Hadapi Musim Hujan, SDA Jakbar Optimalkan 222 Pompa Cegah Banjir
Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Barat kerahkan 222 pompa air untuk mencegah banjir di musim hujan, dengan fokus pada daerah rawan banjir seperti Rawabuaya dan Tegal Alur.

Musim hujan telah tiba dan ancaman banjir kembali menghantui warga Jakarta Barat. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Jakarta Barat bergerak cepat dengan mengoptimalkan penggunaan seluruh pompa air yang dimilikinya. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk memastikan kelancaran aliran air dan mencegah genangan yang dapat mengganggu aktivitas warga.
Kepala Sudin SDA Jakbar, Purwanti Suryandari, menyatakan bahwa pihaknya fokus pada optimalisasi penggunaan berbagai jenis pompa air. "Sekarang kan musim hujan, kami fokus mengoptimalkan penggunaan pompa. Jadi pompa-pompa kita, baik pompa apung, pompa stasioner, pompa mobile, kita pastikan dalam kondisi baik," ungkap Purwanti di Jakarta, Selasa (18/3).
Penggunaan pompa-pompa tersebut bertujuan untuk mengalirkan genangan air dari permukiman warga menuju saluran kali terdekat. Hal ini merupakan strategi penting untuk mencegah genangan air meluap dan menyebabkan banjir di wilayah Jakarta Barat.
222 Pompa Air Siap Dikerahkan
Sudin SDA Jakarta Barat memiliki total 48 rumah pompa yang dilengkapi dengan 152 pompa stasioner dan 70 pompa mobile. Dengan total 222 pompa air tersebut, Sudin SDA Jakbar siap menghadapi musim hujan dan mengantisipasi potensi banjir. "Rumah pompa kita kan ada 48 buah. Nah di situ ada 152 pompa stasioner, kalau pompa mobile-nya kita ada 70. Rumah pompa itu untuk membuat air mengair dari permukiman ke kali," jelas Purwanti.
Penyebaran pompa-pompa ini didistribusikan secara strategis di berbagai titik di Jakarta Barat untuk memastikan jangkauan yang maksimal. Pemeliharaan dan perawatan rutin juga dilakukan untuk memastikan seluruh pompa dalam kondisi prima dan siap beroperasi kapan saja.
Selain mengoptimalkan pompa air, Sudin SDA Jakbar juga melakukan pengecekan berkala terhadap seluruh infrastruktur pendukung, seperti saluran air dan drainase. Langkah ini bertujuan untuk mendeteksi dan memperbaiki kerusakan sedini mungkin agar tidak mengganggu fungsi sistem drainase secara keseluruhan.
Rawabuaya dan Tegal Alur, Titik Rawan Banjir
Beberapa wilayah di Jakarta Barat memang dikenal sebagai daerah rawan banjir. Rawabuaya di Kecamatan Cengkareng dan Tegal Alur di Kecamatan Kalideres menjadi dua wilayah yang paling sering terdampak banjir. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk pengaruh pasang surut air laut.
"Untuk yang paling rawan saat ini di daerah Rawabuaya kemudian Tegal Alur, karena banjir di daerah ini dipengaruhi oleh pasang surut air laut juga," ujar Purwanti. Oleh karena itu, wilayah-wilayah ini menjadi prioritas dalam upaya pencegahan banjir.
Selain optimalisasi pompa, perbaikan infrastruktur juga menjadi fokus utama. Sudin SDA Jakbar telah dan akan terus memperbaiki sheetpile (turap) yang bocor, terutama di daerah Rawabuaya dan beberapa titik lainnya. "Misalnya di Rawabuaya dan ada juga beberapa daerah lain. Setelah lebaran nanti kami juga ada penutupan sheetpile-sheetpile yang bocor," tambah Purwanti.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, diharapkan genangan dan banjir di Jakarta Barat dapat diminimalisir selama musim hujan. Komitmen Sudin SDA Jakbar untuk menjaga kelancaran aliran air dan mencegah banjir menjadi kunci penting dalam memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga Jakarta Barat.