DPR Apresiasi Kesiapan Listrik Jelang Idul Fitri 2025, PLN Didesak Antisipasi Cuaca Ekstrem
Komisi XII DPR RI mengapresiasi kesiapan PLN dalam menyediakan pasokan listrik jelang Idul Fitri 2025, namun mendesak PLN untuk tetap siaga terhadap potensi gangguan cuaca ekstrem dan memastikan pasokan listrik di daerah 3T.

Anggota Komisi XII DPR RI, Alfons Manibui, memberikan apresiasi kepada pemerintah, Kementerian ESDM, dan PT PLN atas kesiapan pasokan listrik menjelang Idul Fitri 2025. Hal ini disampaikannya melalui keterangan resmi di Jakarta pada Jumat, 14 Maret. Ia menyatakan bahwa hingga dua minggu awal Ramadhan, ketersediaan listrik tercukupi dengan baik, sehingga aktivitas ekonomi dan ibadah masyarakat berjalan lancar. "Hingga dua minggu bulan puasa, ketersediaan listrik di masyarakat tercukupi, sehingga aktivitas ekonomi masyarakat berjalan normal tanpa kendala yang terkait dengan pasokan listrik. Masyarakat terlihat nyaman dan bisa fokus menjalankan ibadah Ramadhan," ungkap Alfons.
Meskipun demikian, Alfons juga menyampaikan tiga saran penting untuk memastikan pasokan listrik tetap aman, terutama selama periode Lebaran. Pertama, PLN harus selalu siaga menghadapi potensi gangguan akibat cuaca ekstrem yang semakin sulit diprediksi. "Seperti kita tahu, cuaca sekarang ini makin sulit diprediksi. Diperlukan kesiagaan penuh agar potensi gangguan dapat teratasi," tegasnya. Kedua, perhatian khusus perlu diberikan pada pasokan listrik di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T), guna pemerataan akses listrik di seluruh wilayah Indonesia. "Ini selalu jadi PR kita bersama untuk melakukan pemerataan akses listrik oleh semua daerah. Harapan kita masyarakat di daerah 3 T terkhusus di kawasan Indonesia timur dapat juga kita penuhi kebutuhan listriknya," tambah legislator dari Papua Barat tersebut.
Ketiga, PLN perlu mempersiapkan infrastruktur pendukung, khususnya Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), terutama di Pulau Jawa untuk menghadapi lonjakan permintaan selama mudik Lebaran. Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, sebelumnya juga telah memastikan pasokan listrik aman dan andal untuk kenyamanan masyarakat selama Idul Fitri 2025. "Jadi, secara umum untuk listrik, insya Allah, enggak ada masalah. Jaringan pun sudah kita cek bersama-sama Pak Dirut, enggak ada masalah," kata Bahlil di Cilegon, Banten.
Kesiapan Pasokan Listrik dan Antisipasi Tantangan
Meskipun kapasitas pembangkit terpasang mencapai 67 ribu megawatt, beban puncak saat Lebaran diperkirakan hanya mencapai 46 ribu megawatt. Artinya, masih terdapat selisih kapasitas yang cukup signifikan, sekitar 30 hingga 40 persen. "Jadi kita masih selisih kurang lebih sekitar 30 persen sampai 40 persen," jelas Alfons. Ia menambahkan bahwa sistem kelistrikan selama Lebaran tahun ini berada dalam kondisi aman dan tanpa kendala berarti. Kesiapan ini juga didukung oleh ketersediaan bahan bakar pembangkit (BBM, batu bara, dan gas) yang cukup untuk 25 hingga 30 hari operasi.
Langkah antisipatif dari PLN sangat penting mengingat potensi gangguan yang dapat terjadi, baik dari faktor alam maupun non-alam. Perlu adanya koordinasi yang baik antara PLN dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan kelancaran pasokan listrik. Hal ini sangat krusial, terutama di daerah-daerah yang rawan terhadap gangguan pasokan listrik.
Pemerataan akses listrik menjadi isu penting yang perlu terus dikawal. Daerah 3T seringkali menghadapi kendala aksesibilitas dan infrastruktur yang terbatas. Oleh karena itu, perlu adanya strategi khusus untuk memastikan pasokan listrik yang handal di wilayah-wilayah tersebut. Investasi dalam infrastruktur dan teknologi yang tepat menjadi kunci keberhasilan dalam upaya pemerataan akses listrik.
Infrastruktur Pendukung dan Kendaraan Listrik
Persiapan infrastruktur pendukung, seperti SPKLU, menjadi hal yang penting untuk mendukung program kendaraan listrik pemerintah. Dengan meningkatnya jumlah kendaraan listrik, kebutuhan akan SPKLU juga akan meningkat, terutama selama periode mudik Lebaran. Peningkatan jumlah SPKLU di wilayah-wilayah strategis, seperti jalur mudik di Pulau Jawa, akan sangat membantu dalam memberikan kenyamanan bagi pengguna kendaraan listrik.
Selain itu, pemeliharaan dan perawatan infrastruktur kelistrikan yang rutin dan terjadwal juga sangat penting untuk mencegah terjadinya gangguan. Pemantauan secara berkala terhadap kondisi jaringan dan peralatan listrik akan membantu dalam mengidentifikasi potensi masalah sebelum terjadi gangguan yang lebih besar. Respon cepat terhadap setiap laporan gangguan juga perlu dilakukan untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan.
Kesimpulannya, kesiapan pasokan listrik jelang Idul Fitri 2025 patut diapresiasi. Namun, kewaspadaan dan antisipasi terhadap potensi gangguan, khususnya dari cuaca ekstrem dan kebutuhan di daerah 3T, tetap harus menjadi prioritas. Persiapan infrastruktur pendukung, seperti SPKLU, juga penting untuk mendukung program kendaraan listrik pemerintah.