Harga Cabai di Makassar Melonjak, Wali Kota dan Gubernur Intervensi Pasar
Wali Kota Makassar dan Gubernur Sulsel turun tangan intervensi pasar untuk kendalikan harga cabai rawit merah yang melonjak hingga Rp75.000/kg di tengah Ramadhan.

Lonjakan harga cabai rawit merah di Makassar menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Makassar dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Harga yang semula Rp35.000 per kilogram, dalam dua minggu terakhir melonjak hingga Rp75.000 per kilogram. Hal ini mendorong Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, dan Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, untuk melakukan intervensi langsung ke pasar guna menstabilkan harga, terutama menjelang dan selama bulan suci Ramadhan.
Intervensi ini dilakukan sebagai respons atas keluhan masyarakat terkait kenaikan harga cabai yang signifikan. Kedua pejabat tersebut mengunjungi sejumlah pasar di Makassar untuk memantau langsung kondisi harga dan ketersediaan bahan pokok. Mereka berkomitmen untuk memastikan masyarakat tetap dapat mengakses bahan pokok dengan harga yang terjangkau.
Langkah intervensi ini meliputi kajian penyebab kenaikan harga, operasi pasar, dan gerakan pasar murah. Pemerintah daerah juga akan menelusuri kemungkinan anomali distribusi atau penurunan pasokan cabai yang menyebabkan lonjakan harga tersebut. Stabilitas harga bahan pokok selama Ramadhan menjadi prioritas utama dalam upaya ini.
Pengawasan Harga dan Intervensi Pasar
Wali Kota Munafri Arifuddin, atau yang akrab disapa Appi, menyatakan bahwa Pemerintah Kota Makassar melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) akan aktif turun ke lapangan untuk mengawasi dan mengintervensi harga. Mereka akan bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk memastikan efektivitas intervensi.
Pemerintah berkomitmen untuk menstabilkan harga, terutama komoditas cabai rawit merah yang mengalami kenaikan signifikan. Operasi pasar dan gerakan pasar murah menjadi strategi utama untuk menjamin ketersediaan cabai dengan harga yang wajar bagi masyarakat.
Tidak hanya cabai, pemerintah juga akan terus memantau harga bahan pokok lainnya seperti bawang merah, beras, daging, dan minyak goreng. Meskipun saat ini harga komoditas tersebut masih stabil, pengawasan berkala akan tetap dilakukan untuk mencegah potensi lonjakan harga di masa mendatang.
Ketersediaan Stok Beras dan Langkah Antisipasi
Gubernur Andi Sudirman Sulaiman juga melakukan pengecekan stok beras di Gudang Bulog. Hasilnya menunjukkan stok beras di Sulawesi Selatan mencapai 184 ribu ton, dengan target peningkatan hingga 509 ribu ton. Hal ini menunjukkan optimisme pemerintah dalam menghadapi potensi kekurangan pasokan beras.
Meskipun stok beras aman, pemerintah tetap fokus pada komoditas cabai yang mengalami kenaikan harga. Intervensi akan dilakukan melalui berbagai cara, termasuk operasi pasar, peningkatan produksi pertanian, dan pendampingan kepada petani serta distributor. Pemantauan harga akan dilakukan secara intensif setiap hari.
Kunjungan Wali Kota dan Gubernur ke Pasar Terong menjadi bagian dari upaya pengawasan langsung di lapangan. Di pasar tersebut, mereka menyapa masyarakat dan mendengarkan langsung keluhan terkait harga cabai. Kunjungan ini juga sekaligus menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengatasi masalah ini.
Dari hasil tinjauan di Pasar Terong, ditemukan adanya kenaikan harga pada beberapa komoditas, terutama cabai rawit merah. Informasi ini semakin memperkuat alasan intervensi pasar yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
Kesimpulan
Pemerintah Kota Makassar dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok, khususnya cabai rawit merah, selama bulan Ramadhan. Berbagai upaya intervensi pasar akan terus dilakukan untuk memastikan ketersediaan dan harga yang terjangkau bagi masyarakat. Pemantauan harga dan ketersediaan bahan pokok akan dilakukan secara intensif dan berkelanjutan.