Dapur MBG Polda Bali di Denpasar Produksi 3.700 Paket Makanan Bergizi per Hari
Dapur MBG pertama di Denpasar, hasil kerjasama Disdikpora Bali dan Polda Bali, mampu memproduksi 3.700 paket makanan bergizi setiap hari untuk siswa dari TK hingga SMA, dengan penyaluran bertahap.

Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Bali baru saja meresmikan dapur Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pertama di Kota Denpasar, tepatnya berlokasi di Jalan Plawa Nomor 40. Peresmian yang dilakukan pada Rabu lalu ini menandai dimulainya produksi dan distribusi makanan bergizi bagi siswa di Denpasar. Dapur MBG, atau yang juga disebut Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), ini merupakan hasil kerjasama antara Disdikpora Bali dan Polda Bali, dan mampu memproduksi hingga 3.700 paket makanan bergizi setiap harinya. Kepala Disdikpora Bali, KN Boy Jayawibawa, menjelaskan bahwa dapur ini akan melayani siswa dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
Pada hari pertamanya beroperasi, dapur MBG Polda Bali telah berhasil memproduksi dan mendistribusikan 771 paket makanan bergizi ke beberapa sekolah di Denpasar Timur, termasuk SMAN 7 Denpasar dan SMPN 3 Denpasar. Distribusi dilakukan menggunakan dua mobil boks, menandakan efisiensi dalam proses penyaluran makanan. Boy Jayawibawa menambahkan bahwa meskipun ini merupakan dapur MBG pertama yang dibentuk oleh Polda Bali, Bali sendiri telah memiliki dapur MBG di beberapa kabupaten/kota lainnya, seperti Jembrana, Karangasem, dan Tabanan. Ia juga menyampaikan harapan agar ke depannya setiap kabupaten/kota di Bali dapat memiliki dapur MBG sendiri untuk menjangkau lebih banyak siswa.
Program MBG ini bertujuan untuk memastikan setiap siswa mendapatkan makanan bergizi yang cukup untuk mendukung proses belajar mengajar. Menu yang disajikan telah memenuhi standar kesehatan, dengan lauk pauk yang terdiri dari daging, sayur, dan tambahan sayuran lainnya. Keamanan dan kebersihan makanan telah dipastikan oleh tim dokter kesehatan (dokkes). Respon positif datang dari pihak sekolah dan siswa penerima manfaat. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMPN 3 Denpasar, Made Kartika Sari, mengungkapkan bahwa siswa sangat menyambut baik program ini, dan menu yang disediakan pun dinilai cocok. Orang tua siswa juga memberikan respon positif karena program ini membantu meringankan beban mereka.
Distribusi Makanan Bergizi dan Antisipasi Keracunan
SMPN 3 Denpasar, sebagai salah satu sekolah penerima manfaat, telah menerapkan pengawasan ketat dalam proses penyaluran dan konsumsi makanan bergizi. Pihak sekolah memberikan pendampingan selama jam makan dan siap mengambil tindakan segera jika terjadi indikasi keracunan makanan. Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi mengingat adanya kasus keracunan makanan di daerah lain. Meskipun seharusnya 1.061 siswa di SMPN 3 Denpasar menerima makanan bergizi gratis, penyaluran pada tahap awal difokuskan kepada siswa kelas IX yang berjumlah 328 siswa.
Proses pemetaan sekolah sasaran telah dilakukan oleh Disdikpora Bali untuk memastikan penyaluran makanan yang efektif dan efisien. Sekolah-sekolah di sekitar Denpasar Timur menjadi prioritas pada tahap awal program ini. Ke depannya, diharapkan program MBG dapat menjangkau lebih banyak sekolah dan siswa di seluruh Denpasar dan Bali. Kerjasama antara Disdikpora Bali dan Polda Bali dalam membangun dapur MBG ini menjadi contoh nyata sinergi antar lembaga dalam upaya meningkatkan kesejahteraan siswa.
Program ini juga diharapkan dapat membantu mengurangi angka kekurangan gizi pada anak sekolah dan meningkatkan kualitas pendidikan di Bali. Dengan adanya dapur MBG yang mampu memproduksi ribuan paket makanan bergizi setiap hari, diharapkan program ini dapat berjalan dengan lancar dan berkelanjutan, memberikan dampak positif bagi perkembangan anak-anak di Bali.
Dukungan Berbagai Pihak dan Pengembangan MBG
Kepala Disdikpora Bali, Boy Jayawibawa, mengakui bahwa perlu dukungan dari berbagai pihak untuk mewujudkan keberadaan dapur MBG di seluruh kabupaten/kota di Bali. Proses pembangunan dan operasionalisasi dapur MBG memerlukan perencanaan dan pendanaan yang matang. Namun, dengan keberhasilan dapur MBG Polda Bali di Denpasar, diharapkan dapat menjadi contoh dan motivasi bagi daerah lain untuk mengembangkan program serupa.
Keberadaan dapur MBG ini tidak hanya membantu siswa dalam mendapatkan makanan bergizi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal. Pembelian bahan baku makanan akan melibatkan petani dan pedagang lokal, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar. Program ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam upaya meningkatkan kualitas gizi anak sekolah.
Dengan kapasitas produksi yang besar dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan program MBG di Denpasar dan Bali dapat berjalan dengan sukses dan memberikan manfaat yang optimal bagi siswa. Keberhasilan ini menjadi langkah penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan anak-anak di Bali.
Secara keseluruhan, program MBG ini merupakan langkah positif dalam upaya meningkatkan kesehatan dan gizi siswa di Bali. Dengan adanya dapur MBG yang terpusat dan terorganisir, diharapkan penyaluran makanan bergizi dapat dilakukan secara efisien dan merata. Keberhasilan program ini juga bergantung pada kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sekolah, dan masyarakat.