DPRD Kulon Progo Dorong Penanganan Sampah Selesai di Kelurahan
Anggota DPRD Kulon Progo, Pancar Topo Driyo, mendesak pemerintah daerah agar menyelesaikan masalah sampah hingga tingkat kelurahan untuk mencegah TPA Banyuroto cepat penuh dan mengatasi peningkatan volume sampah akibat pertumbuhan penduduk dan pariwisata.

Kulon Progo, 09/2 (ANTARA) - Anggota DPRD Kabupaten Kulon Progo, Pancar Topo Driyo, mengusulkan solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan sampah yang semakin menggunung. Ia mendorong pemerintah daerah agar penanganan sampah diselesaikan tuntas di tingkat kelurahan. Tujuannya? Mencegah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Banyuroto cepat penuh dan memastikan pengelolaan sampah yang lebih efektif.
Meningkatnya Volume Sampah dan Infrastruktur yang Minim
Menurut Pancar, permasalahan sampah di Kulon Progo semakin kompleks. Peningkatan jumlah penduduk dan pesatnya sektor pariwisata berkontribusi pada peningkatan volume sampah. "Volume sampah di TPA Banyuroto Kulon Progo semakin meningkat. Hal ini berpotensi menyebabkan kesulitan dalam pengelolaan dan pengolahan sampah yang lebih efektif," ujarnya, mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2024 tentang Pengelolaan Sampah. Ia juga menyoroti kurangnya infrastruktur pengelolaan sampah di beberapa wilayah, meskipun terdapat tempat pembuangan sampah sementara (TPS). Tidak semua wilayah memiliki infrastruktur memadai, termasuk sistem pengelolaan terintegrasi seperti yang idealnya ada di TPA Banyuroto.
Pancar menekankan pentingnya perencanaan yang matang untuk mengatasi masalah ini sebelum berkembang lebih besar. "Hal ini perlu dirancang penyelesaiannya supaya tidak menimbulkan persoalan sampah di kemudian hari," tegasnya.
Sampah Plastik dan Kurangnya Kesadaran Masyarakat
Salah satu tantangan terbesar adalah sampah plastik. Sifatnya yang sulit terurai dan membutuhkan waktu lama untuk terdegradasi menjadi masalah serius. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai juga memperparah situasi. "Kesadaran masyarakat kurang dalam memilah sampah dan membuang sampah pada tempatnya turut memperburuk masalah ini. Pendidikan dan sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang baik perlu terus ditingkatkan," jelas Pancar.
Pengelolaan Sampah di Kawasan Wisata
Kawasan wisata di Kulon Progo juga menjadi perhatian khusus. Tingginya jumlah wisatawan, terutama saat musim liburan atau hari raya, seringkali memicu masalah sampah. Pengelolaan sampah yang tidak optimal dapat mencemari lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan strategi khusus untuk menangani sampah di area wisata.
Upaya yang Telah Dilakukan dan Peran Masyarakat
Pemerintah Kulon Progo telah berupaya mengatasi masalah ini melalui beberapa langkah. Peningkatan infrastruktur pengelolaan sampah, edukasi masyarakat tentang pemilahan sampah, dan peningkatan keterlibatan sektor swasta merupakan beberapa contohnya. Namun, peran serta masyarakat sangat penting dalam mendukung pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Ketersediaan anggaran juga menjadi faktor krusial. Pancar berharap, dana keistimewaan dapat dimanfaatkan karena APBD yang terbatas dinilai kurang maksimal dalam menangani masalah sampah.
Solusi: Penanganan Sampah di Tingkat Kelurahan
Sebagai solusi jangka panjang, Pancar mengusulkan agar penanganan sampah diselesaikan di tingkat kelurahan. "Harapan ke depan masalah sampah selesai di tingkat kelurahan. Karena kelurahan juga mempunyai dana desa dan danais kelurahan," ungkapnya. Dengan demikian, diharapkan pengelolaan sampah dapat lebih terfokus dan efektif, mengurangi beban TPA Banyuroto, dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.