Diskon Listrik Tekan Inflasi Jateng, Tapi Ancaman Masih Ada
Kebijakan diskon tarif listrik di Jawa Tengah berhasil menurunkan tekanan inflasi pada Januari 2025, terutama pada kelompok perumahan, namun kenaikan harga pangan dan emas menimbulkan tantangan baru.
Semarang, 5 Februari 2025 - Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah mengumumkan keberhasilan kebijakan diskon tarif listrik dalam menekan inflasi daerah. Diskon 50 persen untuk pelanggan PLN dengan daya di bawah 2.200 VA, berlaku Januari-Februari 2025, terbukti efektif menurunkan tekanan inflasi, khususnya pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga.
Diskon Listrik dan Deflasi Januari 2025
Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng, Rahmat Dwisaputra, menjelaskan penurunan harga listrik berkontribusi signifikan terhadap deflasi Januari 2025. Kelompok perumahan mencatat andil deflasi mencapai 1,13 persen (mtm), mendorong deflasi umum sebesar 0,46 persen (mtm) di Jawa Tengah, sejalan dengan tren nasional (0,76 persen mtm). Meskipun demikian, inflasi tahunan (yoy) Jateng masih lebih tinggi dari nasional, yaitu 1,28 persen (yoy) dibandingkan 0,76 persen (yoy) nasional.
Semua kota pantauan inflasi di Jawa Tengah mencatat deflasi pada Januari 2025, dengan Semarang mengalami deflasi terdalam sebesar 0,69 persen (mtm). Ini menunjukkan dampak positif kebijakan diskon listrik secara spasial.
Ancaman Inflasi dari Sektor Pangan dan Emas
Namun, Rahmat juga menyoroti ancaman inflasi dari sektor lain. Kenaikan harga minyak goreng akibat keterlambatan distribusi pasca libur panjang, serta harga cabai merah dan rawit yang terbatas pasokannya karena masih dalam masa tanam, berkontribusi pada inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,54 persen (mtm).
Meskipun demikian, penurunan harga bawang merah dan telur ayam ras membantu menahan tekanan inflasi pada kelompok ini. Kenaikan harga nasi dengan lauk juga turut mendorong inflasi pada kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (0,04 persen mtm).
Selain itu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami peningkatan inflasi (0,03 persen mtm) akibat kenaikan harga emas perhiasan seiring dengan peningkatan harga emas dunia (5,22 persen dibandingkan bulan sebelumnya) akibat ketidakpastian global. Data ini bersumber dari Trading Economics.
Upaya BI dan TPID Jateng Menjaga Stabilitas Inflasi
BI dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jateng berkomitmen menjaga inflasi tetap dalam rentang sasaran 2,5 plus minus 1 persen. Berbagai program pengendalian inflasi dan mitigasi dampak deflasi akan terus dilakukan untuk melindungi masyarakat dan pelaku usaha. Kerjasama dan koordinasi yang erat antara berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan upaya ini.
Kesimpulannya, meskipun kebijakan diskon listrik berhasil menurunkan tekanan inflasi di Jawa Tengah, peningkatan harga pada komoditas pangan tertentu dan emas menjadi tantangan yang perlu diatasi. Koordinasi dan kerjasama yang berkelanjutan antara BI dan TPID Jateng sangat krusial untuk menjaga stabilitas harga dan melindungi daya beli masyarakat.