Diplomasi Iklim Inggris-Indonesia: Perkuat Kemitraan Strategis untuk Transisi Energi Berkelanjutan
Perwakilan Khusus Inggris untuk Iklim, Rachel Kyte, kunjungi Indonesia untuk memperkuat kerja sama dalam transisi energi adil, pasar karbon, dan keuangan hijau demi mencapai target NDC.

Jakarta, 10 Mei 2024 - Dalam upaya memperkuat kerja sama iklim, Perwakilan Khusus Inggris untuk Iklim, Rachel Kyte, melakukan kunjungan resmi ke Indonesia pada 8-9 Mei 2024. Kunjungan ini bertujuan untuk memperkokoh diplomasi iklim dalam kerangka kerja sama kemitraan strategis baru antara Inggris dan Indonesia. Kunjungan tersebut menandai langkah signifikan dalam kolaborasi kedua negara untuk menghadapi tantangan perubahan iklim global.
Kyte, dalam pernyataannya di Jakarta, menekankan potensi Indonesia sebagai pemimpin iklim global. Ia menyebut Indonesia memiliki peran penting dalam upaya bersama untuk mencapai tujuan Perjanjian Paris. Kunjungan ini merupakan yang pertama bagi Kyte ke Indonesia dalam kapasitasnya sebagai Perwakilan Khusus Inggris untuk Iklim.
Selama kunjungannya, Kyte melakukan serangkaian pertemuan penting dengan sejumlah pejabat tinggi Indonesia, termasuk Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Diskusi difokuskan pada kolaborasi strategis, khususnya dalam Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP), pengembangan pasar karbon yang berintegritas tinggi, dan peningkatan akses terhadap keuangan hijau untuk mendukung target Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional (NDCs) Indonesia.
Kolaborasi Strategis untuk Transisi Energi Berkelanjutan
Pertemuan-pertemuan yang dilakukan Kyte tidak hanya terbatas pada pejabat pemerintah. Ia juga bertemu dengan utusan khusus presiden, asosiasi yang bergerak di bidang emisi, dan direktur ASEAN. Berbagai topik dibahas, mulai dari berbagi pengalaman keberhasilan Inggris dalam mengurangi emisi hingga membahas inisiatif energi regional melalui ASEAN–UK Green Transition Fund.
Kyte menegaskan pentingnya kolaborasi internasional dalam mengatasi ancaman perubahan iklim. Kedua negara, menurutnya, harus bekerja sama untuk mendorong investasi dalam pembangunan rendah karbon dan energi bersih. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan ketahanan energi dan ekonomi hijau yang inklusif.
“Dari mengembangkan pasar karbon yang berintegritas tinggi hingga mendorong keuangan hijau dan mewujudkan transisi energi yang adil, Inggris bangga berdiri bersama Indonesia seiring negara ini membentuk solusi yang mendorong kemakmuran, inovasi, dan pertumbuhan,” ujar Kyte.
Dukungan Inggris terhadap Target NDC Indonesia
Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Dominic Jermey, menyatakan bahwa kunjungan Kyte merefleksikan kedalaman dan keluasan hubungan Inggris-Indonesia di bidang iklim dan energi. Kunjungan ini sejalan dengan kemitraan strategis baru yang diumumkan oleh Presiden Prabowo dan Perdana Menteri Sir Keir Starmer di London tahun lalu.
Jermey menekankan bahwa meskipun tantangan perubahan iklim bersifat global, solusi seringkali berakar pada kepemimpinan nasional dan kemitraan internasional. Inggris, tegasnya, berkomitmen untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam berbagai sektor, termasuk energi bersih, keuangan berkelanjutan, dan pasar karbon. Komitmen ini akan berkelanjutan dalam jangka panjang.
“Tantangan bersama kita terkait krisis iklim bersifat global. Namun, solusinya sering kali berakar pada kepemimpinan nasional dan kemitraan internasional. Inggris berkomitmen untuk bekerja sama dengan Indonesia di seluruh spektrum energi bersih, keuangan berkelanjutan, dan pasar karbon. Kami akan terus bekerja sama untuk jangka panjang,” ujar Jermey.
Kunjungan Kyte ke Indonesia menjadi bukti nyata komitmen Inggris dalam mendukung upaya Indonesia mencapai target NDC. Kerja sama ini diharapkan dapat mendorong percepatan transisi energi berkelanjutan di Indonesia dan berkontribusi pada upaya global dalam mengatasi perubahan iklim.