Buleleng Lestarikan Budaya: Permainan Tradisional Meriahkan HUT Kota Singaraja ke-421
Pemerintah Kabupaten Buleleng adakan lomba permainan tradisional Bali dalam rangka HUT Kota Singaraja ke-421 di Pantai Titik 0 Lovina, sebagai upaya pelestarian kearifan lokal.

Singaraja, Bali, 21 Maret 2024 - Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-421 Kota Singaraja, Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali, menggelar serangkaian acara yang menarik perhatian, salah satunya adalah perlombaan permainan tradisional Bali. Acara ini diselenggarakan di Pantai Titik 0 Lovina, Desa Kaliasem, Kabupaten Buleleng, pada Jumat lalu. Tujuan utama penyelenggaraan acara ini adalah untuk melestarikan permainan tradisional sebagai bagian dari kearifan lokal Bali yang semakin tergerus oleh modernisasi.
Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra, secara langsung turut berpartisipasi dan memberikan semangat kepada para peserta. Beliau menekankan pentingnya upaya pelestarian permainan tradisional ini. "Kami upayakan permainan tradisional dapat lestari. Salah satu kegiatan yang diselenggarakan antar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di lingkup Pemkab Buleleng," ujar Bupati Sutjidra.
Wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna, juga turut hadir dan menyaksikan langsung kemeriahan perlombaan tersebut. Kehadiran kedua pemimpin daerah ini menunjukkan komitmen nyata pemerintah daerah dalam mendukung pelestarian budaya lokal melalui kegiatan yang menyenangkan dan melibatkan banyak pihak.
Lomba Permainan Tradisional di Pantai Titik 0 Lovina
Empat jenis permainan tradisional Bali dipertandingkan dalam acara ini, yaitu Terompah Panjang Beregu Putri, Gebug Bantal Perorangan Putri, Tajog Perorangan Putra, dan Estafet Lari Karung Beregu Putra. Sebanyak 44 regu dari berbagai SKPD dan BUMD di Kabupaten Buleleng berpartisipasi dalam perlombaan tersebut. Antusiasme peserta terlihat jelas dalam setiap pertandingan, menambah semarak perayaan HUT Kota Singaraja.
Bupati Sutjidra menjelaskan alasan pemilihan permainan tradisional sebagai bagian dari perayaan HUT Kota Singaraja. "Dipilihnya pelaksanaan lomba olahraga tradisional dalam memeriahkan HUT ke-421 Kota Singaraja itu untuk melestarikan kearifan lokal. Di mana salah satunya ialah permainan atau perlombaan olahraga tradisional," jelasnya. Beliau berharap kegiatan ini dapat membangkitkan kembali tradisi-tradisi yang mulai terlupakan dan menjaga kelestariannya untuk generasi mendatang.
Lebih lanjut, Bupati Sutjidra juga menekankan pentingnya sosialisasi mengenai permainan tradisional ini kepada masyarakat luas. "Kita ingin menyosialisasikan ini ada loh olahraga tradisional yang kita perlu lestarikan. Ini kearifan lokal yang ada di Bali ya. Kita ingin dalam momen HUT ke-421 Kota Singaraja kembali tradisi-tradisi itu kita bangkitkan kembali," ucapnya.
Makna Pemilihan Lokasi di Pantai Titik 0 Lovina
Pemilihan lokasi perlombaan di Pantai Titik 0 Lovina bukan tanpa alasan. Lokasi ini dipilih untuk mengingatkan kembali sejarah Lovina sebagai ikon pariwisata Kabupaten Buleleng. "Pemilihan lokasi kegiatan pun memiliki makna tersendiri. Kali ini, perlombaan yang diadakan di Pantai Titik 0 Lovina Singaraja, di Desa Kaliasem dipilih untuk mengingatkan seluruh pegawai dan juga masyarakat luas bahwa di sinilah titik 0 Lovina yang sebenarnya," terang Bupati Sutjidra.
Bupati juga menjelaskan sejarah Lovina yang pertama kali diperkenalkan oleh Anak Agung Panji Tisna. "Lovina sendiri merupakan ikon pariwisata kebanggan Kabupaten Buleleng yang sudah masyhur dikenal masyarakat luas. Daerah Lovina pertama kali diperkenalkan oleh Anak Agung Panji Tisna." Dengan demikian, perlombaan ini tidak hanya sekadar perayaan HUT Kota Singaraja, tetapi juga menjadi sarana edukasi sejarah dan budaya lokal.
Lebih lanjut, Bupati Sutjidra menghubungkan sejarah Lovina dengan sejarah Kota Singaraja. "Jadi kita kilas balik bahwa sejarah Lovina ini ada di titik nol ini. Di di depan Hotel Tasikmadu di Desa Kaliasem. Jadi untuk sekalian juga mengingatkan bahwa sejarah dari Kota Singaraja ini tidak lepas dari perjalanan Ki Barak Panji Sakti dan salah satu pewarisnya itu Anak Agung Panji Tisna," ungkap Sutjidra. Hal ini menunjukkan bahwa pelestarian budaya dan sejarah berjalan beriringan dalam perayaan HUT Kota Singaraja tahun ini.
Dengan demikian, perayaan HUT Kota Singaraja ke-421 tidak hanya semata-mata perayaan, tetapi juga menjadi momentum untuk melestarikan budaya dan sejarah lokal. Semoga kegiatan ini dapat menginspirasi daerah lain untuk turut serta melestarikan warisan budaya mereka.