Hadapi Ketidakpastian Global, Jakarta Bidik Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupaya mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen pada 2025, di tengah ketidakpastian ekonomi global, melalui strategi hilirisasi dan pengendalian inflasi.

Jakarta, 19 Maret 2024 (ANTARA) - Target ambisius Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menjadi kota global sekelas kota-kota besar dunia berdampak pada perekonomiannya, yang rentan terhadap dinamika ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi Jakarta diproyeksikan mencapai 5,1 persen pada 2024 dan 5,2 persen pada 2025. Namun, ketidakpastian ekonomi global menjadi tantangan utama dalam mencapai target tersebut. Langkah antisipatif perlu diambil sejak dini untuk menghadapi situasi ini.
Kepala Riset Ekonomi Makro dan Pasar Uang Bank Mandiri, Dian Ayu Yustina, menjelaskan bahwa ketidakpastian ekonomi global, terutama dampak perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, mempengaruhi iklim investasi dan perdagangan internasional, termasuk Indonesia. Tantangan utama bagi Indonesia adalah mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen, yang membutuhkan pengendalian inflasi dan stabilitas nilai tukar Rupiah.
Meskipun Indonesia sempat mengalami deflasi akibat penurunan harga energi, strategi ini tidak berkelanjutan. Penurunan daya beli masyarakat menengah juga menjadi faktor yang perlu diatasi. Nilai tukar Rupiah yang sempat melemah hingga di atas Rp16.000 per dolar AS juga menjadi perhatian, di mana sektor pertambangan menjadi penopang utama.
Hilirisasi: Kunci Penguatan Ekonomi
Pemerintah gencar mendorong program hilirisasi, terutama di sektor pertambangan, sebagai strategi kunci dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Pengolahan bahan tambang di dalam negeri sebelum ekspor akan meningkatkan devisa negara dan memperkuat nilai tukar Rupiah. Peresmian pabrik pemurnian logam mulia PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur, menjadi contoh nyata keberhasilan program ini.
Proyek yang didukung PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) ini memberikan dampak positif berupa peningkatan nilai tambah komoditas mineral, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan asli daerah. Presiden Direktur Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Bambang Soetiono, menjelaskan bahwa industri hilir akan mendukung keberlanjutan investasi dan menarik industri lain, berkontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi.
Presiden Joko Widodo (dalam berita disebutkan Prabowo Subianto, namun konteksnya merujuk pada Presiden RI) menekankan bahwa fasilitas pemurnian logam mulia ini menunjukkan kemajuan Indonesia dalam mengelola sumber daya alam secara mandiri, tidak hanya mengekspor bahan mentah tetapi juga mengolahnya untuk meningkatkan nilai tambah. Hilirisasi di sektor tambang emas ini akan diikuti komoditas lain seperti batubara dan nikel, memperkuat stabilitas ekonomi.
Antisipasi DKI Jakarta: Strategi Tepat Sasaran
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupaya mengendalikan inflasi melalui kebijakan non-fiskal yang tepat sasaran. Penguatan konsumsi segmen menengah dilakukan dengan memaksimalkan penyediaan lapangan kerja melalui bursa kerja, pengembangan UMKM, pelatihan kerja, dan penyediaan tempat usaha.
Ketahanan pangan diperkuat melalui kerja sama dengan daerah produsen, optimalisasi lahan terbatas (taman, bawah kolong tol), dan pertanian perkotaan (urban farming). Peluang investasi di sektor keuangan, pariwisata, perkantoran, retail, dan ekonomi kreatif juga didorong untuk menciptakan lapangan kerja baru.
BUMD DKI Jakarta didorong berinvestasi di sektor prospektif, seperti perluasan LRT dan MRT, sebagai stimulus pertumbuhan ekonomi. Namun, investasi yang dipilih harus benar-benar prospektif dan memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD).
Dengan strategi yang cermat dan tepat, serta konsultasi dengan Bank Indonesia, diharapkan target pertumbuhan ekonomi di atas lima persen pada 2025 dapat tercapai, meskipun di tengah ketidakpastian ekonomi global. Investasi yang tepat dan terarah menjadi kunci keberhasilan strategi ini.