Indonesia Desak G20 Tindak Konkrit Atasi Tantangan Global
Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Arrmanatha Nasir, mendesak negara-negara G20 untuk mengambil tindakan nyata dan membuat strategi kolektif dalam menghadapi tantangan global yang kompleks, termasuk krisis ekonomi dan perubahan iklim.

Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Arrmanatha Nasir, menyerukan negara-negara G20 untuk mengambil tindakan nyata dan menetapkan strategi kolektif dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Pernyataan tersebut disampaikan Nasir dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 (FMM) di Johannesburg, Afrika Selatan, Jumat (21/2).
Nasir menekankan pentingnya G20 untuk mengambil peran sebagai penggerak perubahan global yang nyata dan terukur. Ia mendesak agar G20 tidak hanya menjadi forum diskusi, tetapi juga platform aksi dengan komitmen yang transparan dan terukur. "Sekaranglah saatnya untuk berani mengambil keputusan dan menunjukkan dampak nyata," tegas Nasir.
Indonesia, menurut Nasir, siap memainkan perannya untuk memastikan G20 tetap relevan sebagai pendorong perubahan global. Dalam konteks dunia yang membutuhkan kepemimpinan berani dan keputusan tegas, G20 dipandang memiliki peran signifikan dalam mengatasi berbagai tantangan global.
Strategi Kolektif dan Berkelanjutan
Indonesia memandang perlunya strategi kolektif yang berkelanjutan dan berdampak bagi G20. Hal ini mengingat perkembangan global yang semakin kompleks, ditandai dengan gejolak ekonomi, perubahan iklim, dan kesenjangan sosial yang melebar. Nasir menyatakan, "Tantangan global tidak dapat dipecahkan dengan solusi jangka pendek. Kita membutuhkan peta jalan konkret yang memprioritaskan kesejahteraan manusia, perlindungan lingkungan, dan kemakmuran bersama."
Untuk memperkuat ketahanan terhadap krisis global, Nasir menyoroti pentingnya sistem peringatan dini yang lebih kuat, investasi dalam infrastruktur tangguh, dan mekanisme pembiayaan berkelanjutan untuk negara-negara yang berisiko bencana. Ia juga menyerukan aksi nyata dalam memperkuat rantai pasokan global, mempercepat inklusi digital, dan membangun ekonomi hijau yang berkelanjutan.
Nasir menekankan pentingnya memastikan bahwa transisi energi tidak memperdalam ketidaksetaraan global, melainkan menciptakan peluang untuk pertumbuhan inklusif. "Tidak ada negara yang boleh dipaksa untuk memilih antara membayar utang atau memastikan perlindungan bagi rakyatnya," tegasnya. Ia juga menyerukan mobilisasi pembiayaan untuk mempercepat transisi energi, termasuk melalui skema kerja sama pemerintah dan sektor swasta.
Pembahasan Kinerja G20 dan Isu-Isu Prioritas
Dalam diskusi kinerja G20, sejumlah delegasi mengusulkan penyederhanaan kerja dan mendorong G20 agar lebih efektif dan fokus pada hal-hal prioritas tinggi. Selain itu, isu kecerdasan buatan (AI), tata kelola data, dan inovasi dalam konteks pembangunan berkelanjutan juga menjadi perhatian dalam FMM G20.
Secara keseluruhan, pernyataan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia ini menekankan urgensi tindakan nyata dan strategi kolektif dari negara-negara G20 dalam menghadapi berbagai tantangan global. Indonesia sendiri berkomitmen untuk berperan aktif dalam mencapai tujuan tersebut.
Indonesia mendorong G20 untuk menjadi katalis perubahan dengan komitmen yang terukur dan transparan. Dengan demikian, G20 diharapkan dapat menjadi platform aksi, bukan hanya forum diskusi semata. Hal ini sejalan dengan upaya global untuk menciptakan dunia yang lebih adil, berkelanjutan, dan sejahtera.