Cegah Premanisme Pelajar Bengkulu: Pemkot Imbau Sekolah Bina Siswa Aktif
Pemkot Bengkulu imbau sekolah tingkat SMP untuk beri pembinaan berkala cegah premanisme pelajar, setelah aksi geng motor dan premanisme pelajar meningkat; Polresta Bengkulu juga telah membubarkan 26 geng motor pelajar.
Aksi geng motor dan premanisme pelajar di Kota Bengkulu kembali terjadi, membuat Pemkot Bengkulu turun tangan. Pemerintah Kota Bengkulu (Pemkot) baru-baru ini mengeluarkan surat imbauan kepada seluruh SMP di wilayah tersebut. Imbauan ini menekankan pentingnya pembinaan berkala bagi siswa yang berpotensi terlibat dalam aksi geng motor dan premanisme. Imbauan ini dikeluarkan setelah aksi geng motor dan premanisme yang melibatkan puluhan pelajar SMP dan SMA kembali terjadi.
Langkah ini diambil sebagai respon atas meningkatnya kasus kejahatan yang melibatkan pelajar. Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu, Denny Apriansyah, menjelaskan bahwa surat imbauan tersebut bertujuan untuk mendorong sekolah-sekolah aktif mencegah tindakan kriminal di kalangan siswa. Pembinaan yang komprehensif dinilai penting untuk menanggulangi masalah ini.
Tidak hanya sekolah, peran orang tua juga sangat krusial. Denny Apriansyah menambahkan bahwa peran orang tua dan wali murid dalam mendidik anak di rumah juga sangat penting. Pemantauan dan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak dinilai dapat mencegah keterlibatan anak-anak dalam aksi geng motor atau premanisme. Pengawasan keluarga di rumah menjadi kunci pendukung utama program pembinaan sekolah.
Upaya Pemkot Bengkulu ini sejalan dengan langkah tegas Polresta Bengkulu. Polresta Bengkulu sebelumnya telah membubarkan 26 geng motor yang meresahkan masyarakat. Kapolresta Bengkulu, Kombes Pol Sudarno, menyatakan bahwa pada tanggal 31 Januari 2025, sebanyak 26 remaja dari empat geng motor telah mendeklarasikan pembubaran diri. Para remaja ini berasal dari berbagai sekolah, mulai dari SMP, SMA, hingga SMK.
Pembubaran geng motor ini tidak hanya sebatas deklarasi. Selain deklarasi pembubaran, para remaja juga mengikuti sosialisasi tentang bahaya geng motor di sekolah. Polresta Bengkulu juga melibatkan orang tua dalam proses pembinaan ini. Hal ini menunjukkan komitmen untuk memberikan solusi yang holistik. Polresta Bengkulu juga berencana untuk membubarkan geng motor lainnya di Kota Bengkulu dalam waktu dekat.
Kerjasama antara Pemkot Bengkulu dan Polresta Bengkulu ini menjadi contoh sinergi yang baik. Upaya pencegahan premanisme pelajar membutuhkan pendekatan terpadu. Dengan adanya imbauan pembinaan dari Pemkot Bengkulu dan pembubaran geng motor oleh Polresta Bengkulu, diharapkan angka kejahatan yang melibatkan pelajar di Kota Bengkulu dapat ditekan. Peran aktif dari sekolah, orang tua, dan pihak kepolisian sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi pelajar.
Kesimpulannya, pencegahan premanisme pelajar membutuhkan komitmen bersama. Pembinaan berkala di sekolah, peran aktif orang tua, dan penegakan hukum yang tegas dari pihak kepolisian merupakan kunci untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi generasi muda di Kota Bengkulu. Semoga upaya ini dapat memberikan dampak positif dan mengurangi angka kejahatan yang dilakukan oleh pelajar.