Hanya 4 dari 27 Sungai! Sumbar Usulkan Tambahan EWS Lahar Dingin Marapi untuk Mitigasi Bencana Mematikan
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mengusulkan penambahan EWS Lahar Dingin Marapi ke BNPB. Langkah ini krusial mengingat hanya sebagian kecil sungai yang berhulu Marapi telah dilengkapi sistem peringatan dini.

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) secara proaktif mengusulkan penambahan sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Langkah strategis ini diambil sebagai upaya mitigasi bencana lahar dingin Gunung Marapi yang berpotensi menimbulkan dampak besar.
Usulan ini muncul pascabencana banjir lahar dingin Gunung Marapi yang terjadi pada 11 Mei 2024, yang menyebabkan kerugian signifikan. BNPB sendiri telah melakukan survei di lokasi untuk menindaklanjuti permintaan ini, menandakan keseriusan dalam penanganan bencana hidrometeorologi.
Juru bicara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumbar, Ilham Wahab, menyatakan harapan besar agar penambahan EWS ini dapat segera terealisasi pada tahap kedua. Pemasangan EWS tambahan ini direncanakan di setiap sungai yang berhulu langsung dari Gunung Marapi, guna memberikan peringatan dini yang lebih komprehensif kepada masyarakat.
Urgensi Penambahan EWS di Sungai Berhulu Marapi
Kebutuhan akan penambahan EWS di wilayah Sumatera Barat menjadi sangat mendesak, terutama mengingat kondisi geografis Gunung Marapi. Dari total 27 sungai yang berhulu langsung dari gunung api tersebut, baru empat di antaranya yang telah dilengkapi dengan sistem peringatan dini.
BNPB bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah memasang beberapa unit EWS berupa sensor pemantau ketinggian muka air, pengukuran intensitas curah hujan, dan kamera pengawas (CCTV). Selain itu, 26 unit sirene juga telah dipasang untuk memberikan peringatan suara kepada warga.
Dengan demikian, masih terdapat 23 aliran sungai yang belum memiliki sistem peringatan dini yang memadai, padahal sungai-sungai ini memiliki risiko tinggi dilalui aliran banjir lahar dingin. Pemerintah Provinsi Sumbar sangat berharap BNPB segera menindaklanjuti usulan ini, khususnya untuk sungai-sungai dengan potensi bahaya terbesar.
Enam unit EWS yang saat ini terpasang tersebar di empat sungai utama yang berhulu langsung dari Gunung Marapi. Penambahan ini diharapkan dapat mencakup seluruh sungai berisiko tinggi, memastikan cakupan peringatan yang lebih luas dan efektif.
Efektivitas EWS yang Telah Terpasang dan Dampak Bencana Lalu
Sistem EWS yang telah terpasang di sungai-sungai berhulu Gunung Marapi terbukti bekerja dengan baik. Sensor dan rekaman CCTV secara real-time melaporkan data penting kepada BPBD Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, memungkinkan respons cepat dalam situasi darurat.
Namun, cakupan EWS yang terbatas menjadi tantangan besar dalam mitigasi bencana lahar dingin. Bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi yang terjadi pada 11 Mei 2024, beriringan dengan banjir bandang dari Gunung Singgalang, menunjukkan betapa krusialnya sistem peringatan dini yang menyeluruh.
Insiden tersebut mengakibatkan 63 orang meninggal dunia dan 10 lainnya masih dinyatakan hilang, serta menyebabkan sejumlah korban luka berat dan ringan. Selain itu, bencana hidrometeorologi ini juga merusak banyak rumah dan bangunan permanen hingga rata dengan tanah, menimbulkan kerugian material yang sangat besar.
Melihat dampak yang ditimbulkan, penambahan EWS menjadi investasi vital untuk melindungi nyawa dan harta benda masyarakat di sekitar Gunung Marapi. Sistem yang komprehensif akan memungkinkan evakuasi lebih awal dan mengurangi risiko bencana di masa mendatang.