Barantin Periksa 2.449 Sapi Impor Australia di Tanjung Priok
Badan Karantina Indonesia (Barantin) memeriksa 2.449 ekor sapi impor Australia di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, memastikan kesehatan dan bebas penyakit seperti FMD dan LSD.

Badan Karantina Indonesia (Barantin) telah memeriksa 2.449 ekor sapi impor dari Australia di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan kesehatan hewan ternak dan mencegah penyebaran penyakit hewan menular.
Menurut keterangan tertulis Deputi Bidang Karantina Hewan Barantin, Sriyanto, pada Jumat, pemeriksaan meliputi 184 ekor sapi indukan dan 2.265 ekor sapi bakalan. Proses pemeriksaan dilakukan secara fisik dan verifikasi dokumen di atas kapal sebelum hewan dipindahkan ke Instalasi Karantina Hewan.
Pemeriksaan ketat ini bertujuan untuk mencegah masuknya penyakit hewan menular ke Indonesia, seperti penyakit mulut dan kuku (PMK) atau FMD dan penyakit kulit nodular (LSD). "Proses karantina ini penting untuk memastikan sapi impor yang masuk ke Indonesia sehat dan bebas penyakit. Perlakuan, termasuk disinfeksi dan vaksinasi, merupakan langkah penting dalam mencegah penyebaran penyakit seperti PMK dan LSD," jelas Sriyanto.
Langkah-langkah Karantina Ketat
Sriyanto menjelaskan bahwa Barantin menerapkan langkah-langkah karantina yang ketat dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah pra-perbatasan melalui pemberitahuan sebelumnya. Tahap kedua adalah pemeriksaan di perbatasan melalui inspeksi pelabuhan, termasuk disinfeksi dan pemeriksaan fisik. Sedangkan tahap ketiga adalah pasca-perbatasan yang meliputi karantina hewan di instalasi yang ditunjuk dan pemantauan penyakit setelah hewan dilepas.
Selain pemeriksaan fisik, Barantin juga melakukan uji laboratorium untuk memastikan semua persyaratan protokol kesehatan dan karantina hewan terpenuhi dan sesuai dengan peraturan karantina yang berlaku. Hal ini merupakan bagian integral dari upaya pencegahan penyakit hewan menular.
Semua proses ini dirancang untuk melindungi kesehatan hewan ternak di Indonesia dan mencegah potensi kerugian ekonomi yang dapat ditimbulkan oleh wabah penyakit.
Impor Sapi Australia Tahun 2024
Data dari Barantin menunjukkan bahwa impor sapi bakalan dari Australia mencapai 487.452 ekor pada tahun 2024. Hewan ternak tersebut didatangkan melalui berbagai titik masuk, termasuk Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta dan Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya.
Tingginya angka impor ini menunjukkan pentingnya pengawasan dan penerapan protokol karantina yang ketat. Barantin berkomitmen untuk terus meningkatkan pengawasan dan memastikan kesehatan hewan ternak impor demi menjaga ketahanan pangan nasional.
Dengan pengawasan yang ketat dan langkah-langkah preventif yang komprehensif, Indonesia berupaya untuk mencegah masuk dan penyebaran penyakit hewan menular yang dapat mengancam industri peternakan nasional.
Proses impor sapi dari Australia ini diawasi secara ketat untuk memastikan kualitas dan kesehatan hewan ternak yang masuk ke Indonesia. Hal ini penting untuk menjaga kesehatan hewan ternak di dalam negeri dan mencegah penyebaran penyakit.
Kesimpulan
Pemeriksaan 2.449 ekor sapi impor dari Australia di Pelabuhan Tanjung Priok oleh Barantin merupakan bukti komitmen Indonesia dalam menjaga kesehatan hewan ternak dan mencegah penyebaran penyakit. Proses karantina yang ketat, meliputi pemeriksaan fisik, uji laboratorium, dan langkah-langkah di pra, saat, dan pasca perbatasan, memastikan hanya hewan ternak sehat yang masuk ke Indonesia.