Gunung Ibu di Maluku Utara Erupsi 5 Kali Berturut-Turut, Semburkan Abu Vulkanik hingga 600 Meter
Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara, mengalami lima kali erupsi berturut-turut pada Jumat, 16 Mei 2024, dengan kolom abu mencapai 600 meter dari puncak.

Gunung Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, mengalami erupsi sebanyak lima kali secara berturut-turut pada Jumat, 16 Mei 2024. Erupsi tersebut memuntahkan abu vulkanik setinggi 600 meter dari puncak gunung, atau setara dengan 1.925 meter di atas permukaan laut. Kejadian ini telah dikonfirmasi oleh Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Ibu, Axl Roeroe, yang menyatakan bahwa erupsi terakhir terjadi pada pukul 17.24 WIT.
Kolom abu yang dihasilkan berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan mengarah ke timur. Aktivitas vulkanik ini terekam oleh seismograf dengan amplitudo maksimum 28 milimeter dan durasi gempa selama 47 detik. Empat erupsi sebelumnya terjadi sejak pukul 09.12 WIT, namun tinggi kolom abu tidak dapat diamati karena terhalang kabut dan kondisi visual dari pos pengamatan.
Meskipun telah terjadi erupsi beruntun, status Gunung Ibu hingga saat ini masih berada pada Level III atau Siaga. Hal ini berdasarkan data dan pemantauan yang dilakukan oleh Badan Geologi Kementerian ESDM. Oleh karena itu, berbagai rekomendasi dan imbauan dikeluarkan untuk memastikan keselamatan masyarakat sekitar.
Rekomendasi dan Imbauan Terkait Erupsi Gunung Ibu
Badan Geologi Kementerian ESDM mengeluarkan rekomendasi penting bagi masyarakat sekitar Gunung Ibu. Masyarakat, pengunjung, dan wisatawan dilarang keras beraktivitas dalam radius dua kilometer dari kawah aktif gunung berapi tersebut. Lebih jauh lagi, aktivitas juga dilarang di wilayah sektoral sejauh 3,5 kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara.
Sebagai langkah antisipasi, masyarakat diimbau untuk menggunakan masker dan kacamata pelindung ketika beraktivitas di luar ruangan, terutama jika terjadi hujan abu. Hal ini untuk melindungi diri dari paparan abu vulkanik yang dapat membahayakan kesehatan pernapasan dan mata. Selain itu, Badan Geologi juga menekankan pentingnya menjaga kondusivitas situasi dan menghindari penyebaran informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Pemerintah daerah setempat juga diimbau untuk terus berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung atau Pos Pengamatan Gunung Ibu di Desa Gam Ici. Koordinasi ini penting untuk memperoleh informasi terkini dan akurat terkait aktivitas vulkanik Gunung Ibu, sehingga langkah-langkah mitigasi dapat dilakukan secara tepat dan efektif.
Pentingnya Koordinasi dan Informasi Akurat
Koordinasi yang baik antara pemerintah daerah, PVMBG, dan masyarakat sangat krusial dalam menghadapi situasi seperti ini. Informasi yang akurat dan tepat waktu dapat membantu masyarakat untuk mengambil langkah-langkah pencegahan dan mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh erupsi Gunung Ibu. Penyebaran informasi yang tidak bertanggung jawab justru dapat menimbulkan kepanikan dan mengganggu upaya mitigasi bencana.
Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti arahan dan informasi resmi dari pemerintah daerah dan instansi terkait. Dengan demikian, masyarakat dapat mengambil tindakan yang tepat dan terhindar dari bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh erupsi Gunung Ibu. Kewaspadaan dan kepatuhan terhadap imbauan yang dikeluarkan merupakan kunci utama dalam menghadapi ancaman bencana alam.
Gunung Ibu, dengan ketinggian 1.325 meter di atas permukaan laut, tetap menjadi perhatian utama. Pemantauan aktivitas vulkanik terus dilakukan secara intensif untuk memberikan informasi yang akurat dan cepat kepada masyarakat. Keselamatan dan kesejahteraan masyarakat sekitar Gunung Ibu menjadi prioritas utama dalam penanganan situasi ini.
Semoga dengan adanya koordinasi dan informasi yang tepat, dampak erupsi Gunung Ibu dapat diminimalisir dan masyarakat dapat tetap aman.