Indodax: Permintaan Kripto Tinggi Meski Bitcoin Koreksi Harga
CEO Indodax melaporkan permintaan aset kripto di Indonesia tetap tinggi meskipun harga Bitcoin terkoreksi, dengan total transaksi Januari 2025 mencapai Rp16 triliun, menunjukkan optimisme pasar jangka panjang.
![Indodax: Permintaan Kripto Tinggi Meski Bitcoin Koreksi Harga](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/000158.373-indodax-permintaan-kripto-tinggi-meski-bitcoin-koreksi-harga-1.jpg)
Jakarta, 10 Februari 2025 - Meskipun harga Bitcoin mengalami koreksi signifikan beberapa hari terakhir, permintaan aset kripto di Indonesia tetap tinggi. Hal ini disampaikan langsung oleh CEO Indodax, Oscar Darmawan. Data transaksi Indodax di bulan Januari 2025 mencapai angka fantastis, yaitu Rp16,019 triliun, atau sekitar 12,02 persen dari total transaksi sepanjang tahun 2024. Kenaikan ini menunjukkan bahwa minat investor terhadap Bitcoin dan aset kripto lainnya masih sangat kuat.
Pasar Kripto Indonesia Tetap Tumbuh
Oscar Darmawan menjelaskan bahwa koreksi harga Bitcoin, yang sempat menyentuh angka 91.000 dolar AS pada 3 Februari 2025 setelah mencapai harga tertinggi sepanjang masa (ATH) di angka 108.000 dolar AS di Januari 2025, merupakan bagian alami dari siklus pasar. Meskipun sempat mengalami penurunan lebih dari 15 persen, harga Bitcoin sempat kembali naik hingga 101.000 dolar AS pada 4 Februari 2025 sebelum akhirnya kembali turun ke angka 95.000 dolar AS pada 10 Februari 2025. Fluktuasi harga ini, menurutnya, wajar dan tidak perlu terlalu dikhawatirkan.
"Meskipun ada koreksi, pasar kripto Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan, yang menandakan bahwa minat terhadap Bitcoin dan aset kripto lainnya tetap solid," ujar Oscar dalam keterangan resminya.
Fundamental Bitcoin Tetap Kuat
Indodax tetap optimistis terhadap prospek jangka panjang Bitcoin. Oscar menekankan bahwa faktor fundamental Bitcoin tetap kuat, ditopang oleh adopsi yang semakin luas, baik dari investor ritel maupun institusional. Pertumbuhan pasar kripto di Indonesia sangat signifikan, dengan total transaksi mencapai Rp650,61 triliun di tahun 2024, meningkat empat kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menunjukkan potensi besar pasar kripto di Indonesia.
"Meskipun koreksi harga terjadi dalam jangka pendek, potensi Bitcoin untuk rebound sangat besar," tambah Oscar. Ia menambahkan bahwa pasar kripto semakin matang, dan kesadaran akan aset digital terus berkembang. Kondisi ini mendukung potensi rebound Bitcoin di masa mendatang.
Strategi DCA untuk Investor Jangka Panjang
Bagi investor yang menerapkan strategi Dollar-Cost Averaging (DCA), koreksi harga ini justru bisa menjadi peluang. DCA memungkinkan investor untuk membeli aset kripto secara berkala dengan jumlah yang sama, sehingga dapat meredam risiko fluktuasi harga. Dengan strategi ini, investor dapat membeli Bitcoin dengan harga yang lebih rendah selama periode koreksi, dan berpotensi mendapatkan keuntungan yang lebih besar dalam jangka panjang.
"Koreksi harga ini bisa menjadi peluang bagi investor untuk membeli Bitcoin dengan harga lebih rendah, terutama bagi mereka yang memiliki pandangan jangka panjang," jelas Oscar. Hal ini menunjukkan bahwa strategi investasi jangka panjang tetap relevan dan menguntungkan di pasar kripto yang dinamis.
Kesimpulan
Kesimpulannya, meskipun harga Bitcoin mengalami koreksi, permintaan aset kripto di Indonesia tetap tinggi. Data transaksi Indodax menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, dan CEO Indodax tetap optimistis terhadap prospek jangka panjang Bitcoin. Bagi investor, koreksi harga ini bisa menjadi peluang untuk menerapkan strategi DCA dan mendapatkan keuntungan jangka panjang. Pasar kripto Indonesia menunjukkan ketahanan dan potensi pertumbuhan yang menjanjikan.