Dampak Pencabutan Mandat Kendaraan Listrik AS terhadap Indonesia: Analisis Celios
Celios memprediksi empat dampak signifikan pencabutan mandat kendaraan listrik di AS, yaitu penurunan harga mineral kritis, berkurangnya minat investasi AS, terhambatnya pembiayaan internasional, dan dominasi China dalam hilirisasi nikel Indonesia.

Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mencabut mandat penggunaan kendaraan listrik (EV) di negaranya. Keputusan ini, menurut Center of Economic and Law Studies (Celios), berpotensi menimbulkan empat dampak besar terhadap ekosistem EV di Indonesia. Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira, Selasa lalu di Jakarta.
Penurunan Permintaan dan Harga Mineral Kritis
Salah satu dampak yang paling terasa adalah penurunan permintaan mineral kritis seperti nikel, tembaga, timah, dan bauksit—bahan baku utama baterai EV. Bhima mencatat anjloknya harga nikel sebesar 3,7 persen dan kobalt 16,6 persen year on year. Tren penurunan harga ini diperkirakan akan berlanjut dan memengaruhi rencana bisnis perusahaan EV di AS, bahkan berpotensi mengganggu kontrak pasokan bahan baku.
Investasi AS Menurun
Prospek investasi perusahaan AS di sektor hilirisasi nikel dan pabrik baterai di Indonesia juga terlihat semakin suram. Kebijakan Inflation Reduction Act (IRA) sebelumnya sempat memicu harapan akan masuknya investasi AS yang dapat meningkatkan tata kelola hilirisasi tambang. Namun, dengan pencabutan mandat EV, harapan tersebut memudar.
Pembiayaan Internasional Terhambat
Pencabutan mandat EV juga berdampak pada pembiayaan internasional terkait transisi energi dan elektrifikasi transportasi. Bhima menjelaskan, Just Energy Transition Partnership (JETP) yang melibatkan dekarbonisasi industri mineral dan pengembangan komponen EV domestik, kini menjadi kurang pasti dengan kebijakan AS tersebut. Kerja sama internasional dalam transisi energi pun berpotensi terhambat.
Dominasi China dalam Hilirisasi Nikel
Dampak terakhir adalah peningkatan dominasi perusahaan China dalam hilirisasi nikel Indonesia. Kondisi ekonomi China yang sedang melambat turut memengaruhi harga nikel olahan, khususnya untuk bahan baku stainless steel. Hal ini berisiko memperburuk kinerja ekspor nikel dan menurunkan surplus neraca dagang Indonesia.
Kesimpulan
Pencabutan mandat kendaraan listrik di AS oleh Presiden Trump memiliki implikasi signifikan bagi Indonesia, terutama pada sektor hilirisasi nikel dan pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Penurunan harga mineral kritis, berkurangnya investasi asing, terhambatnya pembiayaan internasional, dan dominasi China merupakan beberapa potensi risiko yang perlu diwaspadai.