BRIN Kaji Teknologi AI untuk Tingkatkan Keamanan Reaktor Nuklir
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berkolaborasi internasional untuk mengkaji penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam meningkatkan keamanan dan efisiensi reaktor nuklir.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) saat ini tengah gencar mengkaji penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI) pada reaktor nuklir. Kajian ini mencakup aspek teknis, penelitian, dan pengembangan untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi operasional reaktor. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir (PRTRN) BRIN, Topan Setiadipura, di Jakarta pada Jumat, 21 Februari 2024.
Inisiatif ini dinilai sebagai langkah tepat untuk menghadapi tantangan dan peluang di masa depan. BRIN menyadari potensi besar AI dalam memajukan teknologi nuklir, sehingga kerja sama internasional dijalin untuk mempercepat proses kajian dan implementasi. Kerja sama ini melibatkan sejumlah organisasi riset dan industri terkemuka dari Amerika Serikat, Jepang, China, dan Korea Selatan.
Topan Setiadipura menekankan pentingnya kolaborasi ini, terutama dalam hal pertukaran pengetahuan dan teknologi. "Bekerja sama dengan Kunihiko Nabeshima dari Japan Atomic Energy Agency (JAEA) atau peneliti lain dari China yang bergerak di bidang AI akan sangat bermanfaat bagi PRTRN BRIN, terutama dalam aspek teknis, penelitian dan pengembangan," ujarnya.
Kolaborasi Internasional untuk Pengembangan AI di Sektor Nuklir
Kerja sama internasional menjadi kunci keberhasilan proyek ini. BRIN secara aktif menjalin kemitraan dengan lembaga-lembaga riset terkemuka di dunia untuk mendapatkan akses terhadap teknologi dan keahlian terkini di bidang AI dan teknologi nuklir. Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat proses pengembangan dan implementasi AI dalam sistem reaktor nuklir di Indonesia.
Salah satu mitra utama BRIN adalah Japan Atomic Energy Agency (JAEA). Kunihiko Nabeshima, perwakilan dari JAEA, menjelaskan peran krusial AI dalam meningkatkan keamanan reaktor nuklir. "AI dapat membantu dalam respons darurat untuk akses nuklir," kata Nabeshima.
Lebih lanjut, Nabeshima memaparkan kemampuan AI dalam memonitor dan mengawasi kinerja reaktor secara real-time. Sistem AI mampu memberikan informasi penting kepada operator reaktor, sekaligus merekomendasikan tindakan yang diperlukan untuk menjaga keamanan dan stabilitas sistem. Hal ini akan meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko kecelakaan.
JAEA optimistis terhadap potensi kerja sama dengan BRIN. Nabeshima berharap kolaborasi ini dapat berjalan lancar dan menghasilkan inovasi yang signifikan dalam pengembangan teknologi AI untuk reaktor nuklir.
Manfaat Penerapan AI pada Reaktor Nuklir
Penerapan teknologi AI pada reaktor nuklir menawarkan berbagai manfaat signifikan. Sistem AI dapat meningkatkan keamanan operasional dengan mendeteksi dan merespons anomali secara cepat dan akurat. Hal ini akan meminimalkan risiko kecelakaan dan melindungi lingkungan sekitar.
- Peningkatan Keamanan: Deteksi dini dan respon cepat terhadap anomali.
- Efisiensi Operasional: Optimasi kinerja reaktor dan pengurangan biaya operasional.
- Pengurangan Risiko: Minimisasi potensi kecelakaan dan dampak lingkungan.
- Pemantauan Real-time: Monitoring kinerja reaktor secara terus menerus.
Selain itu, AI dapat membantu dalam optimasi kinerja reaktor, sehingga meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar dan mengurangi biaya operasional. Sistem AI juga dapat digunakan untuk menganalisis data dan memprediksi potensi masalah sebelum terjadi, sehingga tindakan pencegahan dapat diambil secara proaktif.
Penelitian dan pengembangan AI untuk reaktor nuklir merupakan langkah strategis untuk memastikan keamanan dan keberlanjutan program nuklir Indonesia. Kerja sama internasional yang dijalin oleh BRIN akan mempercepat proses ini dan menempatkan Indonesia di garis depan inovasi teknologi nuklir global.