Ekspor Ikan Natuna Tembus Rp12 Miliar, BKHIT Kepri Pastikan Kualitas
Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Kepri mencatat ekspor ikan dari Natuna ke Hong Kong sepanjang 2024 mencapai Rp12 miliar, melibatkan ribuan ekor ikan berbagai jenis yang telah melalui proses sertifikasi dan karantina.

Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Kepulauan Riau (Kepri) mencatat kinerja ekspor perikanan Natuna yang gemilang. Sepanjang tahun 2024, komoditas perikanan asal Natuna yang telah mendapatkan sertifikasi ekspor mencapai nilai fantastis, yakni Rp12 miliar. Ekspor ini menunjukkan potensi besar perikanan Natuna di kancah internasional.
Ikan-ikan tersebut diekspor dari Sedanau, Kecamatan Bunguran Barat, Natuna menuju Hong Kong. Pj. Satuan Pelayanan Natuna BKHIT Kepri, Iwan Setiawan, menjelaskan bahwa komoditas ekspor utama adalah ikan hidup. Jumlahnya pun cukup signifikan, mencapai 96.937 ekor sepanjang tahun 2024.
Lebih rinci lagi, komposisi ikan ekspor tersebut terdiri dari 89.988 ekor ikan kerapu, 3.600 ekor ikan kakatua, 2.849 ekor lobster, dan 500 ekor ikan napoleon. Keberagaman jenis ikan yang diekspor ini menunjukkan kekayaan sumber daya laut Natuna.
Proses ekspor ikan dari Natuna terbilang rutin. Menurut Iwan Setiawan, kapal-kapal dari Hong Kong mengunjungi Sedanau sekitar sekali setiap bulan untuk pengambilan ikan. Hal ini menunjukkan permintaan pasar yang stabil terhadap hasil perikanan Natuna.
BKHIT Kepri menjalankan peran penting dalam memastikan kualitas dan keamanan ekspor ikan ini. Proses sertifikasi yang ketat dilakukan untuk memastikan jenis dan ukuran ikan sesuai aturan yang berlaku. Hal ini bertujuan untuk menjaga keberlanjutan populasi ikan dan mencegah penyebaran penyakit.
Sebelum diekspor, setiap ikan menjalani pemeriksaan laboratorium dan masa karantina selama 14 hari. Langkah ini menjamin bahwa ikan yang dikirim ke luar negeri dalam kondisi sehat dan layak konsumsi. Iwan Setiawan memastikan bahwa semua ikan yang diekspor berasal dari Natuna dan memiliki kualitas terbaik.
Meskipun ekspor ikan hidup sudah berjalan baik, Natuna masih memiliki potensi besar yang belum tergali optimal. Iwan Setiawan mengungkapkan potensi ekspor ikan segar dari Natuna masih belum dimanfaatkan sepenuhnya. Saat ini, ikan segar Natuna masih sering diekspor melalui daerah lain, bukan langsung dari Natuna.
Ke depan, pengembangan infrastruktur dan optimalisasi rantai pasok diharapkan mampu mendorong peningkatan ekspor ikan segar langsung dari Natuna. Hal ini akan berdampak positif terhadap perekonomian daerah dan kesejahteraan nelayan setempat. Potensi ini perlu segera dikembangkan untuk mencapai hasil yang lebih maksimal.