Gunung Ibu di Maluku Utara Erupsi, Keluarkan Abu Vulkanik hingga 1200 Meter
Gunung Ibu di Halmahera Barat kembali erupsi pada Minggu dini hari, memuntahkan abu vulkanik hingga 1200 meter dan menyebabkan evakuasi warga sekitar.
Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Hingga Minggu dini hari, gunung ini tercatat erupsi dan memuntahkan abu vulkanik hingga ketinggian 500 meter dari puncak kawah. Petugas Pos Pemantau Gunung Ibu melaporkan kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke barat daya.
Aktivitas erupsi terekam seismograf pada pukul 01:57 WIT, dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi 60 detik. Selain abu vulkanik, letusan juga disertai pijaran api di puncak gunung yang memiliki ketinggian 1.325 meter di atas permukaan laut (MDPL). Dalam 18 jam terakhir, Gunung Ibu telah meletus sebanyak delapan kali.
Erupsi terbesar terjadi pada Sabtu (25/1) pukul 09.02 WIT, dengan abu letusan mencapai ketinggian sekitar 1.200 meter di atas puncak. Erupsi lainnya tercatat pada Minggu pukul 00.44 WIT, memuntahkan abu setinggi 800 meter dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi 106 detik. Status Gunung Ibu saat ini masih berada pada Level IV (Awas).
Masyarakat di sekitar Gunung Ibu diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 4,5 kilometer dari puncak, dan perluasan sektoral 6 kilometer ke arah utara kawah aktif. Langkah ini diambil sebagai upaya pencegahan risiko akibat erupsi. Berdasarkan data Satgas Penanggulangan Bencana, sebanyak 1.067 warga Kecamatan Tabaru, Kabupaten Halmahera Barat telah dievakuasi ke tempat pengungsian sejak 23 Januari 2024, termasuk mereka yang berada di Desa Akesibu, Kecamatan Ibu.
Evakuasi ini dilakukan sebagai langkah antisipasi sejak status Gunung Ibu dinaikkan menjadi Awas pada 15 Januari 2024. Badan Geologi Kementerian ESDM terus memantau aktivitas Gunung Ibu dan memberikan informasi terkini kepada masyarakat. Pemantauan intensif dilakukan untuk memastikan keselamatan warga sekitar.
Kesimpulannya, erupsi Gunung Ibu di Maluku Utara masih berlangsung dan berpotensi membahayakan warga sekitar. Status Awas yang ditetapkan oleh Badan Geologi menegaskan pentingnya kepatuhan masyarakat terhadap imbauan evakuasi dan larangan beraktivitas di sekitar gunung. Pihak berwenang terus berupaya untuk memastikan keselamatan dan memberikan bantuan kepada para pengungsi.