Fakta Menarik: Pemkot Denpasar Ingin MPLS Inklusif Denpasar Jadi Fondasi Pendidikan Bebas Bullying
Pemerintah Kota Denpasar mengarahkan MPLS Inklusif Denpasar untuk menciptakan iklim pendidikan yang bebas bullying dan kekerasan seksual, membentuk karakter siswa yang mandiri dan berintegritas.

Pemerintah Kota Denpasar secara resmi memulai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tingkat SMP dengan fokus pada pembentukan iklim pendidikan yang inklusif. Kegiatan ini dipusatkan di SMPN 14 Denpasar dan melibatkan seluruh SMP negeri dan swasta di wilayah tersebut. MPLS diharapkan tidak hanya menjadi ajang pengenalan fisik sekolah, tetapi juga fondasi penting bagi pengembangan karakter dan keterampilan sosial siswa.
Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, menekankan pentingnya MPLS sebagai langkah awal dalam mempersiapkan siswa menghadapi tahun ajaran baru. Ia menegaskan komitmen Pemkot Denpasar untuk mewujudkan pendidikan inklusif. Tema MPLS tahun ini secara spesifik menyoroti isu-isu krusial seperti penghentian bullying, kekerasan seksual, dan kenakalan remaja di lingkungan sekolah.
Pelaksanaan MPLS ini berlangsung mulai tanggal 21 hingga 24 Juli 2025, menyasar seluruh siswa kelas 7. Kegiatan ini melibatkan peran aktif OSIS, guru, serta instansi terkait. Setelah serangkaian pengenalan, MPLS akan dilanjutkan dengan kegiatan bakti sosial di lingkungan sekolah, memperkuat nilai-nilai kepedulian dan kebersamaan di kalangan peserta didik baru.
MPLS Inklusif Denpasar: Fondasi Pendidikan Bebas Kekerasan
Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, secara tegas menyatakan bahwa MPLS merupakan momen krusial. Kegiatan ini harus dimanfaatkan sebagai fondasi kuat dalam pembentukan karakter, pengembangan keterampilan sosial, serta persiapan akademis siswa. Fokus utama adalah menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi setiap peserta didik.
Arya Wibawa juga menekankan pentingnya tema MPLS tahun ini yang secara eksplisit menyerukan penghentian bullying, kekerasan seksual, dan kenakalan remaja. Inisiatif ini sejalan dengan visi Pemkot Denpasar untuk mewujudkan pendidikan yang benar-benar inklusif. Tujuannya adalah memastikan setiap siswa merasa diterima dan terlindungi di lingkungan sekolah.
Pendidikan inklusif berarti setiap anak, tanpa terkecuali, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas. Dengan menekan isu-isu negatif seperti bullying, Denpasar berupaya menciptakan ekosistem pendidikan yang positif. Hal ini akan mendukung tumbuh kembang siswa secara optimal, baik dari segi akademis maupun personal.
Misi Denpasar Kreatif dan Semangat Pelayanan Sewaka Dharma
Pemerintah Kota Denpasar memiliki misi besar yaitu "Denpasar Kreatif Berwawasan Budaya menuju Denpasar Maju". Misi ini didukung oleh moto pelayanan "Sewaka Dharma", yang berarti melayani adalah kewajiban. Filosofi ini diperkuat dengan prinsip "Vasudhaiva Kutumbakam", yakni kita semua bersaudara, yang sangat relevan dalam konteks pelayanan publik dan pendidikan.
Arya Wibawa menjelaskan bahwa semangat persaudaraan ini harus menjadi landasan dalam memberikan pelayanan dasar, termasuk di sektor pendidikan. Pelayanan yang diberikan harus tulus dan didasari rasa persaudaraan yang mendalam. Hal ini memastikan bahwa setiap peserta didik mendapatkan perhatian dan dukungan yang setara.
Seluruh pemangku kepentingan pendidikan di Kota Denpasar diharapkan untuk terus bekerja keras, cerdas, dan berinovasi. Tujuannya adalah mempercepat kemajuan pendidikan guna mewujudkan generasi muda yang berkarakter. Karakter yang dimaksud meliputi religius, nasionalis, gotong royong, integritas, dan mandiri, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Implementasi dan Harapan Dinas Pendidikan Kota Denpasar
Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Kadisdikpora) Kota Denpasar, Anak Agung Gede Wiratama, menyampaikan bahwa MPLS tahun pelajaran 2025/2026 mengusung tema "MPLS Ramah". Tema ini menegaskan komitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan bersahabat bagi siswa baru. Fokus utama tetap pada lingkungan belajar yang inklusif, bebas dari bullying, kekerasan seksual, dan kenakalan remaja.
Pengenalan lingkungan sekolah ini merupakan kegiatan yang sangat vital bagi peserta didik baru. Tujuannya adalah agar mereka merasa nyaman dan aman di lingkungan barunya. Hal ini akan memberikan kesan positif dan memotivasi mereka untuk memulai proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan di jenjang pendidikan yang baru.
Pelaksanaan MPLS ini secara khusus menyasar siswa kelas 7, baik di sekolah negeri maupun swasta. Kegiatan ini melibatkan peran aktif OSIS, para guru, dan instansi terkait lainnya. Setelah rangkaian kegiatan pengenalan, MPLS akan dilanjutkan dengan kegiatan bakti sosial di lingkungan sekolah, menanamkan nilai-nilai kepedulian sosial sejak dini.