Ekonomi Malaysia Tumbuh 4,4 Persen di Kuartal Pertama 2025, Didorong Permintaan Domestik
Pertumbuhan ekonomi Malaysia mencapai 4,4 persen di kuartal pertama 2025, ditopang oleh permintaan domestik yang kuat meskipun menghadapi perlambatan ekspor dan ketidakpastian global.

Kuala Lumpur, 16 Mei 2025 (ANTARA) - Ekonomi Malaysia menunjukkan kinerja positif pada awal tahun 2025 dengan pertumbuhan sebesar 4,4 persen di kuartal pertama. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh peningkatan permintaan domestik, yang mencerminkan kondisi pasar tenaga kerja yang sehat dan kebijakan pemerintah yang mendukung peningkatan pendapatan masyarakat. Gubernur Bank Negara Malaysia, Abdul Rasheed Ghaffour, memaparkan hal ini dalam konferensi pers di Kuala Lumpur.
Pertumbuhan ini didorong oleh beberapa faktor kunci. Salah satunya adalah belanja rumah tangga yang tetap kuat, didukung oleh revisi kenaikan upah minimum dan gaji pegawai negeri. Selain itu, investasi juga mengalami ekspansi yang stabil, ditandai dengan realisasi proyek-proyek baru dan yang sedang berjalan. Hal ini menunjukkan optimisme pelaku usaha terhadap prospek ekonomi domestik.
Namun, pertumbuhan ekonomi Malaysia juga diwarnai beberapa tantangan. Dari sektor eksternal, terlihat perlambatan pertumbuhan, terutama akibat penurunan nilai ekspor pertambangan. Kendati demikian, penurunan ini diimbangi oleh peningkatan ekspor sektor listrik dan elektronik, serta sektor pariwisata yang menunjukkan pemulihan yang signifikan.
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Malaysia
Dibandingkan dengan kuartal keempat tahun 2024 yang mencatat pertumbuhan 4,9 persen, pertumbuhan di kuartal pertama 2025 memang sedikit melambat. Namun, jika dilihat secara kuartalan dan disesuaikan secara musiman, pertumbuhan ekonomi Malaysia meningkat sebesar 0,7 persen di kuartal pertama 2025, berbanding dengan penurunan minus 0,2 persen di kuartal keempat 2024. Ini menunjukkan adanya tren pemulihan yang positif.
Sektor pertambangan mengalami kontraksi akibat produksi minyak dan gas yang lebih rendah. Kondisi ini sedikit membebani pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Di sisi lain, impor juga meningkat, didorong oleh permintaan yang kuat untuk barang modal, yang mencerminkan aktivitas investasi dan perdagangan yang berkelanjutan.
Meskipun pertumbuhan impor meningkat, hal ini dinilai positif karena menunjukkan aktivitas ekonomi yang tetap dinamis. Peningkatan impor barang modal menandakan adanya investasi yang berkelanjutan dalam perekonomian Malaysia.
Tantangan Ketidakpastian Global
Gubernur Bank Negara Malaysia juga menyoroti tantangan eksternal yang dihadapi perekonomian Malaysia. Meningkatnya ketegangan dan ketidakpastian kebijakan global, terutama seputar isu tarif perdagangan, diperkirakan akan mempengaruhi prospek ekonomi global hingga akhir tahun. Sebagai negara dengan ekonomi terbuka, Malaysia akan merasakan dampak langsung maupun tidak langsung dari perkembangan ini.
Oleh karena itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi Malaysia untuk tahun 2025 direvisi sedikit lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, yaitu 4,5 persen hingga 5,5 persen. Ketidakpastian yang tinggi terkait negosiasi perdagangan internasional membuat sulit untuk memprediksi dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi secara akurat. Perkiraan resmi yang lebih rinci akan diumumkan setelah ada visibilitas yang lebih besar terhadap faktor-faktor tersebut.
Meskipun demikian, Gubernur Abdul Rasheed Ghaffour tetap optimis. Ia menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi Malaysia akan terus didukung oleh permintaan domestik yang kuat. Hal ini memberikan penyangga yang kokoh terhadap hambatan eksternal yang mungkin terjadi.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Malaysia di kuartal pertama 2025 menunjukkan kinerja yang positif meskipun menghadapi tantangan eksternal. Permintaan domestik yang kuat menjadi faktor pendorong utama, sementara pemerintah terus berupaya untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mengatasi tantangan global yang ada.