Fokus DLH Bantul: Pembangunan Hanggar ITF Sampah Niten Capai 80 Persen, Target Rampung September 2025
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul terus menggenjot pembangunan hanggar ITF Sampah Niten yang kini telah mencapai 80 persen, siap maksimalkan pengolahan sampah organik.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, saat ini memfokuskan perhatian pada penyelesaian pembangunan hanggar pengolahan sampah. Proyek vital ini berlokasi di Intermediate Treatment Facility (ITF) kawasan Pasar Niten, Kecamatan Kasihan. Pembangunan infrastruktur ini diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam penanganan sampah di wilayah tersebut.
Kepala DLH Bantul, Bambang Puwadi Nugroho, dalam keterangannya usai menghadiri upacara HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Bantul, Minggu, mengungkapkan progres signifikan. Menurutnya, capaian pekerjaan fisik pembangunan hanggar telah mencapai sekitar 80 persen. Ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mewujudkan fasilitas pengolahan sampah yang modern dan efisien.
Pembangunan hanggar ITF Pasar Niten terus berproses dengan target penyelesaian pada September 2025. Keberadaan hanggar ini sangat krusial untuk memaksimalkan pengolahan sampah, khususnya sampah organik yang berasal dari sisa-sisa pasar tradisional. Dengan demikian, masalah penumpukan sampah organik dapat diminimalisir secara signifikan.
Progres Pembangunan dan Anggaran ITF Pasar Niten
Pembangunan hanggar pengolahan sampah di ITF Pasar Niten menunjukkan kemajuan yang pesat, dengan capaian pekerjaan fisik sekitar 80 persen. Proyek ini merupakan bagian dari upaya pemerintah Kabupaten Bantul untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah di wilayahnya. Keberadaan hanggar ini sangat penting untuk mendukung operasional fasilitas pengolahan sampah secara optimal.
Pemerintah daerah mengalokasikan anggaran sebesar Rp3 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Bantul untuk pembangunan hanggar ini. Dana tersebut dialokasikan untuk memastikan fasilitas dapat dibangun sesuai standar dan memenuhi kebutuhan pengolahan sampah. Target penyelesaian pekerjaan hanggar ditetapkan pada September 2025, menandakan harapan besar terhadap efektivitas fasilitas ini.
Hanggar ini dirancang untuk memaksimalkan pengolahan sampah, terutama sampah organik yang dominan dari Pasar Niten. Dengan adanya fasilitas yang memadai, diharapkan proses pengolahan sampah dapat berjalan lebih efisien dan berdampak positif pada lingkungan sekitar. Hal ini juga sejalan dengan visi pemerintah daerah untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Kapasitas Pengolahan dan Urgensi Kolaborasi
Capaian kinerja pengolahan sampah di ITF Pasar Niten saat ini berkisar satu ton per hari, yang difokuskan untuk menyelesaikan pengolahan sampah internal pasar. Kapasitas ini secara khusus menangani sampah organik yang dihasilkan oleh aktivitas pasar. Namun, DLH Bantul sedang menata ulang kapasitas pengolahan, mengingat fasilitas ini sebelumnya mampu mengolah volume sampah sekitar tujuh hingga delapan ton per hari.
Untuk mencapai pengolahan sampah yang lebih maksimal di ITF Pasar Niten, kolaborasi dengan berbagai pihak menjadi sangat esensial. Bambang Puwadi Nugroho menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam penanganan sampah. Tempat pengolahan sampah ini bertujuan untuk menangani masalah sampah secara komprehensif, sehingga lingkungan setempat dapat merasakan manfaat dari layanan pengolahan sampah yang optimal.
Melalui momen peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI, DLH Bantul berharap tumbuhnya semangat kolaborasi serta kesadaran bersama dari semua elemen masyarakat untuk penyelesaian masalah sampah. Partisipasi aktif dari berbagai pihak akan mempercepat tercapainya tujuan pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Ini mencakup tidak hanya aspek teknis pengolahan, tetapi juga perubahan perilaku masyarakat.
Pentingnya Pemilahan Sampah dari Hulu
Penyelesaian sampah di tingkat hulu, yaitu dari sumbernya, merupakan kunci yang sangat penting dalam upaya pengelolaan sampah terpadu. Kepala DLH Bantul, Bambang Puwadi Nugroho, menekankan perlunya memastikan masyarakat dapat melakukan pemilahan sampah di rumah tangga masing-masing. Pemilahan ini menjadi langkah awal yang krusial untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke fasilitas pengolahan.
Selain pemilahan, penyelesaian sampah organik di halaman rumah juga sangat dianjurkan. Metode seperti pembuatan 'juglangan' atau lubang di tanah dapat menjadi solusi efektif, terutama bagi masyarakat yang memiliki lahan di pekarangan rumah. Cara ini memungkinkan sampah organik terurai secara alami dan mengurangi beban pada sistem pengolahan sampah terpusat.
Kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam memilah serta mengelola sampah dari rumah tangga akan sangat membantu dalam mengurangi masalah sampah secara keseluruhan. Pendekatan dari hulu ini tidak hanya meringankan beban ITF, tetapi juga menumbuhkan kebiasaan hidup bersih dan bertanggung jawab terhadap lingkungan di kalangan masyarakat Bantul.