Cap Go Meh ala Bakul Budaya: Merayakan Keberagaman di Kampus UI
Komunitas Bakul Budaya FIB UI sukses gelar perayaan Cap Go Meh, menampilkan beragam budaya peranakan Tionghoa dan mengkampanyekan pelestarian lingkungan.

Jakarta, 16 Februari 2024 - Suasana kampus Universitas Indonesia (UI) Depok semarak pada Minggu lalu. Komunitas Bakul Budaya dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI menggelar acara "Cap Go Meh ala Bakul Budaya di Kampus UI", sebuah perayaan budaya peranakan Tionghoa yang kaya dan meriah. Acara ini bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga sebuah wujud nyata dari komitmen pelestarian budaya dan keberagaman Indonesia.
Menyelami Budaya Peranakan Tionghoa
Ketua Umum Bakul Budaya, Dewi Fajar Marhaeni, menjelaskan bahwa perayaan Cap Go Meh ini sejalan dengan misi komunitasnya: melestarikan budaya dan merajut kebhinnekaan. "Dengan Cap Go Meh, kita merayakan keberagaman di negeri ini. Slogan Bhinneka Tunggal Ika harus diejawantahkan, bukan hanya slogan kosong," tegas Dewi. Acara ini menjadi bukti nyata Bakul Budaya dalam pemajuan kebudayaan dari akar rumput.
Acara dibuka dengan Pasar Bakul, sebuah pasar mini yang menyajikan beragam kuliner dan fesyen khas peranakan Tionghoa. Pengunjung dimanjakan dengan cita rasa autentik kue keranjang, manisan, dan berbagai hidangan lainnya yang identik dengan perayaan Cap Go Meh. Selain kuliner, terdapat pula aneka batik, kebaya encim, dan pernak-pernik menarik lainnya yang menambah semarak suasana.
Diskusi Budaya dan Apresiasi Dekan
Tidak hanya sekadar pameran dan kuliner, acara ini juga diisi dengan diskusi budaya yang menarik. Diskusi tersebut menghadirkan narasumber kompeten, yaitu Dr. Rahadjeng Pulungsari Hadi, dosen FIB UI, dan Notty J. Mahdi, antropolog dan kolektor wastra Nusantara. Diskusi ini memberikan wawasan mendalam tentang budaya peranakan Tionghoa dan perannya dalam khazanah budaya Indonesia.
Dekan FIB UI, Dr. Bondan Kanumoyoso, turut memberikan apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan Cap Go Meh di kampus. "Kegiatan Cap Go Meh ini menguatkan jati diri bangsa Indonesia, dan Bakul Budaya FIB UI secara konkret telah menunjukkan komitmennya yang teguh untuk terus memajukan budaya Indonesia," puji Bondan. Apresiasi ini semakin menegaskan pentingnya acara ini dalam konteks pelestarian budaya nasional.
Hiburan dan Komitmen Lingkungan
Puncak acara Cap Go Meh dimeriahkan oleh penampilan Tari Yapong, Bakul Swara, dan atraksi barongsai yang memukau para pengunjung. Ketiga penampilan ini menampilkan keindahan dan keunikan seni peranakan Tionghoa. Atraksi ini berhasil menghibur dan memberikan pengalaman budaya yang tak terlupakan bagi semua yang hadir.
Bakul Budaya juga menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dengan mengkampanyekan gerakan peduli lingkungan. Para peserta diajak untuk membawa perlengkapan pribadi guna meminimalisir sampah. Hal ini menunjukkan bahwa perayaan budaya dapat dipadukan dengan komitmen terhadap kelestarian lingkungan.
Sukses Kolaborasi dan Harapan Masa Depan
Perayaan Cap Go Meh ini merupakan kolaborasi sukses antara Bakul Budaya, FIB UI, ILUNI FIB UI, dan program studi Cina FIB UI. Kolaborasi ini membuktikan bahwa kerja sama antar berbagai pihak dapat menghasilkan acara yang bermakna dan berdampak positif. Semoga perayaan ini dapat menjadi inspirasi bagi komunitas lain untuk turut melestarikan dan mempromosikan budaya Indonesia.
Keberhasilan acara ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk perayaan yang lebih besar dan meriah di tahun-tahun mendatang. Komitmen Bakul Budaya dalam melestarikan budaya dan merajut kebhinnekaan patut diapresiasi dan menjadi contoh bagi komunitas lainnya.