Inflasi Kalsel Stabil di Pekan Kedua Februari 2025: TPID Kalsel Awasi Ketat Harga Pangan
Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kalimantan Selatan (TPID Kalsel) melaporkan inflasi daerah tetap stabil dan terkendali di bawah rata-rata nasional pada pekan kedua Februari 2025, meskipun beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan harga.

Banjarmasin, 18 Februari 2025 - Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (TPID Kalsel) menyatakan inflasi daerah tetap stabil dan terkendali pada pekan kedua Februari 2025. Kabar baik ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalsel, Sulkan, dalam sebuah konfirmasi pers di Banjarmasin.
Kondisi inflasi Kalsel tercatat cukup rendah, berada di bawah rata-rata nasional. Secara nasional, inflasi berada pada angka 0,76 persen yoy (year-on-year) dan -0,67 persen mtm (month-to-month). Sementara itu, Kalsel menunjukan angka inflasi sekitar 0,65 persen yoy dan -0,76 persen mtm. Prestasi ini menunjukkan kinerja ekonomi Kalsel yang cukup baik dalam menjaga stabilitas harga.
Koordinasi Nasional dan Analisis Inflasi
Sulkan, bersama TPID Provinsi Kalsel, baru saja mengikuti rapat koordinasi pengendalian inflasi nasional secara daring. Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri RI, Tito Karnavian. Koordinasi nasional ini sangat penting untuk memastikan langkah-langkah pengendalian inflasi di daerah selaras dengan kebijakan pemerintah pusat.
Meskipun inflasi Kalsel terkendali, Sulkan menjelaskan bahwa pergerakan harga di tingkat kabupaten/kota masih bervariasi. Kabupaten Tanah Bumbu mencatat inflasi tertinggi sebesar 0,82 persen, sementara Kabupaten Banjar menunjukan deflasi terendah sebesar -1,43 persen. Variasi ini menunjukkan pentingnya pemantauan intensif di setiap daerah.
Komoditas Pangan Penyumbang Inflasi
Beberapa komoditas pangan menjadi faktor utama yang mempengaruhi kenaikan inflasi di Kalsel. Sulkan menyebutkan daging sapi, daging ayam ras, cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah sebagai komoditas yang mengalami kenaikan harga. Pemantauan dan pengendalian pasokan komoditas-komoditas ini menjadi fokus utama TPID Kalsel.
Minyakita dan Harga Eceran Tertinggi (HET)
Terkait dengan Minyakita, Sulkan mengakui bahwa secara nasional masih terdapat permasalahan harga. Harga jual Minyakita masih berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan, yaitu Rp15.700 per liter. Rata-rata harga eceran Minyakita di Kalsel bahkan berada di atas angka tersebut. Kenaikan harga Minyakita berkontribusi sekitar 0,45 persen terhadap inflasi.
Langkah-langkah TPID Kalsel
TPID Kalsel terus berupaya untuk menjaga stabilitas harga dan mengendalikan inflasi. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain memantau pergerakan harga komoditas pangan, meningkatkan koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota, serta melakukan intervensi pasar jika diperlukan. Kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk pelaku usaha dan petani, juga menjadi kunci keberhasilan dalam pengendalian inflasi.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, inflasi di Kalimantan Selatan pada pekan kedua Februari 2025 terpantau stabil dan terkendali di bawah rata-rata nasional. Meskipun beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan harga, TPID Kalsel tetap berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga dan memastikan ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat. Pemantauan ketat dan koordinasi yang baik dengan berbagai pihak akan terus dilakukan untuk mencegah lonjakan inflasi di masa mendatang.