dilaksanakan pada Februari, dan keberhasilan yang sama diharapkan dapat tercapai kembali," katanya.
Sebagai informasi, Pemkab Cirebon mencatat sekitar 320 hektare lahan sawah terdampak banjir bandang pada 17 Januari lalu. Banjir tersebut juga merendam sekitar 2.921 rumah warga.