DKI Jakarta Impor 500 Sapi dari Australia, Jaga Ketahanan Pangan Jelang Idul Adha
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengimpor 500 sapi dari Australia untuk menjaga ketahanan pangan dan stabilitas harga daging menjelang Idul Adha, dengan rencana impor 5.000 sapi pada tahun 2025.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Pemprov DKI) baru-baru ini mengambil langkah strategis untuk mengamankan pasokan daging sapi di Ibu Kota. Sebanyak 500 sapi telah diimpor dari Australia, tiba di Jakarta pada 2 April 2024. Langkah ini dilakukan sebagai upaya menjaga ketahanan dan stabilitas pangan, khususnya pemenuhan kebutuhan protein hewani warga Jakarta, terutama menjelang perayaan Idul Adha.
Direktur Utama Perumda Dharma Jaya, Raditya Endra Budiman, menjelaskan bahwa impor sapi ini merupakan tahap pertama dari rencana besar Pemprov DKI. Ia menyatakan, "Untuk tahap pertama kita impor sapi hidup sebanyak 500 ekor dari Australia, tahap kedua di bulan Juni, dan target tahun 2025 ini kita akan impor 5.000 ekor sapi dari Australia." Pemilihan Australia sebagai negara asal impor didasarkan pada pertimbangan kedekatan geografis dan efisiensi biaya logistik, meskipun negara lain berpotensi menjadi pemasok.
Impor sapi ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan Idul Adha. Pemprov DKI juga berupaya menjaga stabilitas harga daging di pasaran. Jenis sapi yang diimpor adalah sapi bakalan atau sapi potong (Brahman Cross/BX), yang dikenal memiliki keunggulan genetik untuk produktivitas dan efisiensi pemeliharaan. Sapi BX dianggap cocok untuk memenuhi kebutuhan protein hewani warga Jakarta sehari-hari.
Impor Sapi: Upaya Perkuat Ketahanan Pangan Jakarta
Ke-500 sapi yang telah tiba di Jakarta akan digemukkan selama dua bulan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Serang, Banten. Setelah mencapai bobot ideal, sapi-sapi tersebut akan didistribusikan ke sejumlah RPH lainnya, seperti Cakung, Serang, Bogor, dan Sukabumi, untuk selanjutnya didistribusikan ke pasar.
Pemprov DKI telah mendapatkan izin impor sebanyak 5.000 ekor sapi BX tahun ini. Raditya menekankan bahwa sapi lokal tetap memiliki peran penting dalam sistem peternakan nasional dan pengembangannya terus didorong agar mampu bersaing di pasar domestik maupun global. Impor sapi ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan daging di Jakarta, sementara pengembangan peternakan sapi lokal terus ditingkatkan.
Plt Asisten Perekonomian dan Keuangan Setda DKI Jakarta, Suharini Eliawati, menambahkan bahwa impor sapi bakalan efektif untuk menjaga pasokan protein hewani bagi masyarakat Jakarta. Kegiatan impor ini, selain berdampak pada ketersediaan pangan, juga bertujuan untuk menjaga stabilitas harga di pasaran.
Strategi Jangka Panjang: Pengembangan Peternakan Lokal
Meskipun impor sapi dilakukan sebagai langkah strategis jangka pendek, Pemprov DKI tetap berkomitmen untuk mengembangkan peternakan sapi lokal. Hal ini penting untuk menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada impor di masa depan. Pengembangan peternakan lokal akan meningkatkan daya saing produk peternakan Indonesia di pasar domestik maupun global.
Suharini Eliawati menjelaskan bahwa pemilihan Australia sebagai negara asal impor saat ini didasarkan pada pertimbangan efisiensi biaya logistik dan kedekatan geografis. Namun, Pemprov DKI tetap terbuka untuk menjajaki kerja sama dengan negara lain sebagai pemasok sapi di masa mendatang. Kajian lebih lanjut akan dilakukan untuk mengevaluasi potensi kerja sama dengan negara lain, termasuk pertimbangan ongkos kirim dan waktu tempuh.
Impor sapi dari Australia ini menjadi langkah penting bagi Pemprov DKI dalam menjaga ketahanan pangan dan stabilitas harga daging di Jakarta. Langkah ini dipadukan dengan komitmen untuk terus mengembangkan peternakan sapi lokal guna menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan di masa depan.
Dengan rencana impor 5.000 ekor sapi pada tahun 2025, Pemprov DKI menunjukkan keseriusannya dalam memastikan ketersediaan daging sapi bagi warga Jakarta. Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.