Depok Dorong Urban Farming Berbasis Ikan dan Tanaman Hias
Wali Kota Depok mengajak masyarakat mengembangkan urban farming berbasis ikan hias dan tanaman hias untuk meningkatkan kesejahteraan dan menjaga kelestarian lingkungan.

Wali Kota Depok, Jawa Barat, Supian Suri, pada Minggu (16/3) mengajak masyarakat Depok untuk mengembangkan potensi ikan hias dan tanaman hias sebagai bentuk inovatif dari urban farming. Inisiatif ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan warga dan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Langkah ini dirasa perlu mengingat semakin terbatasnya lahan pertanian di Depok.
Menurut Supian Suri, urban farming, yang meliputi budi daya, pengolahan, dan distribusi bahan pangan di perkotaan, menjadi solusi tepat. Ia menekankan bahwa pengembangan ikan dan tanaman hias dapat dilakukan tanpa mengorbankan lahan hijau yang sudah ada. Ide ini muncul sebagai respon atas berkurangnya lahan pertanian di Depok yang dulunya memiliki banyak lahan sawah dan perikanan.
Potensi besar sektor ikan hias di Depok, menurut Wali Kota, didukung oleh keberadaan Balai Riset Ikan Hias milik Kementerian Kelautan dan Perikanan di Depok. Balai riset ini diharapkan dapat memberikan peluang besar bagi warga Depok untuk mengembangkan usaha di bidang ini, meskipun produksi ikan konsumsi dalam skala besar mungkin sulit dilakukan. Fokus pada ikan hias dinilai lebih menjanjikan karena nilai jualnya yang tinggi.
Urban Farming: Solusi Pertanian di Kota Depok
Pemkot Depok melihat urban farming sebagai solusi atas keterbatasan lahan pertanian. Dengan memanfaatkan lahan yang ada secara efektif, masyarakat dapat meningkatkan perekonomian dan ketahanan pangan. Pengembangan ikan hias dan tanaman hias dipilih karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan potensi pasar yang luas.
Selain ikan hias, tanaman hias juga menjadi fokus pengembangan, terutama di wilayah Bojongsari yang sudah dikenal sebagai sentra tanaman hias. Dengan pengembangan yang serius, Depok berpotensi menjadi pusat perdagangan tanaman dan ikan hias, menarik minat pecinta tanaman dan ikan hias dari berbagai daerah.
Konsep urban farming ini tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga pada pelestarian lingkungan. Pemkot Depok berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan warga tanpa mengorbankan lahan hijau atau merusak lingkungan. Hal ini ditegaskan oleh Wali Kota Supian Suri dalam keterangannya.
Dukungan untuk Urban Farming di Depok
Wali Kota Supian Suri berharap mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, untuk mewujudkan Depok sebagai pusat urban farming berbasis ikan hias dan tanaman hias. Ia optimistis bahwa inisiatif ini akan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi warga Depok sambil menjaga kelestarian lingkungan.
Lebih lanjut, beliau menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan. "Kita ingin meningkatkan kesejahteraan tanpa harus mengubah lahan hijau menjadi bangunan atau kontrakan, tanpa menutup sungai untuk dijadikan toko. Ini yang akan kita dorong," tegas Supian Suri. Harapannya, program ini dapat menjadi model bagi kota-kota lain di Indonesia.
Program ini juga diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi warga Depok, khususnya bagi generasi muda. Dengan pelatihan dan pendampingan yang tepat, masyarakat dapat mengembangkan usaha di bidang ikan hias dan tanaman hias secara profesional dan berkelanjutan.
Keberhasilan program ini akan bergantung pada kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Pemerintah berperan dalam menyediakan pelatihan, pendampingan, dan akses pasar. Masyarakat berperan aktif dalam berpartisipasi dalam program ini, sementara sektor swasta dapat memberikan dukungan dalam bentuk investasi dan teknologi.
Secara keseluruhan, inisiatif urban farming ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Depok, sambil menjaga kelestarian lingkungan. Dengan dukungan dari semua pihak, Depok berpotensi menjadi contoh sukses dalam pengembangan urban farming di Indonesia.