Impor 3.200 Sapi Australia: Strategi Kementan Perkuat Peternakan Nasional
Kedatangan 200 indukan dan 3.000 sapi bakalan dari Australia menjadi bukti komitmen investasi sektor peternakan dan langkah strategis Kementan untuk mengurangi impor daging sapi.

Sebanyak 3.200 sapi asal Australia, terdiri dari 200 indukan dan 3.000 sapi bakalan, telah tiba di Indonesia pada 21 Februari 2025 melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kedatangan ini merupakan bagian dari upaya Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memperkuat industri peternakan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor daging sapi. Impor ini juga menjadi bukti nyata komitmen investasi di sektor peternakan dalam negeri.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, menyatakan bahwa kedatangan sapi-sapi ini merupakan langkah strategis jangka panjang. Ia menekankan bahwa impor indukan sapi merupakan kewajiban bagi perusahaan penggemukan sapi (feedloter), sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 15 Tahun 2021. Regulasi ini mewajibkan feedloter mendatangkan minimal 3 persen sapi indukan dari kapasitas kandang mereka.
Kedatangan 3.000 sapi bakalan juga bertujuan untuk mengantisipasi peningkatan permintaan daging sapi menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri. Langkah ini diharapkan dapat menjaga stabilitas harga daging sapi di pasaran dan memastikan ketersediaan daging sapi dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat. Kementan memastikan semua sapi impor telah memenuhi standar kesehatan hewan sesuai regulasi yang berlaku.
Impor Sapi Indukan: Upaya Peningkatan Produksi Daging Sapi Dalam Negeri
Impor 200 sapi indukan dari Australia diharapkan dapat mempercepat peningkatan populasi sapi pedaging di Indonesia. Dengan semakin banyaknya indukan, diharapkan produksi daging sapi dalam negeri dapat meningkat secara signifikan di masa mendatang. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor daging sapi dan meningkatkan swasembada daging.
Agung Suganda menambahkan bahwa masuknya indukan sapi berkualitas dari Australia akan meningkatkan kualitas genetik ternak sapi di Indonesia. Dengan demikian, diharapkan akan dihasilkan sapi pedaging dengan produktivitas yang lebih tinggi dan kualitas daging yang lebih baik.
Proses impor sapi indukan ini juga diawasi ketat oleh pihak berwenang untuk memastikan kesehatan dan kualitas sapi yang diimpor. Hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya penyakit hewan menular yang dapat mengancam populasi sapi di Indonesia.
Pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan industri peternakan nasional dengan berbagai program dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan peternak.
Antisipasi Ramadan dan Idul Fitri: Ketersediaan Daging Sapi Terjamin
Kedatangan 3.000 sapi bakalan merupakan langkah antisipatif untuk memenuhi peningkatan permintaan daging sapi selama Ramadan dan Idul Fitri. Dengan ketersediaan sapi bakalan yang cukup, diharapkan dapat menstabilkan harga daging sapi dan mencegah terjadinya kelangkaan.
Direktur Eksekutif Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (GAPUSPINDO), Djoni Liano, menjelaskan bahwa sapi bakalan tersebut akan segera diproses untuk penggemukan. Proses penggemukan ini akan dilakukan secara intensif agar sapi siap potong dan memenuhi kebutuhan daging selama periode tersebut.
Kementan bekerja sama dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan kelancaran proses pengadaan dan distribusi daging sapi. Hal ini dilakukan untuk menjamin ketersediaan daging sapi dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat selama periode puncak permintaan tersebut.
Langkah ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi peternak lokal, karena akan meningkatkan permintaan terhadap sapi bakalan dari peternak dalam negeri.
Jaminan Kesehatan Hewan: Prosedur Ketat dan Pengawasan Berkala
Deputi Bidang Karantina Hewan Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sriyanto, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan serangkaian prosedur untuk memastikan kesehatan sapi impor. Sebelum dilepas, sapi-sapi tersebut diperiksa secara ketat untuk memastikan bebas dari penyakit dan telah divaksinasi penyakit mulut dan kuku.
Prosedur ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit hewan menular yang dapat berdampak buruk pada industri peternakan dalam negeri. Pengawasan kesehatan hewan dilakukan secara ketat dan berkelanjutan untuk memastikan kesehatan ternak tetap terjaga.
Kementan berkomitmen untuk menjaga kesehatan hewan dan menerapkan standar keamanan pangan yang tinggi dalam setiap proses pengadaan dan distribusi produk peternakan. Hal ini dilakukan untuk melindungi kesehatan masyarakat dan menjaga kualitas produk peternakan Indonesia.
Dengan langkah-langkah strategis yang dilakukan Kementan, diharapkan industri peternakan Indonesia dapat semakin berkembang dan mampu memenuhi kebutuhan daging sapi dalam negeri, sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak.