Dinkes Mataram Awasi Ketat Kualitas Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk Cegah Keracunan
Dinas Kesehatan Mataram siap menerima laporan terkait penurunan kualitas Makan Bergizi Gratis (MBG) dan berkoordinasi dengan BPOM untuk memastikan keamanan pangan bagi siswa.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), menyatakan kesiapannya menerima laporan masyarakat terkait potensi penurunan kualitas Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diterima siswa. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinkes Kota Mataram, Emirald Isfihan, di Mataram pada Kamis, 24 April. Langkah ini diambil sebagai antisipasi dini terhadap potensi masalah seperti makanan basi atau keracunan, yang telah terjadi di beberapa daerah lain.
Emirald Isfihan menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam mengawasi program MBG. Warga yang menemukan indikasi penurunan kualitas MBG, seperti perubahan warna, bau, atau rasa, diimbau untuk segera melapor melalui puskesmas terdekat. Laporan tersebut akan ditindaklanjuti dengan koordinasi bersama berbagai pihak terkait, termasuk Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dapur penyedia MBG, dan tim dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Meskipun pelaksanaan program MBG berada di bawah naungan Badan Gizi Nasional (BGN) dengan standar ahli gizi tersendiri, Dinkes Mataram tetap berperan aktif melakukan pengawasan berkala. Baru-baru ini, Dinkes Mataram bersama BPOM telah melakukan tindakan cepat setelah menerima laporan indikasi MBG basi. Meskipun tidak ada korban, langkah cepat ini menunjukkan komitmen Dinkes Mataram dalam menjaga kualitas MBG.
Pengawasan Kualitas MBG di Mataram
Proses pengawasan MBG di Kota Mataram dinilai relatif mudah karena hanya terdapat dua lokasi dapur penyedia, yaitu di Kecamatan Selaparang dan Kecamatan Sekarbela. Hasil pengecekan rutin menunjukkan kondisi dapur MBG rata-rata baik, terutama terkait penggunaan air bersih. Proses seleksi penyedia dapur MBG juga dilakukan secara bertahap dan ketat.
Namun, Emirald Isfihan menekankan pentingnya peningkatan peran ahli gizi di setiap dapur MBG. Ahli gizi berperan penting dalam melakukan pengawasan mulai dari pemilihan bahan makanan, penyimpanan, pengolahan, hingga pendistribusian, guna memastikan makanan tetap layak konsumsi dan bergizi. “Kami bersama BPOM sudah mengambil langkah cepat dengan datang langsung ke dapur penyedia MBG,” kata Emirald Isfihan.
Ia menambahkan, jika terdapat keraguan terhadap kualitas MBG saat pendistribusian karena perubahan tekstur, bau, warna, atau rasa, maka sebaiknya pendistribusian dihentikan sementara. BPOM siap melakukan uji sampel untuk memastikan kualitas makanan tersebut. Hal ini menunjukkan komitmen untuk memastikan keamanan dan kualitas MBG bagi para siswa.
Peran Serta Masyarakat dan Langkah Antisipasi
Dinkes Mataram mengimbau masyarakat untuk aktif melaporkan setiap indikasi penurunan kualitas MBG. Kerjasama antara masyarakat, Dinkes, BPOM, dan pihak terkait lainnya sangat penting untuk memastikan keberhasilan program MBG dan mencegah kejadian yang tidak diinginkan. Sistem pelaporan yang mudah diakses melalui puskesmas diharapkan dapat mempercepat proses penanganan jika terjadi masalah.
Dengan pengawasan yang ketat dan peran serta aktif dari semua pihak, diharapkan program MBG di Kota Mataram dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat optimal bagi kesehatan para siswa. Langkah-langkah antisipasi yang proaktif ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam menjaga kualitas gizi anak-anak.
Selain itu, peningkatan kapasitas ahli gizi di dapur MBG juga menjadi fokus perhatian. Pengecekan berkala dan pelatihan yang berkelanjutan akan meningkatkan kemampuan ahli gizi dalam mengawasi seluruh proses, dari pengadaan bahan baku hingga distribusi makanan ke sekolah-sekolah.
Kesimpulan
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Mataram terus diawasi ketat untuk memastikan kualitas dan keamanan makanan bagi siswa. Kerja sama antara Dinkes, BPOM, dan masyarakat sangat penting dalam menjaga keberhasilan program ini.