Dinkes Banda Aceh Fogging Cegah Demam Berdarah: 15 Kasus di Awal 2025
Dinas Kesehatan Banda Aceh melakukan pengasapan di Gampong Mulia setelah ditemukan empat kasus demam berdarah dari dua keluarga, menambah total kasus menjadi 15 di awal tahun 2025, mengingatkan pentingnya peran masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamu

Demam Berdarah di Banda Aceh: Upaya Pencegahan dengan Pengasapan
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banda Aceh gencar melakukan pengasapan atau fogging untuk mencegah merebaknya demam berdarah dengue (DBD). Langkah ini diambil setelah ditemukan beberapa kasus di Gampong Mulia, Kecamatan Kuta Alam, pada Rabu. Sasaran fogging difokuskan di sekitar rumah pasien yang terkonfirmasi positif DBD.
Mengapa Fogging Dilakukan?
Surveilans Puskesmas Kuta Alam, Yunus Arifin, menjelaskan bahwa pengasapan dilakukan sebagai respons atas empat kasus DBD dari dua keluarga. "Pengasapan ini memang hanya untuk membunuh nyamuk dewasa," kata Yunus, menekankan keterbatasan metode ini. Ia menambahkan bahwa hingga awal 2025, sudah tercatat 15 kasus DBD di Banda Aceh; 11 kasus di tahun 2024 dan empat kasus baru-baru ini.
Peran Masyarakat dalam Pemberantasan DBD
Yunus Arifin menegaskan pentingnya peran aktif masyarakat dalam mencegah penyebaran DBD. "Pengasapan hanyalah solusi sementara," ujarnya. Pemberantasan jentik dan sarang nyamuk harus dilakukan secara mandiri oleh masyarakat. Hal ini dapat dilakukan melalui Gerakan 3M Plus: Menguras, Menutup, dan Mengubur tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, serta menambahkan kegiatan membersihkan lingkungan dan memanfaatkan tumbuhan pengusir nyamuk.
Langkah-Langkah Pencegahan DBD
- Menguras tempat penampungan air secara berkala, seperti bak mandi, drum, dan lain-lain.
- Menutup rapat tempat penampungan air yang digunakan sehari-hari.
- Mengubur atau memusnahkan barang bekas yang dapat menampung air hujan, contohnya kaleng, botol, dan ban bekas.
Penting untuk diingat bahwa nyamuk Aedes aegypti, penyebab demam berdarah, berkembang biak di air jernih, bukan air kotor di selokan.
Kesimpulan
Penanganan demam berdarah di Banda Aceh membutuhkan upaya terpadu. Meskipun fogging membantu mengurangi populasi nyamuk dewasa, peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan Gerakan 3M Plus sangat krusial untuk mencegah merebaknya penyakit ini di masa mendatang.