Bantul Panen Raya Padi 4.000 Hektare, Produktivitas Capai 8 Ton per Hektare
Kabupaten Bantul, Yogyakarta berhasil panen raya padi seluas 4.000 hektare dengan produktivitas tinggi hingga akhir April 2025, mendukung ketahanan pangan daerah.

Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berhasil memanen padi seluas 4.000 hektare hingga akhir April 2025. Panen raya ini menghasilkan produktivitas rata-rata 8 ton gabah kering panen (GKP) per hektare. Kegiatan panen ini melibatkan banyak kelompok tani di Bantul dan memberikan dampak positif bagi ketahanan pangan daerah. Proses panen diawali dengan tradisi wiwitan, sebuah syukuran atas hasil panen yang mencerminkan kearifan lokal.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo, menjelaskan bahwa puncak panen raya di Bantul terjadi pada Maret-April. "Musim panen saat ini sudah hampir selesai, karena panen di Bantul itu kan puncak panen raya di Maret-April, total panen kita di Maret-April ini kurang lebih 4.000 hektare," ungkap Joko Waluyo di Bantul, Selasa.
Salah satu lokasi panen yang menjadi sorotan adalah di Bulak Blunyahan, Kelurahan Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Di lokasi seluas satu hektare ini, panen padi varietas Inpari 42 menghasilkan 8 ton GKP per hektare. Kegiatan panen di lokasi ini diawali dengan upacara wiwitan yang dilakukan oleh Gabungan Kelompok Tani Gemah Ripah.
Panen Raya Padi di Bantul: Produktivitas Tinggi dan Dukungan Bulog
Dengan total luas panen 4.000 hektare dan produktivitas 8 ton per hektare, total produksi GKP di Bantul pada Maret-April mencapai 32.000 ton. Produksi ini sebagian diserap oleh Bulog Kanwil Yogyakarta dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah, yaitu Rp6.500 per kilogram. "Kalau produksi gabah kurang lebih 32 ribu ton untuk bulan Maret April, tapi kan tidak semua dibeli oleh Bulog karena kepemilikan lahan kecil kadangkala disimpan petani sendiri untuk ketersediaan bahan pangan," jelas Joko Waluyo.
Penyerapan GKP oleh Bulog memberikan jaminan pasar bagi para petani. Hal ini sangat penting untuk menjamin keberlanjutan usaha pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani. Selain GKP, Bulog juga berencana menyerap jagung pipil kering dengan harga Rp5.500 per kilogram. Keterlibatan Bulog dalam penyerapan hasil panen ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, turut hadir dalam upacara wiwitan dan panen raya di Pendowoharjo. Beliau menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai upaya mendukung ketahanan pangan di Bantul. "Panen raya dalam luasan satu hektare yang diproyeksikan produktivitas delapan ton per hektare ini juga dihadiri Bulog, artinya jaminan keterbelian gabah kering panen dari petani ini langsung dijamin, dan saya sebagai saksi dan itu dibeli Rp6.500 per kilogram," kata Bupati Halim Muslih.
Sukses Panen Raya Padi di Bantul: Implikasi dan Prospek Ke Depan
Suksesnya panen raya padi di Bantul menunjukkan potensi besar sektor pertanian di daerah ini. Produktivitas yang tinggi dan dukungan dari pemerintah melalui Bulog menjadi faktor kunci keberhasilan ini. Ke depan, perlu upaya berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas dan menjaga stabilitas harga agar kesejahteraan petani tetap terjaga.
Tradisi wiwitan yang dilakukan sebelum panen juga perlu dilestarikan sebagai bagian dari budaya lokal yang mendukung keberhasilan pertanian. Dengan menjaga kearifan lokal dan dukungan pemerintah, sektor pertanian di Bantul diharapkan dapat terus berkembang dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.
Keberhasilan panen raya ini juga menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian. Dengan menerapkan teknologi tepat guna dan manajemen pertanian yang baik, diharapkan hasil panen di daerah lain juga dapat meningkat. Hal ini akan berdampak positif pada ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan petani secara keseluruhan.
Pemerintah daerah juga perlu terus memberikan dukungan dan pendampingan kepada petani, termasuk dalam hal akses teknologi, pembiayaan, dan pemasaran hasil panen. Dengan demikian, sektor pertanian dapat terus berkembang dan berkontribusi pada perekonomian daerah.