Indonesia dan Saudi Teken MoU Pertukaran Sertifikat Vaksin Digital dan SDM Kesehatan
Indonesia dan Arab Saudi resmi menjalin kerja sama dalam pertukaran sertifikat vaksin digital untuk memudahkan jemaah Umrah dan Haji serta peningkatan kapasitas SDM kesehatan melalui pelatihan dan pertukaran ahli.

Indonesia dan Arab Saudi resmi bekerja sama meningkatkan layanan kesehatan dan mempermudah perjalanan ibadah haji dan umrah bagi jemaah Indonesia. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Kesehatan kedua negara di Jakarta, Senin (24/2). MoU tersebut mencakup dua hal utama: pertukaran sertifikat vaksin digital dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) kesehatan.
Penandatanganan MoU ini dihadiri langsung oleh Menteri Kesehatan Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, dan Menteri Kesehatan Arab Saudi, Fahd Abdulrahman Al-Jalajel. Dalam sambutannya, Menteri Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya kerja sama ini untuk mengatasi antrean panjang di imigrasi saat verifikasi sertifikat vaksin jemaah Umrah dan Haji. Beliau juga optimistis kerja sama ini akan meningkatkan standar pendidikan dan layanan kesehatan di Indonesia melalui transfer pengetahuan dari Arab Saudi.
Selain itu, kerja sama ini juga akan melibatkan beberapa universitas ternama di Indonesia, yaitu Universitas Gadah Mada (UGM), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA), serta perusahaan kesehatan terkemuka di Arab Saudi, Health Holding Company. Pertukaran SDM ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas tenaga kesehatan di kedua negara.
Peningkatan Kapasitas SDM Kesehatan
Program pertukaran SDM akan mencakup pelatihan dan pertukaran ahli di bidang kesehatan antara Indonesia dan Arab Saudi. Menteri Budi Gunadi Sadikin menyatakan, "Kami akan melakukan pertukaran SDM dan keahlian antara organisasi-organisasi ini." Beliau berharap program ini dapat meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia dengan menyerap pengetahuan dan teknologi terkini dari Arab Saudi. Hal senada juga disampaikan oleh Menteri Fahd Abdulrahman Al-Jalajel yang menyatakan bahwa kerja sama ini sejalan dengan Visi Arab Saudi 2030 untuk memberikan layanan yang lebih efektif dan efisien.
Universitas-universitas yang terlibat akan berperan dalam memfasilitasi pertukaran mahasiswa dan dosen, serta memberikan kesempatan bagi tenaga kesehatan Indonesia untuk mengikuti pelatihan di Arab Saudi. Sementara itu, Health Holding Company akan menjadi mitra utama dari pihak Arab Saudi dalam program ini. Kerja sama ini diharapkan dapat menghasilkan peningkatan kualitas layanan kesehatan di Indonesia dan Arab Saudi.
Menteri Fahd Abdulrahman Al-Jalajel menambahkan, "Dalam kunjungan ini, perusahaan-perusahaan kesehatan hadir bersama kami, dan mereka telah menandatangani empat perjanjian. Perjanjian-perjanjian ini terkait dengan tenaga kerja dan pelatihan untuk tenaga kerja yang lebih baik di kedua negara." Beliau juga menyampaikan harapannya akan adanya lebih banyak kerja sama di masa mendatang, termasuk kerja sama dengan Biofarma yang direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 25 Februari.
Kerja Sama Pertukaran Sertifikat Vaksin Digital
Salah satu poin penting dalam MoU ini adalah kerja sama dalam pertukaran sertifikat vaksin digital. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses verifikasi vaksin bagi jemaah Umrah dan Haji Indonesia, sehingga dapat mengurangi waktu tunggu dan antrean panjang di imigrasi. Menteri Budi Gunadi Sadikin menegaskan pentingnya kerja sama ini untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan bagi jemaah Indonesia.
Selain itu, Menteri Kesehatan Arab Saudi juga akan mengunjungi Biofarma untuk menilai kemampuan produksi vaksin Indonesia. Kunjungan ini didasarkan pada keyakinan bersama bahwa produksi vaksin harus didistribusikan secara merata di negara-negara berkembang, termasuk di Afrika, Asia Timur, Timur Tengah, Indonesia, Asia Selatan, dan Amerika Selatan. "Jika terjadi pandemi lain, kita akan memiliki cukup ruang untuk memproduksi vaksin untuk delapan miliar orang," tegas Menteri Budi Gunadi Sadikin.
Kerja sama ini juga mencakup rencana pengembangan kapasitas produksi vaksin di Indonesia, sehingga Indonesia dapat berkontribusi lebih besar dalam penyediaan vaksin global. Hal ini sejalan dengan upaya Indonesia untuk menjadi pusat produksi vaksin di kawasan Asia Tenggara.
Sebagai informasi tambahan, sebelum penandatanganan MoU ini, Kementerian Kesehatan Indonesia dan King Salman Center for Humanitarian and Social Assistance (KS Relief) telah bekerja sama melakukan 38 operasi untuk kasus penyakit jantung bawaan.