Fakta Menarik: Volume Peti Kemas Pelabuhan BP Batam Tumbuh 15% di Semester I 2025, Lampaui Target!
BP Batam mencatat pertumbuhan signifikan volume peti kemas pelabuhan sebesar 15% pada semester I 2025. Capaian ini menunjukkan fondasi kuat dan potensi besar pelabuhan Batam.

Batam, Kepulauan Riau, kembali menunjukkan geliat ekonomi yang positif melalui sektor kepelabuhanan. Badan Pengusahaan (BP) Batam melaporkan adanya pertumbuhan signifikan dalam volume peti kemas yang ditangani oleh pelabuhan-pelabuhan di wilayah tersebut selama semester I tahun 2025. Angka pertumbuhan yang mencapai 15% ini menjadi indikator kuat terhadap efisiensi operasional dan sinergi yang terjalin antara BP Batam dengan berbagai pihak terkait.
Capaian ini melampaui ekspektasi, dengan total volume peti kemas mencapai 359.944 Twenty Foot Equivalent Units (TEUs). Peningkatan ini tidak hanya mencerminkan kapasitas pelabuhan yang semakin optimal, tetapi juga menandakan peran strategis Batam sebagai gerbang logistik utama di Indonesia bagian barat. Keberhasilan ini diharapkan dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah serta nasional.
Direktur Pengelolaan Kepelabuhanan BP Batam, Benny Syahroni, menegaskan bahwa pencapaian positif ini merupakan hasil dari fondasi tata kelola pelabuhan yang kuat. Ia juga menyoroti potensi besar pelabuhan Batam, khususnya dalam penguatan layanan digital dan efisiensi operasional. Hal ini menunjukkan komitmen BP Batam untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan kepelabuhanan.
Peningkatan Volume Peti Kemas dan Dominasi Ekspor Impor
Dari total volume peti kemas sebesar 359.944 TEUs yang tercatat pada semester I 2025, aktivitas ekspor dan impor mendominasi secara signifikan. Volume peti kemas untuk kegiatan ekspor dan impor mencapai 273.004 TEUs, menunjukkan kenaikan sebesar 18% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Angka ini menggambarkan tingginya aktivitas perdagangan internasional yang melalui pelabuhan Batam.
Selain itu, volume peti kemas domestik juga tidak kalah penting dalam menyumbang pertumbuhan. Tercatat volume peti kemas domestik meningkat 6%, dari 82.300 TEUs menjadi 86.940 TEUs. Peningkatan ini menunjukkan aktivitas distribusi barang antar wilayah di dalam negeri juga semakin intensif melalui pelabuhan Batam.
Capaian ini membuktikan bahwa pelabuhan Batam memiliki peran krusial dalam mendukung kelancaran rantai pasok baik di tingkat internasional maupun domestik. Sinergi antara BP Batam dan para pemangku kepentingan pelabuhan menjadi kunci utama dalam mencapai efisiensi dan peningkatan layanan yang berkelanjutan.
Kinerja Operasional dan Penerimaan Pelabuhan yang Positif
Selain pertumbuhan volume peti kemas, kinerja operasional pelabuhan Batam secara keseluruhan juga menunjukkan tren yang sangat positif. Kunjungan kapal barang dan penumpang mencapai 54.876 call atau panggilan, tumbuh 15% dibandingkan periode sebelumnya. Rinciannya, kapal barang tercatat sebanyak 14.461 call dan kapal penumpang 40.415 call, menunjukkan aktivitas yang padat di kedua segmen.
Total bobot kotor kapal (Gross Tonnage/GT) juga mengalami peningkatan yang signifikan, naik 18% menjadi 34.877.449 GT. Peningkatan ini sejalan dengan peningkatan volume peti kemas dan kunjungan kapal, menandakan kapasitas serta utilisasi pelabuhan yang semakin optimal. Sektor lain seperti volume general cargo juga menunjukkan pertumbuhan, naik 12% menjadi 5.427.065 ton.
Tidak hanya itu, jumlah penumpang di terminal feri domestik dan internasional Batam turut mengalami pertumbuhan sebesar 8%, dengan total 4.645.169 orang. Dari sisi penerimaan, Direktorat Pengelolaan Kepelabuhanan mencatat realisasi sebesar Rp219,75 miliar, atau 55% dari target tahunan Rp401,86 miliar. Angka ini naik 16% dibandingkan semester I-2024 yang hanya mencatat Rp189 miliar, menunjukkan peningkatan pendapatan yang substansial.
Pelabuhan sebagai Motor Penggerak Ekonomi Daerah
Anggota/Deputi Bidang Pengelolaan Bandara, Pelabuhan, Lalu Lintas Barang BP Batam, Ruslan Aspan, menyampaikan apresiasi tinggi atas pencapaian gemilang ini. Ia menekankan bahwa pelabuhan memiliki peran sentral sebagai simpul utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Pelabuhan tidak hanya berfungsi sebagai gerbang logistik, tetapi juga sebagai motor penggerak industri, perdagangan, dan mobilitas masyarakat.
Peningkatan yang konsisten dalam berbagai indikator kepelabuhanan di Batam mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pusat ekonomi maritim terpenting di Indonesia. Investasi dalam infrastruktur dan peningkatan layanan digital diharapkan dapat terus memperkuat peran ini di masa mendatang. Hal ini juga sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Dengan capaian ini, BP Batam terus berkomitmen untuk menjaga dan meningkatkan kinerja pelabuhan demi mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat menjadi kunci untuk mewujudkan potensi penuh pelabuhan Batam sebagai pendorong utama kemajuan daerah.