Produksi Padi Gunungkidul Capai 203.842 Ton, Bupati Apresiasi Kinerja Petani
Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, berhasil membukukan produksi padi mencapai 203.842 ton pada Januari-Maret 2025, Bupati Endah Subekti Kuntariningsih pun mengapresiasi kinerja petani dan program pemerintah.

Gunungkidul, Yogyakarta, 7 April 2025 - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mencatat capaian produksi padi yang signifikan pada periode Januari hingga Maret 2025. Total produksi mencapai 203.842 ton gabah kering giling (GKG), dengan rata-rata produktivitas 54,36 ton per hektare. Capaian ini merupakan hasil kerja keras petani Gunungkidul dan dukungan program pemerintah pusat dan daerah.
Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, menyampaikan apresiasinya atas kinerja luar biasa para petani. Beliau membandingkan hasil panen ini dengan tahun sebelumnya, di mana produksi padi pada 2024 mencapai 264.236 ton GKG. Meskipun sedikit menurun, produksi sub-round 1 tahun 2025 tetap menunjukkan hasil yang menggembirakan. "Kita patut bersyukur dengan hasil budidaya petani yang luar biasa," ujar Bupati Endah dalam keterangannya di Gunungkidul, Senin.
Bupati Endah juga menyampaikan terima kasih kepada Bulog atas program serbuan gabah yang menjamin harga beli gabah petani tetap layak. Beliau menekankan pentingnya intervensi pemerintah untuk menjamin kesejahteraan petani. "Presiden mencanangkan ketahanan pangan dengan mengintervensi harga panen petani, jagung yang sebelumnya dihargai rendah, sekarang Rp5.000, gabah yang sebelumnya hanya Rp5.000 sekarang minimal Rp6.500. Kapan lagi petani dapat sejahtera seperti ini," tambah Bupati Endah.
Produksi Padi Gunungkidul dan Dukungan Pemerintah
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi, memaparkan data luas lahan baku sawah (LBS) di Kabupaten Gunungkidul mencapai 26.854 hektare. Pihaknya berharap lahan tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan frekuensi masa tanam hingga 2-3 kali dalam setahun. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul memberikan dukungan penuh terhadap sektor pertanian, termasuk penyediaan alat-alat pertanian.
Dukungan dari Kementerian Pertanian juga sangat signifikan, terutama dalam hal subsidi pupuk. Alokasi pupuk mencapai sekitar 39.000 ton. "Alhamdulillah beberapa tahun terakhir alokasi pupuk kita sangat cukup sehingga kami berharap kelompok tani bisa segera menembus dan melakukan penebusan untuk pupuk," jelas Rismiyadi. Pihaknya juga menekankan pentingnya komunikasi dan koordinasi yang baik antar pihak terkait untuk terus meningkatkan inovasi dan prestasi di sektor pertanian.
Rismiyadi menambahkan bahwa Dinas Pertanian Gunungkidul sangat mendukung arahan Menteri Pertanian dan Bupati untuk segera melakukan penanaman kembali. Hal ini sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional. Komitmen ini diwujudkan melalui peningkatan koordinasi dan inovasi di sektor pertanian.
Ketahanan Pangan dan Peran Masyarakat
Bupati Endah juga mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga ketahanan pangan dengan memanfaatkan pekarangan rumah. Penanaman cabai, bawang, dan tanaman pangan lainnya di pekarangan rumah dapat membantu memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mewujudkan kemandirian pangan di tingkat rumah tangga.
Program panen raya padi serentak di 14 provinsi sentral juga dilaksanakan secara daring. Kementerian Pertanian menyampaikan informasi mengenai program subsidi pupuk dan serapan gabah seharga Rp6.500. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional. Ke depan, Kementerian Pertanian bersama Kementerian PU akan fokus pada peningkatan saluran irigasi pertanian.
Secara keseluruhan, capaian produksi padi di Gunungkidul menunjukkan hasil yang positif dan menjadi bukti nyata dari sinergi antara pemerintah dan petani dalam mewujudkan ketahanan pangan. Dukungan berkelanjutan dari pemerintah pusat dan daerah sangat penting untuk memastikan keberlanjutan sektor pertanian dan kesejahteraan petani di Gunungkidul.