BWS Kerahkan Excavator Amfibi Bersihkan Waduk Lempake, Antisipasi Banjir Samarinda
Balai Wilayah Sungai Kalimantan IV kerahkan excavator amfibi untuk membersihkan gulma di Waduk Lempake, Samarinda, guna mengantisipasi banjir akibat kenaikan muka air waduk yang telah mencapai status Waspada 2.

Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV Samarinda turun tangan mengatasi ancaman banjir di Samarinda. Mereka mengerahkan excavator amfibi untuk membersihkan gulma di Waduk Benanga Lempake pada Rabu, 29 Januari 2024. Langkah ini merupakan bagian dari penanganan darurat kenaikan muka air waduk.
Kepala BWS Kalimantan IV Samarinda, Yosiandi Radi Wicaksono, menjelaskan bahwa sejak Senin (27/1), Bendungan Lempake berstatus Waspada 2. Kenaikan muka air hingga lebih dari 8,10 meter, melewati elevasi normal 7,20 meter dan mendekati elevasi puncak 9,50 meter, memicu status ini. Hujan deras di wilayah hulu menjadi penyebab utama.
Sebagai tindakan antisipasi, BWS Kalimantan IV membuka pintu air untuk mengurangi volume air waduk dan mencegah meluasnya genangan di daerah hilir. Beberapa daerah terancam, termasuk Perumahan Bengkuring, Betapus, dan beberapa jalan utama di Samarinda, serta Kampus UNMUL.
Dampaknya, beberapa ruas jalan terendam hingga 1,5 meter, merendam 357 rumah warga di sekitar Jalan Bengkuring Raya, Jalan Kestela, dan Jalan Asparagus. Masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan.
Selain mengerahkan excavator amfibi untuk melancarkan aliran air, BWS Kalimantan IV juga menyiapkan geobag dan sandbag untuk melindungi rumah warga serta menyalurkan bantuan bagi warga terdampak, khususnya ibu dan anak-anak.
Pada Rabu siang, pintu air waduk mulai ditutup sebagian untuk mengendalikan debit air ke hilir. BWS Kalimantan IV terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk meminimalisir dampak banjir dan mendukung warga terdampak. Pemantauan intensif terhadap level muka air di hulu dan hilir waduk terus dilakukan.
Yosiandi menekankan pentingnya pemantauan intensif. "Kami terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengantisipasi perkembangan lebih lanjut," ujarnya. Upaya kolaboratif ini diharapkan dapat meminimalisir dampak banjir di Samarinda.