Harga Bawang Merah Situbondo Anjlok, Petani Rugi Jutaan Rupiah
Harga bawang merah di Situbondo turun drastis menjadi Rp18.000/kg akibat panen raya, membuat petani merugi hingga Rp15 juta per hektare karena produksi yang berkurang akibat hama dan cuaca ekstrem.
Harga bawang merah di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, ambles. Dari Rp30.000 per kilogram, kini anjlok hingga Rp18.000 per kilogram. Penyebabnya? Panen raya di berbagai daerah, termasuk di Jawa Tengah, membuat pasokan melimpah.
Sudiono, seorang petani bawang merah di Situbondo, menjelaskan situasi ini. "Sesuai hukum pasar, saat barang melimpah, harganya murah. Di Demak dan beberapa daerah lain di Jawa Tengah sedang panen raya, sehingga bawang merah melimpah," ujarnya Minggu lalu.
Anjloknya harga ini membuat petani merugi besar. Sudiono, yang akrab disapa Dion, mengaku mengalami kerugian sekitar Rp15 juta per hektare. Padahal, ia menanam bawang merah di lahan lebih dari satu hektare.
Produksi bawang merah Dion memang jauh dari target. Ia hanya memanen 5 ton per hektare. Faktor cuaca ekstrem dan serangan hama menjadi penyebab utama penurunan hasil panen. "Panen bawang merah saya hanya 5 ton per hektare, harganya pun anjlok. Cuaca ekstrem merusak banyak tanaman," keluhnya.
Situasi ini diperparah dengan panen raya di sejumlah daerah lain. Melimpahnya pasokan membuat harga jual bawang merah semakin tertekan. Petani seperti Dion harus memutar otak untuk mengatasi kerugian yang diderita.
Kejadian ini menjadi sorotan bagi pemerintah daerah. Diperlukan langkah strategis untuk membantu petani menghadapi fluktuasi harga komoditas pertanian. Mungkin perlu adanya sistem manajemen pasokan dan diversifikasi komoditas pertanian untuk mengurangi ketergantungan pada satu jenis komoditas.
Penurunan harga bawang merah ini menjadi pelajaran berharga. Pentingnya antisipasi terhadap faktor cuaca ekstrem dan serangan hama, serta pentingnya strategi pemasaran yang tepat guna menghindari kerugian yang besar bagi petani.
Kesimpulannya, anjloknya harga bawang merah di Situbondo akibat panen raya dan faktor cuaca ekstrem, mengakibatkan kerugian signifikan bagi petani. Perlu adanya solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah ini dan melindungi petani dari dampak fluktuasi harga.