Fantastis! Panen Bawang Merah Denpasar Capai 282 Kwintal per Hektar, Tekan Inflasi Daerah
Pemerintah Kota Denpasar sukses melakukan panen bawang merah di lahan 4 hektar, menghasilkan produktivitas tinggi yang diharapkan mampu menekan laju inflasi daerah.

Pemerintah Kota Denpasar, melalui Dinas Pertanian bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), baru saja merayakan keberhasilan panen bawang merah. Kegiatan ini berlangsung di Subak Buaji Munduk Paksala pada Kamis, 7 Agustus, menandai capaian signifikan dalam upaya ketahanan pangan. Panen raya ini merupakan hasil pengembangan lahan seluas empat hektar yang tersebar di beberapa subak.
Program pengembangan bawang merah ini dirancang sebagai strategi konkret untuk mengendalikan laju inflasi di wilayah Denpasar. Komoditas bawang merah diketahui menjadi salah satu pemicu utama inflasi, sehingga peningkatan produksi lokal sangat vital. Inisiatif ini juga bertujuan memperkuat ketahanan pangan masyarakat.
Keberhasilan panen bawang merah Denpasar ini tidak lepas dari pendampingan teknis intensif kepada para petani sejak awal tanam. Dukungan sarana produksi seperti benih unggul, pupuk, dan obat-obatan juga turut diberikan, memastikan hasil optimal bagi para petani.
Produktivitas Tinggi dan Potensi Ekonomi Petani
Kepala Dinas Pertanian Kota Denpasar, Ir. AA Gde Bayu Brahmasta, mengungkapkan bahwa panen kali ini menunjukkan produktivitas yang sangat menggembirakan. Berdasarkan metode ubinan 2,5m x 2,5m, berat ubinan mencapai 25,56 Kg, yang jika dikonversi menghasilkan produktivitas lahan sebesar 282,93 kwintal per hektar. Angka ini jauh di atas rata-rata nasional.
Secara spesifik, di lahan seluas tiga are yang dipanen, petani berhasil mendapatkan 678 Kg bawang merah basah tanpa daun. Dengan harga bawang merah di pasaran yang saat ini cukup tinggi, para petani mampu meraup pendapatan kotor sekitar Rp23.750.000 untuk masa tanam dua bulan. Ini menunjukkan potensi ekonomi yang besar dari budidaya bawang merah.
Bayu Brahmasta sangat mengapresiasi kerja keras petani di Subak Buaji atas capaian ini. Keberhasilan panen ini tidak hanya meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga menjadi contoh nyata bagi petani lain untuk memperluas areal tanam. Harga jual sekitar Rp30.000 hingga Rp35.000 per kg umbi basah tanpa daun sudah sangat menguntungkan di tingkat petani.
Strategi Pengendalian Inflasi dan Dukungan Pemerintah
Pengembangan budidaya bawang merah di Kota Denpasar menjadi langkah strategis dalam menekan laju inflasi daerah. Bawang merah merupakan salah satu komoditas penyumbang inflasi terbesar, sehingga peningkatan pasokan lokal dapat membantu menstabilkan harga di pasar. Pemerintah Kota Denpasar berkomitmen penuh dalam program ini.
Total pengembangan lahan bawang merah Denpasar tahun ini mencapai 4 hektar, tersebar di beberapa lokasi. Selain Subak Buaji seluas 1,5 hektar, pengembangan juga dilakukan di Subak Sidakarya (1 hektar), Subak Anggabaya (0,25 hektar), Subak Umalayu (0,5 hektar), dan Subak Pakel I (0,25 hektar). Diversifikasi lokasi ini bertujuan memaksimalkan potensi lahan.
Pemerintah tidak hanya memberikan bantuan sarana produksi, tetapi juga peningkatan keterampilan petani melalui pendampingan teknis. Kolaborasi antara pemerintah dan petani diharapkan mampu menekan angka inflasi secara berkelanjutan. Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang terdiri dari berbagai unsur seperti Bagian Ekonomi Setda, Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan, Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik, serta Perusda, aktif terlibat dalam program ini.
Prospek dan Keberlanjutan Program
Panen yang dilakukan saat ini diharapkan dapat segera membantu menstabilkan pasokan bawang merah di pasar lokal. Dengan pasokan yang cukup, tekanan harga dapat berkurang, memberikan dampak positif bagi konsumen. Program ini juga menjadi bagian dari upaya jangka panjang Pemkot Denpasar dalam mewujudkan kemandirian pangan.
Sejak tiga tahun terakhir, dari tahun 2022 hingga 2024, produksi bawang merah dari kegiatan pengembangan oleh Dinas Pertanian Kota Denpasar telah mencapai total 197 ton. Angka ini berasal dari lahan seluas 13 hektar yang telah dikembangkan. Data ini menunjukkan konsistensi dan keberhasilan program dalam meningkatkan produksi lokal.
Keberhasilan panen ini diharapkan dapat memotivasi petani lain untuk memperluas areal tanam bawang merah di tahun-tahun mendatang. Dengan adanya contoh nyata dan dukungan pemerintah, budidaya bawang merah dapat terus berkembang, tidak hanya menekan inflasi tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani di Kota Denpasar.