E-Voting di Pemilu 2029: Usulan Tekan Biaya dan Gaet Pemilih Milenial
Anggota DPR mengusulkan e-voting pada Pemilu 2029 untuk memangkas biaya penyelenggaraan dan menarik minat pemilih muda, khususnya generasi Z dan milenial, namun perlu kajian matang terkait keamanan siber.
![E-Voting di Pemilu 2029: Usulan Tekan Biaya dan Gaet Pemilih Milenial](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/000135.082-e-voting-di-pemilu-2029-usulan-tekan-biaya-dan-gaet-pemilih-milenial-1.jpg)
Anggota Komisi II DPR RI, Rahmat Saleh, baru-baru ini mengusulkan penerapan sistem e-voting atau pemilihan elektronik pada Pemilu 2029. Usulan ini mengemuka sebagai upaya menekan biaya pemilu yang terus membengkak setiap penyelenggaraannya. Pemilu 2024 misalnya, menghabiskan anggaran hingga Rp71,3 triliun, meningkat signifikan dari penyelenggaraan sebelumnya.
Selain efisiensi anggaran, Rahmat Saleh juga melihat potensi e-voting dalam menarik minat generasi Z dan milenial sebagai mayoritas pemilih di Pemilu 2029. Dengan akrabnya generasi muda dengan teknologi digital, sistem ini diyakini bisa meningkatkan partisipasi pemilih dan mengurangi angka golput.
"Terkait bagaimana pemilu elektronik dan digitalisasi, itu bisa menjadi perhatian khusus dan menjadi draf untuk pembahasan tahapan ke depan," ujar Rahmat Saleh dalam pernyataannya di Jakarta.
Namun, penerapan e-voting bukan tanpa tantangan. Rahmat Saleh menekankan perlunya kajian mendalam dan kolaborasi lintas sektor. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), dan Polri perlu dilibatkan untuk memastikan keamanan sistem dan mencegah potensi penyalahgunaan atau serangan siber.
Aspek keamanan data dan infrastruktur internet yang memadai menjadi perhatian utama. "Keamanan data itu mutlak disertakan dalam konsep pemilu berbasis e-voting," tegasnya. Sistem ini harus terjamin keamanannya agar tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu atau rentan terhadap serangan siber.
Sejarah penyelenggaraan pemilu di Indonesia menunjukkan tren peningkatan biaya yang signifikan. Data menunjukkan lonjakan anggaran dari Rp13,5 triliun pada Pemilu 2004 hingga Rp71,3 triliun pada Pemilu 2024. Oleh karena itu, efisiensi biaya menjadi pertimbangan penting dalam rencana penyelenggaraan pemilu mendatang.
Kesimpulannya, usulan e-voting untuk Pemilu 2029 menawarkan potensi penghematan biaya dan peningkatan partisipasi pemilih, terutama kalangan muda. Namun, keberhasilannya sangat bergantung pada kesiapan infrastruktur, keamanan siber yang terjamin, dan kolaborasi efektif antar berbagai pihak terkait. Kajian menyeluruh dan perencanaan matang menjadi kunci keberhasilan implementasi e-voting.