Pemprov Kepri Pastikan 17 Ribu Hewan Kurban Siap untuk Idul Adha 2025
Pemerintah Provinsi Kepri memastikan ketersediaan 17 ribu hewan kurban, terdiri dari 10 ribu sapi dan 7 ribu kambing, untuk memenuhi kebutuhan Idul Adha 1446 H/2025 M, dengan pengawasan ketat terhadap kesehatan hewan.

Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memastikan ketersediaan hewan kurban untuk Idul Adha 1446 Hijriah/2025 Masehi telah terpenuhi. Sebanyak 17 ribu ekor hewan kurban siap didistribusikan ke tujuh kabupaten/kota di Kepri. Ketersediaan ini terdiri dari 10 ribu ekor sapi dan 7 ribu ekor kambing, sebagian besar didatangkan dari luar daerah seperti Lampung, Sumatera Utara, Riau, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Kesehatan Hewan (DKP2KH) Kepri, Rika Azmi, menyatakan bahwa pasokan hewan kurban tersebut dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kepri. Pihaknya juga memastikan bahwa pemeriksaan kesehatan hewan kurban dilakukan secara ketat oleh dokter hewan yang berwenang sebelum hewan tersebut didistribusikan. "Insyaallah, kalau untuk ketersediaannya sudah cukup, sekarang dokter hewan berwenang sedang mengecek kesehatan hewan kurban di kandang-kandang peternak," ujar Rika Azmi.
Pengawasan ketat juga dilakukan terhadap lalu lintas hewan kurban yang masuk ke Kepri. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit hewan menular seperti antraks dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Peternak yang mendatangkan hewan kurban dari luar daerah diwajibkan untuk memenuhi prosedur pemasukan kesehatan hewan kurban, termasuk mencuci dan memeriksa penyakit antraks serta PMK sebelum hewan tersebut dijual kepada masyarakat. "Hal ini bertujuan memastikan bahwa hewan kurban yang beredar di masyarakat Kepri, aman dan sehat untuk dikonsumsi," tegas Rika Azmi.
Pengawasan Ketat Jamin Kesehatan Hewan Kurban
Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (BKHIT) Provinsi Kepri, Herwintarti, menambahkan bahwa pihaknya bersinergi dengan dinas terkait untuk menjamin kesehatan hewan ternak yang masuk ke Kepri. Kepri, sebagai daerah kepulauan, sangat bergantung pada pasokan hewan ternak dari luar daerah. "Kepri bukan penghasil ternak karena daerah kepulauan, makanya sebagian besar hewan kurban didatangkan dari luar daerah," jelasnya.
BKHIT Kepri memiliki tantangan dalam mengawasi dan mencegah penyebaran penyakit zoonosis pada hewan ternak. Penyakit zoonosis adalah penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia. Oleh karena itu, pengawasan lalu lintas hewan kurban menjadi sangat penting, terutama menjelang Idul Adha ketika permintaan hewan kurban meningkat tajam.
Herwintarti memastikan bahwa pihaknya siap mengawal lalu lintas hewan kurban yang masuk ke Kepri. "Kami pastikan hewan kurban yang masuk ke Kepri aman dan sehat untuk dikonsumsi masyarakat pada perayaan Idul Adha tahun ini," katanya. Pihaknya berkomitmen untuk memastikan hewan kurban yang sampai ke masyarakat dalam kondisi sehat dan bebas dari penyakit menular.
Sebagai langkah antisipasi, pemeriksaan kesehatan hewan kurban dilakukan secara menyeluruh. Pemeriksaan meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan juga pengecekan dokumen kesehatan hewan. Semua hewan kurban yang lolos pemeriksaan akan diberikan sertifikat kesehatan yang menjamin keamanan dan kesehatan hewan tersebut.
Antisipasi Penyakit Hewan Menular
- Pemeriksaan kesehatan hewan kurban dilakukan secara ketat oleh dokter hewan yang kompeten.
- Prosedur pemasukan hewan kurban dari luar daerah diperketat untuk mencegah penyebaran penyakit.
- Kerjasama antar instansi terkait ditingkatkan untuk memastikan pengawasan yang efektif.
- Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya memilih hewan kurban yang sehat dan aman.
Pemerintah Provinsi Kepri berkomitmen untuk memastikan ketersediaan dan keamanan hewan kurban bagi masyarakat Kepri dalam rangka merayakan Idul Adha 1446 H/2025 M. Dengan pengawasan dan pemeriksaan yang ketat, diharapkan hewan kurban yang beredar di masyarakat aman dan sehat untuk dikonsumsi.