Fakta Mengejutkan: Inflasi Kalsel Hanya 1,42 Persen, Harga Bahan Pokok Terkendali Jelang Maulid
Dinas Perdagangan Kalsel pastikan Inflasi Kalsel hanya 1,42% hingga Juni 2025, menandakan harga bahan pokok stabil meski ada gejolak sesaat. Bagaimana Pemprov mengatasinya?

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Perdagangan (Disdag) memastikan bahwa angka inflasi di wilayah tersebut tetap terkendali. Hingga akhir Juni 2025, inflasi tahun kalender Kalsel tercatat sangat rendah, hanya sebesar 1,42 persen. Angka ini jauh di bawah ambang batas yang dapat menimbulkan kekhawatiran publik.
Kepala Disdag Kalsel, Ahmad Bagiawan, menjelaskan bahwa kondisi ini mengindikasikan stabilitas harga kebutuhan bahan pokok di pasar. Meskipun demikian, pihaknya mengakui adanya fluktuasi harga pada beberapa komoditas penting. Gejolak ini terjadi sesaat dan berhasil ditangani oleh pihak berwenang.
Stabilitas ini menjadi kabar baik bagi masyarakat Kalsel, terutama menjelang momen-momen penting seperti Bulan Maulid yang berpotensi meningkatkan konsumsi. Pemprov Kalsel terus berupaya menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga demi kenyamanan warga.
Gejolak Harga Komoditas dan Respons Cepat Pemerintah
Meskipun inflasi secara umum terkendali, Ahmad Bagiawan tidak menampik adanya kenaikan harga pada beberapa komoditas tertentu per akhir Juli 2025. Kenaikan ini masih di bawah dua persen, namun sempat menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Komoditas yang mengalami gejolak adalah tabung LPG 3 kilogram dan bawang merah.
Kenaikan harga LPG 3 kg disebabkan oleh keterlambatan distribusi selama libur panjang. Kondisi ini dimanfaatkan oleh oknum spekulan untuk menaikkan harga secara tidak wajar. Bagiawan menegaskan bahwa kendala pengiriman ini terjadi karena hari libur yang panjang, menghambat pasokan ke masyarakat.
Pemerintah Provinsi Kalsel, bersama dengan pemangku kebijakan terkait seperti Pertamina, segera bertindak. Mereka berhasil mengatasi persoalan ketersediaan tabung LPG bersubsidi tersebut. Langkah cepat ini bertujuan untuk menstabilkan kembali harga dan memastikan pasokan kembali normal.
Sementara itu, harga bawang merah sempat melonjak karena pasokan dari luar daerah terhambat. Keterlambatan ini diakibatkan oleh cuaca buruk, khususnya gelombang tinggi di jalur laut. Mengingat Kalsel sangat bergantung pada pasokan bawang merah dari luar daerah, gangguan transportasi laut berdampak langsung pada harga di pasar lokal.
Stabilitas Komoditas Lain dan Antisipasi Konsumsi Jelang Maulid
Di sisi lain, Bagiawan memastikan bahwa harga komoditas lain seperti cabai keriting, cabai merah, telur ayam ras, tepung terigu, dan susu tetap terkendali dan stabil. Sebagai contoh, harga telur ayam ras kini berada di kisaran Rp30.000,00 per rak, bahkan ada yang lebih rendah di beberapa lokasi. Hal ini menunjukkan bahwa upaya pemantauan pasar berjalan efektif.
Menghadapi potensi peningkatan konsumsi menjelang Bulan Maulid, Bagiawan mengimbau masyarakat untuk tetap tenang. Ia menekankan pentingnya tidak melakukan aksi borong bahan pokok, terutama bawang merah dan daging. Pembelian panik dapat memicu kenaikan harga yang tidak perlu akibat permintaan yang melonjak secara tiba-tiba.
Pemerintah Provinsi Kalsel berkomitmen untuk terus memantau perkembangan harga dan pasokan bahan pokok di pasar tradisional. Koordinasi intensif dilakukan dengan distributor dan pihak terkait lainnya. Langkah ini diambil untuk menjaga stabilitas harga menjelang momen keagamaan dan akhir tahun, memastikan ketersediaan pasokan yang memadai bagi seluruh warga.