DPRD DKI Jakarta Kritik Biaya Tarik Tunai Bank DKI yang Terlalu Mahal
Komisi B DPRD DKI Jakarta menyoroti biaya administrasi penarikan tunai di Bank DKI yang jauh lebih tinggi dibandingkan bank lain, khususnya untuk penarikan di atas Rp100 juta, dan meminta Bank DKI untuk meninjau ulang kebijakan tersebut.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, Bagaimana? Komisi B DPRD DKI Jakarta pada Kamis, 11 April, menyoroti biaya administrasi penarikan tunai di Bank DKI yang dinilai lebih mahal daripada bank lain. Anggota Komisi B, Francine Eustacia, menemukan biaya administrasi Rp100.000 untuk penarikan tunai di atas Rp100 juta tanpa pemberitahuan sebelumnya. Hal ini dianggap memberatkan nasabah, terutama mereka yang dianggap nasabah prioritas. Kritik ini muncul karena biaya tersebut dinilai sepuluh kali lipat lebih tinggi dibandingkan bank lain yang hanya mengenakan biaya Rp10.000. Pihak DPRD DKI mendesak Bank DKI untuk meninjau ulang kebijakan ini guna meningkatkan daya saing dan menarik lebih banyak nasabah.
Francine Eustacia juga menyoroti biaya penukaran uang di Bank DKI yang mencapai Rp10.000. Pengalaman ini didapatkannya saat meminta timnya menukarkan uang pecahan untuk kebutuhan Lebaran Maret lalu. Menurutnya, biaya-biaya administrasi ini perlu ditinjau ulang mengingat Bank DKI perlu meningkatkan daya tariknya di tengah persaingan perbankan yang ketat. Keberadaan biaya-biaya tersebut dinilai kontraproduktif terhadap upaya Bank DKI untuk menarik minat masyarakat Jakarta.
Permasalahan ini menjadi sorotan karena Bank DKI, sebagai bank daerah, seharusnya memberikan layanan yang lebih kompetitif dan menguntungkan bagi masyarakat Jakarta. Biaya administrasi yang tinggi dinilai tidak sejalan dengan upaya untuk meningkatkan inklusi keuangan dan memberikan kemudahan akses bagi masyarakat. Oleh karena itu, DPRD DKI berharap Bank DKI dapat segera melakukan peninjauan dan perbaikan atas kebijakan biaya administrasi tersebut.
Biaya Administrasi Bank DKI Dinilai Tidak Kompetitif
Francine Eustacia menjelaskan bahwa biaya administrasi penarikan tunai di atas Rp100 juta tanpa pemberitahuan sebelumnya di Bank DKI mencapai Rp100.000. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan bank lain yang umumnya hanya mengenakan biaya Rp10.000. Menurutnya, nasabah yang menarik dana dalam jumlah besar biasanya merupakan nasabah prioritas dan seharusnya mendapatkan fasilitas lebih, termasuk pembebasan biaya administrasi.
Ia juga menambahkan bahwa bank lain cenderung memberikan keringanan biaya administrasi untuk menarik nasabah. Hal ini menunjukkan bahwa Bank DKI perlu melakukan evaluasi dan penyesuaian kebijakan agar lebih kompetitif. Dengan biaya yang tinggi, Bank DKI dinilai kurang menarik bagi nasabah, khususnya mereka yang sering melakukan transaksi dalam jumlah besar.
Selain itu, Francine juga menyoroti biaya penukaran uang sebesar Rp10.000. Biaya ini dinilai memberatkan masyarakat, terutama menjelang hari raya seperti Lebaran. Ia berharap Bank DKI dapat mempertimbangkan untuk menghapus atau setidaknya menurunkan biaya-biaya tersebut untuk meningkatkan kepuasan nasabah.
Bank DKI Janji Tinjau Ulang Kebijakan Biaya Administrasi
Menanggapi kritik dari DPRD DKI, Direktur Utama Bank DKI, Agus Haryoto Widodo, menyatakan akan meninjau ulang kebijakan biaya administrasi untuk penarikan tunai di atas Rp100 juta dan penukaran uang. Agus berkomitmen untuk membuat kebijakan yang lebih kompetitif dan memberikan manfaat bagi masyarakat Jakarta.
Agus menjelaskan bahwa Bank DKI akan merevisi kebijakan biaya administrasi agar lebih kompetitif dibandingkan bank lain. Pihaknya menyadari pentingnya memberikan layanan yang terbaik dan terjangkau bagi masyarakat. Komitmen ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Bank DKI dan menarik lebih banyak nasabah.
Langkah ini menunjukkan respon positif Bank DKI terhadap kritik yang disampaikan oleh DPRD DKI. Dengan meninjau ulang kebijakan biaya administrasi, diharapkan Bank DKI dapat meningkatkan daya saing dan memberikan layanan perbankan yang lebih baik kepada masyarakat Jakarta.
Dengan adanya peninjauan ulang ini, diharapkan Bank DKI dapat memberikan solusi yang lebih baik dan lebih kompetitif bagi para nasabahnya. Hal ini penting untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Bank DKI dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Jakarta.