Buka Puasa Bersama Keluarga: Hangatkan Hari di Lapas Padang
Narapidana Lapas Padang menikmati buka puasa bersama keluarga, mempererat silaturahmi dan menciptakan suasana kekeluargaan yang hangat di tengah masa hukuman.

Rabu, 19 April 2023, puluhan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Padang, Sumatera Barat, merasakan kehangatan berbuka puasa bersama keluarga mereka. Inisiatif dari Kepala Lapas Padang, Juandi Rison, ini bertujuan mempererat hubungan antara warga binaan dengan keluarga dan pegawai lapas. Kegiatan ini menjawab pertanyaan apa yang terjadi (buka puasa bersama), siapa yang terlibat (narapidana, keluarga, dan pegawai Lapas Padang), di mana (Lapas Padang), kapan (Rabu, 19 April 2023), mengapa (untuk mempererat silaturahmi), dan bagaimana (dengan menyediakan tempat dan memfasilitasi pertemuan).
Sejak pukul 17.00 WIB, puluhan keluarga narapidana telah memadati Lapas Padang. Mereka menjalani prosedur pemeriksaan barang bawaan yang ketat untuk mencegah penyelundupan. Setelah pemeriksaan, keluarga diarahkan ke aula lapas untuk menunggu waktu berbuka puasa bersama.
Suasana haru dan penuh makna menyelimuti aula Lapas Padang. Keluarga diperbolehkan membawa makanan dan minuman untuk disantap bersama para narapidana. Terlihat istri, orang tua, adik, dan anak-anak narapidana hadir, menciptakan suasana kekeluargaan yang sangat menyentuh.
Berbuka Puasa Bersama di Tengah Tembok Lapas
Saat waktu berbuka tiba, suasana aula Lapas Padang dipenuhi kehangatan. Narapidana tampak bersemangat menyantap hidangan bersama keluarga mereka. Meskipun hanya beralaskan tikar, canda dan tawa memenuhi ruangan, menggambarkan kebersamaan yang tulus. Kepala Lapas, Juandi Rison, mengungkapkan, "Target kami adalah mempererat hubungan dan silaturahim antara warga binaan dengan keluarga serta para pegawai." Pihak Lapas juga menyediakan menu takjil untuk menambah kemeriahan acara.
Juandi Rison menambahkan bahwa ia dan para pegawai lapas turut berbuka puasa bersama narapidana dan keluarga mereka. Ia juga berencana mengadakan kegiatan serupa untuk memberikan kesempatan yang sama kepada narapidana lainnya. "Buka puasa tidak hanya antara warga binaan dengan keluarganya, tapi saya beserta pegawai juga ikut berbuka di tempat yang sama," ujarnya.
Kesempatan berharga ini sangat dihargai oleh para narapidana. Candra, salah satu narapidana yang terlibat kasus narkotika, mengungkapkan rasa syukurnya. "Kesempatan ini sangat mahal bagi kami yang sedang menjalani hukuman, biasanya saya hanya berbuka sendiri atau sesama narapidana," katanya. Ia merasakan kehangatan dan kenyamanan yang berbeda saat berbuka bersama keluarga, setelah enam tahun mendekam di penjara.
Candra berharap kegiatan ini dapat berkelanjutan, "Saya berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilakukan, karena bisa mendekatkan diri dengan keluarga serta menambah semangat untuk istikamah mengubah diri," tambahnya.
Dukungan Keluarga, Semangat untuk Perubahan
Seorang ibu dari narapidana yang telah mendekam selama dua tahun di Lapas Padang turut menyampaikan hal senada. Kehadiran keluarga bukan hanya memberikan dukungan moral, tetapi juga menjadi penguat semangat bagi para narapidana dalam menjalani masa hukuman dan memperbaiki diri. Selain makan bersama, acara juga diisi dengan shalat dan doa bersama, semakin mempererat ikatan keluarga dan memperkuat nilai-nilai spiritual.
Kegiatan buka puasa bersama ini menunjukkan komitmen Lapas Padang dalam memberikan kesempatan bagi narapidana untuk tetap terhubung dengan keluarga dan masyarakat. Hal ini diharapkan dapat membantu proses reintegrasi sosial para narapidana setelah menjalani masa hukuman. Lebih dari sekadar makan bersama, acara ini menjadi simbol harapan dan kesempatan kedua bagi para narapidana untuk kembali ke kehidupan yang lebih baik.
Selain itu, kegiatan ini juga menunjukkan bahwa Lapas Padang tidak hanya fokus pada aspek pembinaan keamanan, tetapi juga memperhatikan aspek kemanusiaan dan reintegrasi sosial para narapidana. Dengan mempererat hubungan keluarga, diharapkan para narapidana dapat lebih termotivasi untuk memperbaiki diri dan menjadi anggota masyarakat yang produktif setelah menjalani masa hukuman.
Inisiatif ini patut diapresiasi dan diharapkan dapat menjadi contoh bagi lembaga pemasyarakatan lainnya di Indonesia. Membangun hubungan yang positif antara narapidana, keluarga, dan petugas lapas sangat penting dalam menciptakan lingkungan pemasyarakatan yang lebih humanis dan efektif dalam proses pembinaan dan reintegrasi sosial.