Festival Keluarga: Tips Keuangan hingga Mengatasi Luka Batin Generasi Z
Festival Keluarga Indonesia di Mal Kota Kasablanka membahas pengelolaan keuangan keluarga, membangun hubungan pasangan, dan mengatasi konflik antar generasi, khususnya luka batin generasi Z.
![Festival Keluarga: Tips Keuangan hingga Mengatasi Luka Batin Generasi Z](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/03/220206.994-festival-keluarga-tips-keuangan-hingga-mengatasi-luka-batin-generasi-z-1.jpg)
Festival Keluarga Indonesia yang diselenggarakan PBNU di Mal Kota Kasablanka, Jakarta pada 2 Maret lalu, sukses menghadirkan diskusi santai seputar keluarga. Diskusi ini mencakup beragam topik menarik, dari strategi pengelolaan keuangan hingga solusi mengatasi luka batin generasi Z. Acara ini memberikan wawasan berharga bagi para peserta untuk membangun keluarga yang lebih harmonis dan sejahtera.
Mengelola Keuangan Keluarga: Kunci Sukses Rumah Tangga
Ligwina Hananto, CEO & Lead Financial Trainer QM Financia, menekankan pentingnya kecerdasan finansial dalam membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera. Menurutnya, pengaturan keuangan bukan hanya soal angka, tetapi juga perekat hubungan suami istri. "Mengatur keuangan ini menjadi bagian dari merekatkan hubungan yang baik antara suami dan istri saat membina rumah tangganya," ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta.
Lebih lanjut, Ligwina menjelaskan bahwa pengelolaan keuangan yang baik merupakan bentuk ibadah dalam ajaran Islam. Keberhasilan sebuah keluarga bukan diukur dari jumlah harta, melainkan rasa cukup dan kemampuan memenuhi kebutuhan. "Jadi yang sukses itu bukan orang atau keluarga yang uangnya banyak, tapi orang atau suatu keluarga yang merasa cukup," tambahnya.
Senada dengan Ligwina, Rifki Ismail, Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia (BI), menyatakan pentingnya perencanaan keuangan keluarga. Rifki menyarankan tiga langkah utama dalam mengelola keuangan: pertama, alokasikan dana untuk kebutuhan sehari-hari; kedua, sisihkan dana untuk antisipasi kebutuhan tak terduga seperti kesehatan dan pendidikan anak; dan ketiga, investasikan sebagian dana untuk masa depan melalui aset fisik, lembaga keuangan, atau pasar modal.
Membangun Hubungan Pasangan yang Harmonis
Selain manajemen keuangan, festival ini juga membahas pentingnya relationship goals atau tujuan hubungan pasangan. Alissa Wahid, psikolog keluarga sekaligus Ketua PBNU, menjelaskan bahwa membangun hubungan yang kuat memerlukan kesiapan diri, kematangan emosional, dan kemampuan berkomunikasi efektif, terutama dengan pasangan. "Sebetulnya kalau diri kita siap dengan diri sendiri, maka kita akan paham karakter diri, pasangan, dan keterampilan untuk mengelola hubungan. Tapi hubungan itu tidak secara otomatis mudah dibangun," jelas Alissa.
Alissa menambahkan tiga pilar penting dalam hubungan pasangan: kedekatan emosional, gairah, dan komitmen. Ketiganya harus seimbang agar hubungan langgeng. "Kalau tiga ini ada satu yang bolong, tidak jadi langgeng karena komitmennya ada, gairah seksualnya tinggi, tapi tidak ada kedekatan emosi itu berarti partner sharing tidak ada bukan pasangan atau sebaliknya," tuturnya.
Mengatasi Luka Batin dan Konflik Antar Generasi
Praktisi kesehatan mental, Adjie Santosoputro, menyoroti pentingnya mengurangi ego antar generasi dalam pola pengasuhan untuk mencegah konflik antara orang tua dan anak. "Untuk meredam konflik antargenerasi, kita perlu mewaspadai ego generasi. Generasi Z sering menganggap berbeda dengan generasi sebelumnya, bahwa generasi tua itu kolot, sementara generasi tua menganggap generasi mereka lebih kuat dan lebih hebat," jelasnya.
Adjie menekankan bahwa ego antar generasi dapat menghambat terbangunnya keharmonisan keluarga. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan anak untuk saling memahami dan melepaskan ego masing-masing. Ia juga menyarankan agar orang tua menghindari penerapan pola pengasuhan yang sudah usang dan tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
Festival Keluarga Indonesia memberikan berbagai wawasan dan tips praktis bagi keluarga Indonesia untuk menciptakan kehidupan rumah tangga yang lebih berkualitas. Acara ini menekankan pentingnya kolaborasi antara suami istri dalam mengelola keuangan, membangun hubungan yang harmonis, dan menciptakan lingkungan keluarga yang suportif bagi tumbuh kembang anak.