Jelang Ramadhan, Barantin Pastikan Sapi Impor Australia Bebas Penyakit
Badan Karantina Indonesia (Barantin) memastikan sapi impor Australia bebas penyakit menjelang Ramadhan setelah melalui karantina ketat selama 14 hari dan pemeriksaan kesehatan menyeluruh.

Jelang bulan suci Ramadhan, keamanan pangan menjadi perhatian utama. Badan Karantina Indonesia (Barantin) memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa sapi impor dari Australia yang beredar di pasaran dalam kondisi sehat dan bebas dari penyakit. Proses karantina yang ketat dan pemeriksaan kesehatan menyeluruh diterapkan untuk memastikan hal tersebut.
Kepala Barantin, Sahat Manaor Panggabean, menyatakan bahwa pengawasan dilakukan secara ketat mulai dari kedatangan sapi di Indonesia hingga distribusi ke pasar. "Kita coba pastikan juga bahwa mulai dari masuk, pembesaran sampai nanti dikirim ke market itu semuanya diperiksa dengan baik," tegas Sahat saat melakukan kunjungan ke fasilitas instalasi karantina hewan (IKH) milik PT Lembu Jantan Perkasa di Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (25/2).
Proses karantina yang diterapkan selama 14 hari bertujuan untuk mendeteksi empat penyakit utama pada sapi, yaitu diare, tuberkulosis, penyakit keluron, dan Lumpy Skin Disease (LSD). Pemeriksaan kesehatan yang komprehensif ini memastikan keamanan dan kesehatan daging sapi yang dikonsumsi masyarakat Indonesia.
Proses Karantina dan Pengujian Kesehatan Sapi Impor
Ketua Tim Kerja Karantina Hewan Jakarta, Fauziah, menjelaskan lebih detail mengenai proses karantina. Pengambilan sampel dilakukan 100 persen terhadap sapi indukan, sedangkan untuk sapi bakalan (feeder) sebanyak 2 persen dari total sapi yang masuk. Perbedaan persentase ini didasarkan pada proporsi sapi indukan yang hanya 3 persen dari total kuota impor.
"Dalam masa karantina akan diuji, akan dilakukan perlakuan, termasuk pengambilan sampel," ujar Fauziah. Proses ini memastikan bahwa hanya sapi yang sehat dan bebas penyakit yang lolos karantina dan didistribusikan ke pasar.
Semua sapi impor melalui tahapan biosecurity yang kompleks sebelum dipasarkan. Hal ini untuk menjamin keamanan pangan dan kesehatan masyarakat. "Sapi-sapi yang dikonsumsi, yang sudah kita periksa itu pasti aman. Jadi silakan kita bisa melakukan ibadah puasa nanti dengan tenang," tambah Sahat Panggabean.
Fasilitas Karantina dan Stok Sapi Jelang Ramadhan
PT Lembu Jantan Perkasa, salah satu fasilitas IKH swasta di Purwakarta, memiliki kapasitas menampung hingga 5.600 ekor sapi impor. Baru-baru ini, mereka menerima 1.515 ekor sapi bakalan dan 184 ekor sapi indukan dari Australia pada tanggal 20 Februari.
Selain masa karantina 14 hari, sapi-sapi tersebut juga menjalani masa penggemukan selama 90 hari sebelum dipasarkan. Untuk menghadapi kebutuhan Ramadhan, PT Lembu Jantan Perkasa telah menyiapkan stok sebanyak 2.100 ekor sapi.
Corporate Communications PT Lembu Jantan Perkasa, I Ketut Karya Wisana, menjelaskan strategi pemasaran mereka. "Prioritasnya kalau di sini, utamanya wilayah Jawa Barat. Karena kita ada di Jawa Barat, strategi market kita memang mendekatkan pasar," ujarnya.
Dengan langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Barantin dan pihak terkait, diharapkan masyarakat dapat menikmati daging sapi yang aman dan sehat selama bulan Ramadhan.