Imigrasi Singkawang Deportasi Dua WNA Malaysia yang Nonton Cap Go Meh
Kantor Imigrasi Singkawang deportasi dua warga negara Malaysia yang masuk Indonesia tanpa dokumen resmi untuk menyaksikan Festival Cap Go Meh 2025.

Kota Singkawang, Kalimantan Barat, menjadi sorotan setelah Kantor Imigrasi Kelas 1 TPI Singkawang mendeportasi dua warga negara asing (WNA) asal Malaysia. Kedua WNA tersebut masuk ke Indonesia tanpa dilengkapi dokumen resmi, tepatnya di Kota Singkawang pada bulan Februari 2025. Mereka diamankan oleh Polres Singkawang kemudian diserahkan ke Kantor Imigrasi pada tanggal 14 Februari 2025 untuk proses lebih lanjut. Kejadian ini menimbulkan pertanyaan seputar pengawasan perbatasan dan penegakan hukum imigrasi di wilayah tersebut.
Menurut Kasi Intelijen dan Penindakan Kantor Imigrasi Kelas 1 TPI Singkawang, Achmad Aswira, kedua WNA Malaysia tersebut mengaku datang ke Singkawang untuk menyaksikan Festival Cap Go Meh yang terkenal meriah. Namun, ironisnya, mereka tidak dapat menunjukkan dokumen perjalanan yang sah saat pemeriksaan. Ketidakmampuan mereka dalam menunjukkan dokumen tersebut menjadi bukti kuat pelanggaran imigrasi yang mereka lakukan. Kasus ini menjadi perhatian mengingat Festival Cap Go Meh menarik banyak wisatawan asing setiap tahunnya.
Deportasi ini bukan kasus pertama yang ditangani oleh Kantor Imigrasi Singkawang pada tahun 2025. Hingga Februari 2025, tercatat sudah tiga WNA yang dideportasi. Selain dua WNA Malaysia, terdapat juga satu WNA asal Taiwan yang dideportasi karena diduga telah melebihi masa izin tinggal di Indonesia. Hal ini menunjukkan pentingnya pengawasan ketat terhadap aktivitas WNA di Indonesia, khususnya dalam hal kepatuhan terhadap peraturan keimigrasian.
Deportasi dan Pencegahan
Setelah menjalani pemeriksaan, Kantor Imigrasi Singkawang menjatuhkan tindakan administratif berupa deportasi kepada kedua WNA Malaysia tersebut. Selain itu, Kantor Imigrasi juga mengusulkan agar keduanya dimasukkan ke dalam daftar cegah tangkal (cekal) untuk mencegah masuknya mereka ke Indonesia di masa mendatang. Langkah ini diambil sebagai upaya pencegahan terhadap pelanggaran imigrasi serupa dan penegakan hukum yang tegas.
Kasus ini menyoroti pentingnya kesadaran akan peraturan imigrasi bagi warga negara asing yang berkunjung ke Indonesia. Setiap WNA wajib memiliki dokumen perjalanan yang sah dan mematuhi peraturan yang berlaku selama berada di wilayah Indonesia. Ketidakpatuhan terhadap peraturan tersebut akan berakibat pada tindakan tegas dari pihak berwenang, seperti deportasi dan pencegahan masuk ke Indonesia.
Pihak Imigrasi mengimbau kepada seluruh WNA untuk selalu melengkapi dokumen perjalanan dan mematuhi peraturan imigrasi yang berlaku. Dengan demikian, diharapkan dapat mencegah terjadinya pelanggaran imigrasi dan menjaga keamanan serta ketertiban di Indonesia.
Pengawasan Keimigrasian yang Ketat
Kasus deportasi ini menunjukkan komitmen Kantor Imigrasi Singkawang dalam menegakkan hukum dan pengawasan keimigrasian yang ketat. Keberhasilan penindakan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya mencegah masuknya WNA secara ilegal dan melindungi kedaulatan negara. Pentingnya kerjasama antar instansi, seperti antara Kantor Imigrasi dan Polres Singkawang, dalam menangani kasus ini juga patut diapresiasi.
Dengan adanya deportasi ini, diharapkan dapat memberikan efek jera kepada para pelanggar peraturan keimigrasian. Selain itu, kasus ini juga menjadi pengingat bagi seluruh pihak terkait untuk meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum keimigrasian di Indonesia. Langkah-langkah preventif dan deteksi dini terhadap pelanggaran imigrasi perlu ditingkatkan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Pemerintah Indonesia terus berupaya memperkuat sistem keimigrasian untuk memastikan keamanan dan ketertiban nasional. Deportasi ini menjadi bukti nyata keseriusan pemerintah dalam menegakkan hukum dan melindungi kedaulatan negara dari potensi ancaman keamanan yang dapat ditimbulkan oleh pelanggaran imigrasi.
Ke depan, peningkatan kerjasama internasional dalam hal pertukaran informasi dan koordinasi penegakan hukum imigrasi juga sangat penting untuk mencegah dan mengatasi masalah imigrasi secara efektif. Hal ini akan membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tertib bagi warga negara Indonesia dan warga negara asing yang berada di Indonesia.
Kesimpulan
Deportasi dua WNA Malaysia di Singkawang menjadi bukti komitmen Indonesia dalam penegakan hukum imigrasi. Kejadian ini menekankan pentingnya kepatuhan terhadap peraturan imigrasi dan peran pengawasan yang ketat untuk menjaga keamanan dan kedaulatan negara.