BRIN dan Pemkab Bulungan Kolaborasi Bangun Pusat Konservasi Flora di Kalimantan Utara
BRIN dan Pemkab Bulungan berkolaborasi membangun Kebun Raya Bunda Hayati Bulungan seluas 80 hektar sebagai pusat konservasi flora endemik Kalimantan Utara, ditargetkan rampung pada 2026.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Pemerintah Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, resmi menjalin kolaborasi untuk mewujudkan Kebun Raya Bunda Hayati Bulungan. Proyek ambisius ini bertujuan untuk melestarikan keanekaragaman hayati lokal, khususnya flora endemik Kalimantan Utara, sekaligus menjadi pusat edukasi dan rekreasi berbasis lingkungan. Kerja sama ini ditandai dengan penanaman berbagai jenis pohon endemik, dan telah dialokasikan anggaran hingga Rp30 miliar untuk pembangunan infrastruktur dan penataan kawasan.
Pembangunan Kebun Raya Bunda Hayati Bulungan, yang terletak di jantung kota Tanjung Selor, Kalimantan Utara, diharapkan akan menjadi satu-satunya kebun raya di provinsi tersebut yang terintegrasi dengan berbagai aktivitas, termasuk kegiatan kebudayaan. Proyek ini melibatkan penanaman 27 jenis buah endemik Kalimantan Utara, seperti Lepiu, Rambai, dan Elay, dengan rencana penambahan jenis pohon endemik lainnya di masa mendatang. Target penyelesaian pembangunan kebun raya ini adalah tahun 2026.
Ketua Pengembangan Kawasan Pusat Sains dan Kebun Raya BRIN, Suhendar, menekankan bahwa proyek ini tidak hanya berfokus pada konservasi, tetapi juga pada edukasi dan rekreasi. Sementara Bupati Bulungan, Syarwani, menyatakan komitmen penuh pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan kebun raya ini. Kolaborasi BRIN dan Pemkab Bulungan ini menandai langkah signifikan dalam upaya pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati di Kalimantan Utara.
Konservasi Flora Endemik Kalimantan Utara
Pengembangan Kebun Raya Bunda Hayati Bulungan difokuskan pada penanaman pohon-pohon endemik yang menjadi ciri khas Bulungan. Saat ini, telah tertanam 27 jenis buah endemik, dan akan terus ditambah hingga mencakup lebih banyak spesies endemik Kalimantan Utara. Hal ini bertujuan untuk menjaga kelestarian flora lokal dan mencegah kepunahan berbagai jenis tumbuhan.
Suhendar menjelaskan bahwa pemilihan jenis tanaman yang ditanam di Kebun Raya Bunda Hayati Bulungan didasarkan pada kajian ilmiah dan riset yang dilakukan oleh BRIN. Proses pemilihan ini memastikan bahwa jenis tanaman yang ditanam sesuai dengan kondisi lingkungan setempat dan memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.
Dengan adanya kebun raya ini, diharapkan dapat menjadi pusat penelitian dan pengembangan flora endemik Kalimantan Utara. Penelitian ini akan mendukung upaya konservasi dan pelestarian flora endemik di masa mendatang.
Dukungan Pemerintah Daerah dan Target Penyelesaian
Pemerintah Kabupaten Bulungan telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp30 miliar melalui APBD 2025 untuk mendukung pembangunan Kebun Raya Bunda Hayati Bulungan. Dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur dasar dan penataan kawasan kebun raya.
Bupati Bulungan, Syarwani, optimistis kebun raya seluas kurang lebih 80 hektar ini akan selesai pada tahun 2026. Beliau juga menyebutkan bahwa launching kebun raya ini di tahun depan akan dihadiri langsung oleh Kepala BRIN. Komitmen pemerintah daerah ini menunjukkan keseriusan dalam upaya pelestarian lingkungan dan pengembangan sektor pariwisata di Bulungan.
Pembangunan infrastruktur yang akan dilakukan meliputi pembangunan jalan, sistem irigasi, dan fasilitas pendukung lainnya. Penataan kawasan akan mencakup penataan taman, pembuatan jalur pejalan kaki, dan penambahan fasilitas rekreasi.
Dampak Lingkungan dan Apresiasi BRIN
Meskipun pengembangan Kebun Raya Bunda Hayati Bulungan tidak akan secara signifikan meningkatkan kadar oksigen secara global, BRIN tetap memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif ini. Suhendar menjelaskan bahwa meskipun manfaat ekologis kawasan hijau sangat besar, pengaruhnya terhadap peningkatan kadar oksigen di atmosfer relatif kecil dibandingkan dengan hutan tropis yang luas. Namun, penambahan pohon-pohon endemik di kebun raya ini diyakini dapat meningkatkan produksi oksigen di area tersebut.
BRIN melihat proyek ini sebagai langkah krusial dalam pelestarian lingkungan dan konservasi keanekaragaman hayati lokal. Kebun raya ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya pelestarian lingkungan dan pengembangan pariwisata berkelanjutan.
Keberadaan Kebun Raya Bunda Hayati Bulungan diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar, antara lain peningkatan kualitas udara, penyerapan karbon dioksida, dan perlindungan keanekaragaman hayati. Selain itu, kebun raya ini juga dapat menjadi pusat edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan.