Harga Nikel Dunia Turun, ESDM: Pelemahan Industri Global Jadi Faktor Utama
Kementerian ESDM memperkirakan penurunan harga nikel dunia disebabkan oleh pelemahan industri global, terutama di China, ditambah kelebihan pasokan dan perang dagang.

Jakarta, 6 Mei 2025 - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi penurunan harga nikel di pasar global. Penurunan ini dikaitkan dengan pelemahan industri global, khususnya di China, yang merupakan pasar utama nikel Indonesia. Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno, mengungkapkan hal ini dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi XII DPR RI di Jakarta, Selasa lalu. Lebih dari 65 persen pasokan nikel dunia berasal dari Indonesia, dan sebagian besar diolah menjadi stainless steel untuk pasar China.
Winarno menjelaskan, "Bisa jadi karena pasar kita untuk 'stainless steel' atau untuk nikel itu kan kebanyakan ke China. Dengan industri yang sekarang agak menurun, bisa jadi ini (penurunan harga nikel) akibat itu." Meskipun demikian, ia mengakui belum dapat memastikan secara pasti apakah pelemahan industri China menjadi satu-satunya penyebab penurunan harga nikel. "Nah, ini mungkin, bisa jadi. Saya belum begitu (memastikan)," tambahnya.
Selain faktor pelemahan industri global, Kementerian ESDM juga mempertimbangkan faktor lain seperti kelebihan pasokan nikel di pasar internasional dan dampak perang dagang global. Winarno menyatakan ketidakpastian mengenai kontribusi masing-masing faktor terhadap penurunan harga. "Tetapi apakah penurunan ini karena pasokan yang berlebih atau sebetulnya akibat dari perang dagang? Kami tidak tahu," ujarnya.
Analisis Penurunan Harga Nikel
Data Kementerian Keuangan menunjukkan penurunan harga beberapa komoditas utama pada Januari-Februari 2025, termasuk batu bara (-11,8 persen), minyak mentah Brent (-5,2 persen), dan nikel (-5,9 persen). Penurunan harga nikel ini menimbulkan kekhawatiran bagi perekonomian Indonesia, mengingat peran penting komoditas ini dalam pendapatan negara.
Hampir 65 persen nikel dunia dipasok oleh Indonesia, dan sekitar 65 persen dari total ekspor nikel Indonesia digunakan untuk produksi stainless steel. Ketergantungan Indonesia pada pasar China untuk produk turunan nikel ini menjadi faktor signifikan yang perlu dipertimbangkan dalam menghadapi fluktuasi harga.
Pemerintah menyadari potensi dampak negatif dari penurunan harga nikel terhadap perekonomian nasional. Oleh karena itu, Kementerian ESDM telah menyiapkan beberapa strategi untuk menjaga stabilitas harga mineral dan batu bara (minerba) di masa mendatang.
Strategi Pemerintah Menjaga Stabilitas Harga Minerba
Beberapa strategi yang disiapkan oleh Kementerian ESDM antara lain perencanaan produksi yang disesuaikan dengan kebutuhan nasional dan rencana ekspor. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan produksi dan mencegah kelebihan pasokan yang dapat menekan harga. Selain itu, 'feasibility study' (FS) dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) akan diintegrasikan ke dalam proses Rencana Kerja Anggaran Biaya (RKAB).
Pemerintah juga akan mengevaluasi persetujuan produksi yang tertera dalam RKAB yang telah diberikan. Langkah ini bertujuan untuk memastikan produksi sesuai dengan kebutuhan pasar dan menghindari potensi kelebihan pasokan. Penetapan Harga Batu Bara Acuan/Harga Mineral Acuan dan Harga Patokan Batu Bara dan Harga Patokan Mineral sebagai batas bawah harga penjualan juga akan diterapkan (Kepmen ESDM No. 72 Tahun 2025 tentang Pedoman Penetapan Harga Patokan Untuk Penjualan Komoditas Mineral Logam dan Batu bara).
Terakhir, pemerintah akan meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan penambangan untuk memastikan kepatuhan terhadap praktik penambangan yang baik ('good mining practice'). Hal ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan industri pertambangan nikel di Indonesia.
Penurunan harga nikel ini menjadi tantangan bagi Indonesia. Strategi yang telah disiapkan oleh pemerintah diharapkan dapat membantu menjaga stabilitas harga dan keberlanjutan industri pertambangan nikel di masa mendatang. Pemantauan pasar global dan antisipasi terhadap faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi harga nikel juga sangat penting untuk dilakukan.